Satu satu

17.8K 802 4
                                    

Hari ini sama seperti hari hari sebelumnya. Dimana setiap hari ia akan menjadi korban pengalihan tugas yang seharusnya dikerjakan Ketua Osis dan malah menjadi tugasnya. Menyebalkan memang, padahal ia bukan bendahara apalagi Wakil Osis. Ya, dia hanyalah anggota osis biasa yang tidak memiliki jabatan penting.

Saat ini di koridor sekolah, dia sedang membawa buku teks baru untuk diberikan kepada petugas upacara sekolah yang akan digunakan untuk upacara hari senin pada umumnya. Dia rela pagi pagi sekali datang ke sekolah karena katanya ada tugas urgent yang harus diselesaikan sekarang juga. Dan sesampainya disekolah dia tidak melihat para anggota osis berkumpul sama sekali sampai terheran heran, katanya urgent tapi kenapa hanya dia yang ada disini?. Akhirnya dia menelpon ketua osis meminta penjelasan. Dan ternyata dia dikerjai.

(sebelum Vanya tau tugas urgent apa yang dikerjakan)

Telpon sudah tersambung "Halo ar, disini gak ada siapa siapa. Coba lo telponin semua anggota osis yang lain, kata lo urgent kok cuma gue doang sih?" tanyanya bertubi tubi.

"Ya emang urgent banget, tapi cuma perlu lo doang kok" jawab seseorang di seberang sana.

"Ya emang tugas urgent apa? kok lo juga gak dateng sih? biasanya juga langsung dijelasin kan?" Perasaanya menjadi tidak enak. Sudah sangat hafal sifat ketua osis yang bernama Arlan itu. Mendengar namanya memang terdengar ketua osis yang berwibawa tapi di pandangan Vanya, Arlan adalah sosok yang pintar membuat ide dan pintar mengatur tapi malas bergerak. Bagaimana tidak, idenya selalu cemerlang juga tidak ada yang bisa membantah perintahnya kalau mode tegasnya keluar, tapi masalahnya dia malas untuk melakukan semuanya dengan usaha sendiri, mageran titik.

"Oh, gue ditugasi nyusun teks baru buat upacara hari senin. Soalnya, sekalian latihan upacara ulang tahun sekolah. Karena gue belum sarapan, otak gue lagi gak berfungsi jadi lo aja deh yang nyusun" Kan? dugaan Vanya memang benar. Ketua osisnya itu sangat menyebalkan.

"Hm dan lo pikir gue pagi pagi buta kesini gue udah sarapan HAH? KAMPRET! Kenapa gak lo aja yang nyusun sekalian cetak? Lo kan punya laptop sama printer dirumah? dan kenapa MESTI GUE?" Vanya hanya bisa mengelus dadanya berusaha tidak membanting ponselnya sendiri.

"Yaudah si Van, kan cuma lo yang udah ada disekolah" jawab Arlan enteng tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Ya karana lo cuma nelpon GUE! lagian Ar, tugas kayak gini kan yang lain juga bisa!" jawab Vanya sedikit ngegas. Sungguh gemas,greget pengen gigit.

"Karena yang lain bisa, berarti lo juga bisa dong Van. Udah ah, nasi goreng gue gak abis abis nih. Udah tenang, lo belum sarapan kan? Nanti gue minta mami bungkusin nasi gorengnya buat lo" Ah yasudah lah, dia juga sudah lelah jiwa dan raga menghadapi sifat kurang ajar dari si Arlan. Heran, siswa dan guru kok bisa milih Arlan jadi ketua osis? Bahkan di agung agungkan oleh semua guru disekolah ini. Betewe maminya Arlan masakannya memang paling bikin Vanya tunduk, soalnya enak banget kayak ada resep rahasianya gitu.

Dengan malas akhirnya Vanya berjalan memasuki koridor sekolah menuju ruang Lab komputer untuk mengerjakan tugas sialan itu. Aneh aneh saja tugas seperti ini kenapa harus sampai menyuruh anak osis yang mengerjakan. Dengan segenap hati dan sedikit menggerutu Vanya duduk didepan komputer dengan jari jari diatas keyboard. Vanya mengetik dengan dua jari diatas keyboard. Dia bukanya gaptek tetapi jarinya itu tidak pernah mau sinkron dengan otaknya, menyusahkan sekali. Itulah salah satu alasan Vanya tidak bisa main alat musik piano padahal ingin sekali belajar piano.

Sudah setengah jam Vanya berada di lab komputer. Siswa mulai berdatangan terlihat dari jendela lab. Sebenarnya Vanya sudah selesai dengan urusannya dari tadi, tetapi dia memanfaatkan fasilitas WiFi untuk menononton MV idol Kpop yang baru saja dirilis semalam haha.

Vanya Mengecek smartphonenya, sudah ada notifikasi pesan dari Arlan dilayar Smartphonenya. Sekarang waktunya bangkit dari zona nyamannya. Arlan menanyakan keberadaanya lewat pesan Wa. Dia akan memberikan teks yang sudah jadi kepada Arlan. Kata yang kurang baik atau kekurangan yang lainnya itu sudah menjadi urusan Arlan. Dia akan Say goodbye, kemudian memanjakan perutnya yang segera minta diberi sarapan.

Ternyata koridor maupun ruang kelas sudah sangat ramai oleh siswa yang lain walaupun masih ada setengah jam lagi waktu bell masuk berbunyi. Mungkin, mengingat ini hari senin. Dengan santai Vanya berjalan dengan pandangan menunduk. Ya, dia memang pemalu dengan orang yang tidak kenal. Walau Vanya adalah anggota osis yang sering bolak balik ke kelas lain, tetap saja kalau hanya yang kenal nama atau wajah dia lebih banyak diam. Istilahnya kalau tidak di sapa dia tidak akan menyapa, kalau disapa duluan dia akan menyapa balik. Bukannya sombong, hanya saja dia merasa kikuk dan tidak pandai memulai pembicaraan untuk menjadi lebih akrab dengan orang lain. Sedang asyik dengan pikirannya sendiri, tiba tiba ada seseorang yang menghadang jalannya membuat langkahnya terhenti.

"Hai kakel cantik"
Seorang laki laki berdiri menghadang jalan Vanya. Tidak ketinggalan senyum manis yang membuat siapapun yang melihatnya gemas dan terpesona.

Berbeda bagi Vanya yang berdiri menatap bosan adik kelasnya yang setiap hari akan selalu mengikutinya terang terangan itu. Bagi yang melihat senyum manis adik kelasnya itu mungkin akan terpesona, tetapi baginya itu sangat sangat manipulasi. Pasalnya sikapnya seperti iblis!!!

______________________________________

Pesan penulis

aku enggak banyak nuntut karena ini hiburan buat diriku semata. kalau kalian menghargai karyaku, aku akan sangat bersyukur.

Hasil imajinasiku yang enggak jelas dengan cara tulisanku yang lebih enggak jelas pula. jadi enggak ada jiplak menjiplak tulisan orang lain :).

Hello, my senior girl~ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang