9

3.1K 268 0
                                    

"Dimana ponselmu?" tanya Mingyu pada Wonwoo.

"Ponsel? Untuk apa?"

"Untuk berkomunikasi denganku jika kita sedang jauh"

Wonwoo menggeleng, "Di laut, aku melemparnya kesana 2 tahun yang lalu. Lagipula aku tidak membutuhkan benda itu"

"Astaga" Mingyu pun langsung meraih ponselnya dan menelpon seseorang.

"Rowoon, belikan satu ponsel sepertiku dan berikan padaku di rumah sakit Daehan secepatnya"

Kemudian ia mematikan teleponnya.

"Mingyu, kau terlalu berlebihan kau tau itu—"

"Wonwoo, aku tidak mau kehilanganmu lagi. Begitu pula anakku, jadi pastikan kau tetap mengabariku saat aku jauh darimu ya? Kita sudah menikah, Wonwoo. Ya?"

"Apa kita benar menikah?"

"Apa yang kau katakan Wonwoo, aku bahkan masih menyimpan cincin pernikahan kita"

Wonwoo menghela napasnya dan menunduk.

"Dan aku..." Mingyu ikut menunduk sebelum akhirnya berlutut di hadapan Wonwoo.

"Mingyu! Kenapa kau berlutut! Cepat bangun!" ucap Wonwoo menahan suara lantangnya karena Ichan sedang tertidur.

"Aku minta maaf Wonwoo, atas segalanya. Aku berpikir kau hanya bermain main denganku karena papah mengirim foto kau bersama pria lain di bar, aku salah. Aku tidak seharusnya menyerah padamu begitu saja, aku... adalah suami terburuk"

"Mingyu" Wonwoo ikut berlutut dan memeluk Mingyu, "Ini bukan salahmu"

"Aku membiarkanmu melalui masa sulit sendirian"

"Tidak, tidak Mingyu. Aku tidak sendirian, nenekmu serta kakak sepupumu merawatku dengan baik"

Mingyu pun memeluk Wonwoo dengan eratnya dan mencium bahu Wonwoo sementara air matanya mengalir deras, "Aku minta maaf"

~•~

"Aku tidak akan pergi kemana mana, jadi kumohon lepaskan tanganmu dari pinggangku ya?" tanya Wonwoo saat Mingyu memeluknya dari belakang saat ia sedang memotong buah buahan.

"Aku hanya merindukanmu" Mingyu mengecup leher Wonwoo, membuat pipi Wonwoo memerah.

"Aku akan membelikan kita cincin pernikahan yang baru—"

"Ayah..."

Wonwoo langsung melepas paksa tangan Mingyu dari pinggangnya dan menoleh ke arah Ichan.

"Iya sayang?" Wonwoo pun menghampiri putranya.

Ichan pun menangis.

"Ichan, sayang? Kenapa menangis? Apa ada yang sakit? Kenapa sayang?" tanya Wonwoo yang mulai panik.

"Sebentar, biar papah panggil dokter—"

"Tidak perlu, pah" ucap Ichan.

Mingyu pun menahan langkahnya, "Lalu kenapa sayang? Hm? Ada apa?"

"Tidak, hanya saja... Ichan tidak paham. Ichan merasa sangat senang tapi kenapa air mata Ichan keluar?"

Wonwoo pun tersenyum dan langsung memeluk Ichan, "Auh kesayangan ayah"











to be continue...

Path To You ; Meanie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang