14. Tidur Bareng?

136 23 5
                                    

Baru saja Aretha tidur beberapa menit, ia sudah merasakan panggilan alam. Matanya terbuka sedikit, jalannya pun sedikit lamban karena kantuk yang menyerangnya. Ia juga sedikit kesulitan mencari toilet. Seharusnya ia bertanya letak toilet lebih awal. Alhasil, gadis itu terputar-putar, kebingungan mencari toilet di tempat seluas ini. Atau jangan-jangan, tidak ada toilet?

Gadis itu mendengus. Tadi ia berada di ruang utama, dan setelah mencari-cari ia kembali ke ruang utama lagi. Tempat apa sebenarnya ini? Kenapa bisa lebih luas dari rumahnya?

Rasa kebelet semakin menjadi-jadi, Aretha tak menyerah, jika ia tahan sampai pagi, bisa-bisa ia ngompol. Gadis itu menyusuri setiap sudut ruangan. Dan tak sengaja, ia melewati sebuah ruangan dengan pintu kayu dan kaca kecil di atasnya. Ia berhenti tepat di depan pintu itu tanpa menoleh. Namun, ia melirik dari sudut matanya. Tampak cahaya yang lumayan terang, membuatnya semakin curiga.

Perlahan ia memutar tubuhnya menghadap ruangan tersebut. Matanya kini terbuka sempurna. Ia mengulurkan tangannya meraih gagang pintu, kemudian menarik tuasnya, dan ternyata saat Aretha dorong sedikit pintu tersebut, pintu itu justru terbuka.

Terasa ragu, tapi juga penasaran. Aretha menoleh sekitarnya, tak ada orang. Ia pun membuka pintu tersebut perlahan-lahan. Kakinya juga demikian, melangkah begitu pelan.

Saat berada di dalam ruangan, tubuh Aretha tercengang, membatu melihat apa yang ada di hadapannya. Jantungnya berpacu kuat, ia sampai menelan salivanya.

Begitu banyak monitor CCTV di depan matanya, membuatnya lumayan pusing, ada pula layar-layar yang tidak Aretha mengerti, seperti di film film tentang hacker.

Aretha melangkahkan kakinya maju mendekati salah satu monitor. Matanya memicing. Di monitor itu, tampak suasana kota yang dipenuhi dengan makhluk agresif. Cewek itu melihat ke monitor lainnya, dan ya, dengan penampakan yang hampir sama walau berbeda tempat.

Berbagai pertanyaan muncul di kepala gadis itu. Ia bingung, siapa sebenarnya Sakya dan Ardian ini? Sakya membuat ini sejak tahun 2010, dan sekarang di ruangan bawah tanah ini, ada begitu banyak monitor yang memperlihatkan tempat-tempat yang sudah dipenuhi mayat hidup. Juga, apa alasan Ardian membawanya ke sini? Mereka baru saja kenal.

Beberapa saat kemudian, Aretha merasa aneh, seakan ada seseorang yang mengamatinya dari belakang. Dengan gesit, cewek itu menoleh ke belakang, menyapu pandangannya ke sekeliling untuk memastikan.

Ia melangkah perlahan ke luar, sembari melirik ke kanan dan kiri. Namun, sampai dirinya berada di luar, ia tak melihat ada seorang pun di situ. Mungkin hanya firasatnya saja, tak heran, ini sudah menjelang subuh, dan Aretha juga sedang banyak pikiran.

Lantas cewek itu kembali mencari toilet, dan syukurlah, hanya dengan lurus sedikit saja dari ruangan itu, Aretha sudah mendapatkan toilet.

Ia memenuhi panggilan alamnya, lalu kembali ke kamarnya. Walaupun sedikit bingung jalan kembali ke kamar, tapi tak butuh waktu cukup lama, ia sudah berada di kamarnya. Tetapi, entah mengapa ia mencium aroma berbeda di kamarnya.

Tak ingin berlama-lama merasakan paranoid, Aretha langsung merebahkan tubuhnya dan tidur.

🐻‍❄️🐻‍❄️🐻‍❄️

07.45

Akibat tidurnya yang kurang, sudah pagi begini pun Aretha masih terlelap. Gadis itu menggeliat, mengganti posisi dari terlentang, menjadi berbaring ke samping, lalu meraih guling.

Namun, lagi-lagi Aretha merasa aneh. Ia meraba-raba gulingnya, dan seketika matanya terbuka lebar. Ia segera menyalakan lampu tidur, dan melihat ke sampingnya.

"Aaaaaaaaaaaaaaa!" pekik Aretha.

Begitu terkejutnya gadis itu melihat guling yang tadi ia peluk. Kenapa bisa jadi Ardian? Jadi dari tadi ia tidur seranjang dengan cowok itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Attack of Zombies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang