Apa Jawabanya?🔞

25.9K 1.4K 50
                                    

|Happy Reading|

Setelah kejadian waktu itu waktu dimana Aiden sangat malu hingga ingin sekali menghilang dari bumi, ia tak berani menatap Juna.

Aiden sangat-sangat malu setiap melihat wajahnya, ia selalu mengingat kejadian waktu itu.

Juna yang tak tahan dicuekin pun menegurnya, saat Aiden mencoba menghindar lagi, juna langsung menarik tangannya.

"Den, lo kenapa sih?"

"Ke-kenapa? Gak gapapa," Ucapnya gugup.

"Lo masih malu, karena kejadian yang waktu itu hm?"

"Gak, kejadian yang mana?"

"Yang waktu itu lu ngedesah di toilet," bisiknya di telinga Aiden.

Sekujur tubuhnya memanas, mendengar bisikan itu.

Juna mengelus-elus rambut Aiden

"Udah gak usah malu, untung waktu itu yang dikamar mandi gue, coba kalo varo habis dah keperawanan lu."

"Iih apaan sih, udah ah jangan dibahas lagi."

Aiden melepaskan tanganya, lalu pergi ke kamar.

"So cute," ucayp Juna sambil tersenyum saat melihat tingkah pria yang lebih muda darinya itu.

***

Aiden mencari cari sesuatu, didalam tasnya yang tak kunjung ketemu.

"Iih, diamana sih uangnya, masa iya ketinggalan."

Aiden membuka ponselnya, lalu menelpon Juna yang mungkin saja masih berada dirumah.

"Halo Bang Nana"

'iya kenapa? tumben nelpon.'

"Bang nana masih di apartemen?"

'iya masih ini lagi mau berangkat'

"Tolong ambilin dompet Aiden dikamar, Aiden mau pulang tapi gak bawa uang."

'Gue yang jemput, tunggu disana.'

"Eh gak usah! anterin dompetnya ajah, nanti Bang Nana telat."

'Gak papa, kantornya toh punya gue, suka suka gue mau dateng jam berapa.'

"Yaudah, yaudah iya."

Aiden menutup telponnya

***

Ia menunggu sudah setegah jam disana, tapi jemputannya tak datang juga, tak sengaja Aiden melihat Varo dan Reggie.

"Baru juga Lulus!"

"Hai varo, eggie!" Reggie dan varo mencari sumber suara.

"Oh haiii Aiden," sapa Reggie.

Aiden menghampirinya

"Varo liat Bang Nana gak?"

"Gak liat bukannya dia sama lu?"

"Gak, dari tadi Aiden nungguin, gak dateng dateng."

"Mungkin kesasar, coba lu cari sana."

"Yaudah, Aiden duluan yah gie."

"Iya, hati hati kesasar jugak."

"Iyah," Aiden pergi meninggalkan Varo dan Reggie, lalu lanjut mencari Juna.

"Duh bang nana kemana sih, lama banget, tadi katanya mau jemput," Kesalnya sambil duduk di trotoar karna cape berdiri setegah jam.

Sebuah motor sport berhenti di depannya

"Sorry dean, tadi ada sesuatu yang harus gue urus bentar."

"Kenapa gak telpon ajah, kan biar Aiden bareng yang lain."

"Gue udah telpon, tapi gak lu angkat."

Aiden mengecek ponselnya, benar saja hpnya sudah mati karena kehabisan baterai.

"Yaudah ayo naik, nih helm nya," Juna memberikan helm full face kebesaran yang waktu itu dipakai oleh Aiden.

Saat Aiden sudah naik, Juna langsung mengegas motornya, membuat Aiden hampir kejengkang.

"Iih yang bener apah untung Aiden gak jatoh," kesalnya sambil menabok helm Juna Dari belakang.

Juna terkekeh

"Lagian siapa suruh gak pegangan"

***

"Aiden," panggil Juna

"Kenapa?" Tanya Aiden yang lagi memakan Es Cream sambil menonton TV.

"Lo dah tau kan, perjodohan lu sama Varo dibatalin."

"Iyah, emang kenapa?"

"Nanti pas orang tua lu balik, lu pulang kerumah lu?"

"Ya iyah lah, masa iya disini terus."

"Lu gak suka tinggal disini?" Tanyanya lalu mematikan TV.

Sepertinya Aiden Salah menjawab

"Gak bukan gituh," Aiden yang tadinya fokus dengan acara TV nya langsung menatap Juna.

"Terus apa hm?"

Aiden berpikir sebentar lalu menjawab

"Eungg,, Aiden kangen kamar Aiden."

"Yang bener?"

"Iya lagian juga kan gak jadi dijodohin lagi, ya Aiden pulang," lanjutnya.

Sejujurnya Aiden juga sudah betah disini, tapi orang tua Aiden minggu depan sudah balik.

"Kalo semisalnya lu dijodohin sama gue gimana?" Tanyanya sambil merangkul Aiden, membuat wajahnya semakin mendekat.

Pipi Aiden memanas, ia mengalihkan pandangannya, tidak tau harus jawab apa, di satu sisi dia menginginkannya, disisi lain ia sangat gengsi untuk menjawabnya.

Karena merasa didiemin, Juna menarik tengkuknya, lalu mengecup bibir Aiden dengan tiba-tiba.

"Kenapa gak jawab?"

"Em anu- itu,," Aiden benar-benar bingung.

"Sini," juna menepuk nepuk pahanya, memerintah Aiden untuk duduk dipangkuannya, Aiden menurutinya.

Setelah itu menarik dagunya, lalu mengelus-elus setiap inci bibir Aiden.

"Ayo jawab, kalo misalnya lu dijodohin sama gue gimana, lu mau?"

"Kalo Bang Nana?"

"Kalo gue? Ya jelas gue gak akan nolak orang seimut lu," Jawabnya sambil meraba-raba kedalam baju Aiden.

"Nhh,, geli mhh,,"

Sampai dimana, jari jemari Juna memainkan nipple yang berada dibalik baju itu.

"Nhh,, nghh,, bhang nhna,,, lhepasin mhh,,"

Desah Aiden sambil meremas bahu Juna

"Gak gue lepasin sempe lu mau jawab"

Aiden berusaha menyingkirkan tangan juna, tapi kedua tangannya ditahan.

Tangan juna berpindah ke arah bawah, ia meremas bongkahan sintai milik Aiden.

"Aiden gak mau jawab"





Tbc

Arghh gereget sya kalo g di publish tadinya rencana nya mau nunggu selese tinggal publish tapi sya orang nya jugak tidak sabaran~

Only You [bxb] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang