Tujuh

5.7K 370 3
                                    

Dimalam ini, tepatnya jam 7 malam. sebuah pesta meriah diadakan. banyak anak kecil berpakaian lucu, mulai dari anak perempuan yang menggunakan gaun warna warni yang cantik juga tatanan rambut yang menambah kesan imut, sampai anak laki laki dengan pakaian jas yang membuat mereka tampan dan lucu.

Seorang gadis remaja dengan pandangan berbinar tengah bercengkerama dengan anak perempuan yang paling cantik di pesta ulang tahun ini. anak perempuan itu adalah Tuan puteri alias pemilik acara ulang tahun ini.

"Wah cantik banget!!." ujar Vanya antusias.

Gadis itu menggandeng anak perempuan itu kearah seorang laki laki dengan setelan jeans medium spray dan jaket denim dengan kaos putih polos sebagai dalaman. wajahnya tidak berhenti tersenyum karena gemas dengan gadis kecil disampingnya yang tingginya hanya sebatas pinggangnya saja.

Setelah tepat berada didepan laki laki tujuannya itu, Vanya tertawa gemas menghadap ke arah gadis kecil disampingnya.

Berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Tuan puteri di pesta ulang tahun ini. "Mmm abis ini kakak bawa pulang mau yah? kakak bakalan beliin permen cokelat tiap hari mau?" ujar Vanya mencubit ringan pipi anak perempuan yang ada dihadapannya.

"Anak kecil sok sokan mau nyulik anak kecil." ledek laki laki dengan setelan jeans yang ternyata adalah Arlan sang ketua osis.

Vanya mendongak memandang sinis laki laki disisinya itu. kembali menghadap gadis kecil dihadapannya dengan senyuman manis karena gemas ingin peluk.

"Gimana? mau yah ikut kakak?." ajak Vanya sekali lagi.

"Enggak mau!, kata mamah enggak boleh ikut sama olang asing, jangan mau walau diiming imingi benda kesukaan aku sekalipun." kata gadis itu, menolak ajakan Vanya dengan ekspresi lucunya.

"Tuh Va denger!! jadi lo enggak usah nakut nakutin anak orang. tampang lo tuh kriminal di mata anak kecil kayak Yura" Vanya langsung melemparkan tatapan tajamnya setelah mendengar perkataan Arlan yang mengejeknya.

Gadis kecil si tuan puteri acara ini merentangkan kedua lengannya kepada Arlan minta digendong. Arlan dengan senang hati menggendong sepupunya yang menggemaskan bernama Yura.

"Yah padahal kita udah kenalan tadi, berarti kita bukan orang asing kan? kamu udah tahu nama kakak Vanya iya kan? Yaudah deh kalo kamu enggak mau ikut kakak, tapi kita harus sering main bareng boleh kan? padahal kakak pengen jadi temen Yura loh~." kata Vanya yang pura pura ngambek.

"Hmm iya deh, kalo main baleng pasti boleh sama mamah. Kak alan!! kak Vanya bukan olang asing, kita udah kenalan tadi. kak Vanya bukan olang ke-li-mi-nal, kak Vanya itu kakak cantik!!" ucapan polos Yura dengan kata kata yang belum lancar , menambah kegemasan dimata Vanya.

Vanya merentangkan tangannya meraih Yura dari dekapan laki laki dihadapannya, mengajak ngobrol gadis kecil itu lebih banyak lagi dengan bahasan yang random.

"Kita main yuk? kamu mau buka kado dari kakak enggak?." ajak Vanya.

Karena acara ulang tahun  ini memang sudah selesai dari tadi, ada beberapa anak anak yang memang sudah pulang bersama orang tuannya masing masing, juga ada beberapa yang masih menikmati jamuan acara. kebanyakan masih kerabat dekat yang tetap tinggal.

Gadis remaja itu, menaiki lantai dua bersama gadis kecil yang sama cantiknya tepat berada di gendongan nya. mereka menuju ruangan yang lebih nyaman untuk mengobrol atas perintah laki laki yang adalah sepupu dari gadis kecil berada didekapannya itu.

Disisi lain, tepatnya dilantai satu, ada satu keluarga yang baru saja datang. bukannya telat, sepertinya memang baru sempat karena sibuk dengan urusan masing masing. namun, mereka membantu banyak dalam dekorasi acara ulang tahun hari ini.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang