Dua tahun berlalu, mereka pun sudah menikah, dan mengadopsi bayi laki laki yang diberi nama candra.
"Sayang~"
"Apa?" Tanya Aiden yang masih terus menggendong bayinya itu.
Juna menarik pinggangnya, membiarkan Aiden duduk dipangkuannya.
"Ih nanti bayinya nangis."
"Ulululu~ anak ganteng, jangan nangis terus, kamu gak kasian sama papah, hm?" Ucapnya sambil mengelus elus wajah bayinya dengan lembut.
Aiden hendak bangun tapi ditahan olehnya.
"Jangan berdiri terus, emang kamu gak cape?"
"Tapi nanti dia nangis lagi kalo gak di gituin."
"Yaudah sini gantian," Juna gantian menggendong bayinya, sedangkan Aiden kembali duduk, sembari memperhatikan Juna dan bayinya.
"Bang Nana," panggil nya kepada Juna.
"Kok masih panggil bang sih, kan aku dah bilang, panggil nya tuh mas."
"Blom terbiasa ih"
"Iyah udah, kenapa?"
"Apanya?"
"Kan kamu tadi manggil, kenapa emangnya?" Ucapnya gemas sambil mencubit pipinya pelan.
"Gak cuman manggil doang"
"Kamu nih gak jelas," Aiden hanya bisa nyengir.
"Mas"
"Apa lagi?"
"Aku suka sama Mas Nana"
"Iya, terus kenapa?" Tanyanya yang masih sembari menggendong candra.
"Kok terus? Mas Nana gak suka sama aku?"
"Siapa bilang gak suka?"
"Ya kali aja gituh udah gak suka lagi," Ucapnya cemberut.
"Mas suka sama kamu, jauh sebelum kamu gede."
"Emang?"
"Iya, mas kan waktu itu ikut liat mama kamu lahiran."
"Dih boong yah?"
"Beneran, tanya aja ke mama mu, soalnya mas diceritain sama mama mu."
"Dih curang masa mas dikasih tau, tapi aku gak dikasih tau!"
Juna mencubit pipinya lagi sangkin gemasnya.
"Udah, lagian ituh udah lama banget, yang penting kan kamu dah jadi milik mas seutuhnya."
Aiden tersipu malu, mendengarnya.
***
"Sabun udah, sikat Gigi udah, tisu udah, bahan bahan dapur juga udah, apa lagi yah," Gumamnya sambil mengingat ingat kembali, apa lagi yang belum ia beli.
"Iih lucu banget bayinya," Ucap seseorang yang tiba tiba datang menghampirinya, sambil melihat bayi yang ia dudukan ditroli belanjaannya.
"Oh, hai! Berdua aja sama dedeknya?" Tanya Perempuan itu kepada Aiden.
"Ah, iya," Jawab Aiden, yang masih mengawasi bayinya yang dipegang pegang oleh perempuan itu.
"Wah kebetulan, aku juga lagi belanja sendirian nih," perempuan itu menggendong Candra dengan tiba tiba.
Tapi langsung diambil alih oleh Juna, yang baru saja datang.
"Eh," Perempuan itu terpesona, dengan paras tampan yang dimiliki Juna.
"Maaf anda siapa yah?" Tanya Juna kepadanya.
"Nama saya kia, saya juga pembeli disini," Ucapnya sambil tersenyum.
"Itu, anak mas nya?" Lanjutnya.
"Iya ini anak saya."
"Kalo mas satunya lagi?" Tanyanya kepada Aiden.
Juna langsung memeluk pinggang Aiden.
"Dia suami saya," Ucap Juna, membuat kia sedikit kaget.
"Oh, yaudah saya permisi dulu yah, selamat berbelanja," Pamitnya setelah mendapatkan teguran keras.
"Mas ih!" Aiden langsung melepaskan tangan Juna dari pinggangnya.
"Kenapa sayang?"
"Malu tauk!" Kesalnya kepada Juna.
"Ngapain malu, toh kan sesuai fakta."
"Iya tapi gak gitu jugak!"
"Iya yaudah yaudah, udah terlanjur," Ucapnya sambil mendudukan Candra kembali ke tempat duduknya.
"Kok lama banget datengnya, sampe udah mau selese belanjaannya."
"Iya tadi macet banget jalanannya, gak bisa ngebut," Jelasnya.
"Udah ini doang belanjaannya?"
"Gak tau, kayaknya udah deh," Jawabnya yang masih memikirkan apa yang kurang.
"Ini," Juna mengambil kon*om yang berada di rak terdekat.
"Iiih! Mas!" malunya.
"Iya kan, emang stok yang dirumah masih ada? bukannya udah habis, dipake kemaren malem?"
"Yaudah iyah," Aiden mengambil nya dan cepat cepat menaruhnya keranjang.
"Apa lagi? susu buat si candra udah?"
"Nah iya itu susu," Aiden pun berjalan mencari rak susu berada.
"Udah? masih ada lagi?"
"Udah, udah semua, ayo bayar."
***
Hari hari berlalu, mereka sudah seperti keluarga kecil yang bahagia, makan bersama, mandi bersama, tidur bersama, belanja bersama, liburan bersama, walau pasti ada pertengkaran pertengkaran kecil hanya karena cemburu, atau kelalaian mereka, tapi mereka terus membicarakan nya bersama, dan menyelesaikan permasalahan dengan sebisa mungkin.
Seperti hari ini, mereka meributkan sebuah lip balm yang berada di laci Mobil Juna.
"Mas selingkuh?"
"Gak, sejak kapan mas selingkuh?" Juna sedikit terkejut dengan perkataan Aiden.
"Jangan boong!"
"Iyaaa beneran, ngapain mas boong sayang."
"Siapa yang mas anter, pas pergi kerja?"
"Siapa? Gak ada siapa siapa sayang, mas gak nganterin siapa siapa."
"Terus ini punya siapa?" Tanya Aiden, dengan menunjukan lip balm yang ia temukan tadi.
"Itu kan punya kamu, masa kamu lupa?"
"Ih, aku gak pernah pake merek ini."
"Itu punya kamu, kamu pas itu minta beli, tapi mas salah ambil merek, terus kamu ngambek, terus kamu taro situ," Jelasnya mengingatkannya kembali.
Aiden coba mengingat ingat.
"Masih gak inget?"
"Hehe, iya udah iyah salah aku," Ucapnya malu karena sudah menuduhnya yang tidak tidak.
Juna langsung mencubit pipinya lagi gemas, karena tingkahnya yang begitu Posesif.
"Lain kali jangan langsung nuduh kayak gituh, paham?"
"Iyaaaaa, iyaaa sorry."
•
•
•
•
EndSeperti biasa jangan lupa vote and Komen, thanks yang udah nungguin bonchpnya><
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [bxb] COMPLETED
Dla nastolatkówPria mungil berlari ditengah hujan yang deras diikuti oleh pria yang lebih tua. "Jangan ikutin Aiden!"- Aiden "Siapa juga yang ngikutin" Aiden lanjut berjalan pria lebih tua itu terus megikuti kemana ia pergi, dengan kesal ia menghadap ke arah pria...