Ini hanya cerita fantasi, yang mana hal tidak masuk akal diakal-akalin aja😎
-----
"Gue kenal lo cuma sebatas nama dan tampang. Tapi karena lo kasih gue hoodie waktu gue kedinginan. Itu sudah cukup mengenalkan diri lo sebagai laki-laki penuh pengorbanan."
-
Dinginnya udara membuat Adel memeluk tubuhnya sendiri, berharap akan ada kehangatan yang menyelimutinya.
Baru saja ia melihat jam yang bertengger manis di tangannya, dan ternyata jarum pendek sudah menunjukkan pukul 00.20.
Mereka berada di bawah pohon rindang, lebih tepatnya sih beringin untuk istirahat sampai menunggu mentari datang.
Semuanya sudah terlelap dan terjun ke alam mimpi, terkecuali Adel. Bukan insomnia, melainkan ia kedinginan karena pakaiannya yang berlengan pendek.
Bibirnya bergetar dan mengeluarkan suara bervolume kecil. Tidak hanya itu, wajahnya juga pucat pasi. Ia menutup matanya sejenak, dan saat ia buka kembali, ia melihat Arta yang sudah berada di hadapannya.
Laki-laki itu membuka hoodienya, lalu memberikannya pada Adel. "Lain kali kalau kedinginan bilang, jangan diam aja," tegurnya.
Adel bergeming, matanya tak berkedip menatap Arta.
"Ambil," titah Arta.
Barulah Adel sadar dari lamunannya. Ia segera mengambil hoodie milik Arta, dan memakainya. Sementara Arta hanya memakai kaos oblong berwarna kelabu.
"Makasih," tutur Adel.
Arta menganggukkan kepalanya. "Untung gue peka, kalau nggak besok bangun-bangun gue lihat lo udah jadi mayat."
-
Tepat pada jam 4, Ardian terbangun dari tidurnya. Misi yang sudah ia rencanakan sedemikian rupa akan dijalankan. Dan jika ditanya tentang apakah misi itu, hanya dia dan Tuhan yang tahu.
Ardian berdiri dan mengambil tas senapannya yang digantung di dinding. Tak lupa juga ia membawa peralatan memanah, dimana anak panahnya itu ia gendong di punggung, sedangkan busurnya ia jinjing.
Setelah mengambil perlengkapannya, Ardian mendatangi Aretha. Ia tertawa geli melihat betapa polosnya wajah Aretha saat tidur. Bahkan niatnya untuk membangunkan Aretha sampai hampir terurungkan saking tidak teganya.
"Reth, Retha!" panggil Ardian mengguncang pelan bahu Aretha.
Tak ada respon dari gadis itu. Dan secara tiba-tiba muncul di pikirannya kejadian saat dirinya dan Aretha berkenalan. Dimana keduanya saling beradu gombalan.
"Sayang, bangun!" panggilnya lagi.
Dan kali ini Aretha langsung menggeliat dan membuka matanya. Aneh, tapi memang begitu kenyataannya.
"Dipanggil sayang baru bangun," ejek Ardian.
"Bodo! Lagian ngapain sih bangunin orang segala? Ganggu aja lo!" gerutu Aretha.
"Sante bae woy! Udah cepetan bangun, gak usah banyak nanya!" titah Ardian.
"Iya iya ah, bawel amat si!"
Aretha beranjak duduk, mengumpulkan nyawa dan sesekali matanya ingin kembali tertidur.
"Lo punya skill apa?" tanya Ardian tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack of Zombies
AdventureTak ada yang menyangka dunia bisa menjadi neraka dalam kurun waktu singkat. Manusia biasa saja terkadang lebih mengerikan dari setan. Kini justru tumbang satu per satu, mati hanya dengan gigitan, menjadi makhluk yang agresif, dan sulit untuk dihinda...