BOSQUE JANGAN LUPA VOTE SEBELUM BACA YE BOS:D
HAPPY READING ^^
-
Aretha berjalan ke arah si anak kecil dan membalikkan badan anak kecil tersebut.
"Aaaaa!!"
Karen terkejut mendengar pekikan Aretha, apalagi saat Aretha jatuh terduduk dengan badan yang gemetaran. Lantas ia bergegas menghampiri Aretha, dan memastikan bahwa tidak terjadi hal buruk pada sahabatnya.
Tetapi tidak hanya Karen saja yang terkejut, pasien-pasien lainnya juga sama kagetnya, tapi mereka semua tetap berada di tempat dan hanya memandang Aretha dengan mata terbelalak.
Beda halnya dengan para dokter dan suster yang berlalu lalang, mereka tidak menghiraukan pekikan Aretha, bahkan untuk memandang saja enggan.
"Lo gapapa kan, Tha?" tanya Karen khawatir.
Aretha diam, ia tidak bisa berkata apa-apa, jantungnya saja berdetak kencang melihat pemandangan yang tidak layak untuk dilihat barusan. Melihat itu, Karen menjadi penasaran, ia menghampiri ranjang anak kecil itu dan melihat kondisinya.
"Astaga." Karen menutup mulut dengan satu tangannya sebab tidak menyangka. Ia berjalan mundur beberapa langkah lalu terdiam.
Wajah anak laki-laki itu berlumuran darah, mulutnya robek, sebelah matanya terlepas, pupilnya mengecil, pipinya telah hilang dan memperlihatkan daging di dalamnya yang telah membusuk.
Karen merasa ada hal janggal, beberapa saat yang lalu ia melihat anak kecil itu masih sehat dan wajahnya tidak seperti sekarang, lalu apa yang merubah anak kecil itu secepat kilat tanpa hitungan menit?
Karen menghampiri dokter yang sedang berjalan di koridor, ia memanggil-manggil dokter tersebut sembari berlari mengejar. Namun anehnya dokter yang dipanggil sama sekali tidak menoleh, justru pasien-pasien lainnya yang menatapnya heran.
"Woy dokter bangs*t!" geram Karen menarik pundak dokter laki-laki yang ia kejar sehingga dokter itu berputar badan menghadapnya.
"Lo itu dokter waras apa gila sih? Pasien kejang-kejang sampe muka hancur kayak gitu gak dihiraukan, otak lo otak udang apa gemana?!" protes Karen dengan napas memburu.
Tidak ada jawaban, dokter itu justru terdiam tanpa ekspresi dan semakin membuat Karen geram.
"Eh gobl*k! Lo tuli? Ini rumah sakit bukan sih? Udah bayar mahal-mahal tapi pelayanannya buruk, mati aja lo!"
"Saya minta maaf," ucap si dokter akhirnya.
"Maaf maaf pala lu pe'a! Lo gak lihat tuh anak kecil, hah?! Mana temen-temen bangs*t lo yang lain?!"
Tidak memperdulikan ucapan Karen, dokter itu langsung mendatangi tempat anak kecil itu, ia mengambil brankar dan menaruh tubuh anak kecil tersebut ke atas brankar dan mengikat tubuhnya dengan tali yang entah didapat dari mana.
Karen, Aretha dan pasien-pasien lainnya semakin bingung, terlebih lagi saat dokter itu mendorong brankar entah kemana tanpa sepatah kata pun.
"Ren, gue gak mau disini," lirih Aretha.
"Tapi kan lo belum sembuh, Tha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack of Zombies
AdventureTak ada yang menyangka dunia bisa menjadi neraka dalam kurun waktu singkat. Manusia biasa saja terkadang lebih mengerikan dari setan. Kini justru tumbang satu per satu, mati hanya dengan gigitan, menjadi makhluk yang agresif, dan sulit untuk dihinda...