Eugg,,,
Aiden membuka matanya dan melihat sekeliling, ia berada di kamarnya mengenakan piyama.
Aiden sedikit kebingungan, mengecek keluar kamar, dan menemukan Juna yang tengah tidur di sofa mengenakan pakaian basah.
"Bang nana, Bang nana!" panggil nya sambil mengguncang guncangkan tubuh Juna.
Juna tak kunjung bangun, Aiden memegang dahinya panas, ia khawatir.
Aiden membuka satu persatu kancing kemeja Juna, berniat untuk melepaskan pakaian basah itu, tapi Juna menarik lengannya.
"Mau ngapain?," Tanyanya pelan di telinga Aiden, membuatnya sedikit malu karena tertangkap basa.
"Ba-baju basah." //////
Juna melepaskan tangannya, membiarkannya memukakannya sambil tersenyum melihat Aiden yang begitu menggemaskan itu.
Ia mengelap tubuh Juna mengenakan handuk kering.
"Celananya gak sekalian?," Aiden terdiam, ia tak berpikir akan melepaskannya juga.
"Lepas sendiri," ucapnya malu.
"Bantuin~," mohon Juna sambil menunjuk puppy eyes nya.
Karna Aiden kasihan ia akhirnya menurutinya.
'Pertama tama, buka gesper, abis itu resleting, terus terik perlahan, jangan liat, gak boleh liat,' gumamnya dalam hati sambil melakukannya.
Juna terkekeh, dengan tingkah Aiden yang membuka celana miliknya, sambil menutup mata.
"Ayo lah, lo kan dah pernah liat, masa takut."
"Gak Aiden gak takut," ucapnya yang masih menutup matanya.
Aiden menarik celananya lalu hendak menaruhnya di ember cucian dengan mata yang tertutup, ia terpeleset karena menginjak air yang menetes dari pakaian basah.
Dengan cepat Juna menangkap pinggangnya agar tak terjatuh.
Aiden membuka matanya kaget, ia kira akan segera berciuman dengan lantai, ternyata tubuhnya ditahan dengan sesuatu.
"Lain kali hati hati kalo jalan," Aiden langsung berdiri tegak, matanya tertuju kepada sesuatu yang menonjol dibalik celana dalam itu.
Juna mengikuti arah pandangannya tertuju, dan baru menyadarinya, membuat situasi semakin awkward.
Aiden cepat-cepat menaruh celana basahnya di tempat cucian lalu mengambil handuk tadi setelah itu ia memberikannya kepada Juna.
"Inih, bajunya cari sendiri di lemari," ucapnya dingin lalu pergi kekamar mandi tak lupa menguncinya.
"Pfft,, you are so cute," gumamnya sambil mengelap tubuhnya mengenakan handuk.
***
Aiden melihat ke arah cermin, pipinya yang begitu merah sampai keteliganya.
"Aaaaa!," Menepuk nepuk pipinya keras, Ia begitu malu, sangat sangat malu.
"Pipi sialan kenapa merah," ucapnya kepada cermin lalu menggembungkan pipinya.
Ia membasuh wajahnya menggunakan air, dan terus menepuk nepuk pipinya.
"Aiden!" Panggil Juna dari luar sambil membuka pintu kamar mandi, tapi pintunya terkunci dari dalam.
"Apa!?"
"Lo masih lama?" Tanyanya.
"Sebentar!!" Aiden mengelap wajahnya lalu keluar dari sana.
"Kenapa?"
"Gak gue kira lo kenapa napa, lama banget di dalem," ucapnya khawatir.
Aiden berjinjit, memegang dahinya.
"Masih panas, sana tiduran lagi," perintahnya.
Aiden baru sadar ia terkekeh melihat baju yang dikenakan Juna.
"Kok diketawain?," Tanyanya kesal.
"Bajunya kekecilan, hahaha,,," ucapnya yang masih menertawai Juna, ia mengenakan baju kaos kuning bersablon kelinci yang begitu ketat hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya, dan celana sependek hitam yang juga ketat.
"Ini udah yang paling besar, gue cari gak ketemu temu," Aiden tak berhenti menertawainya, membuat Juna jengkel dan pergi berbaring di sofa mengenakan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Aiden menghampiri, sambil menghapus air matanya karena terlalu banyak tertawa.
"Jangan tidur disini, ayo pindah ke kamar," perintahnya lagi sambil menarik selimutnya, dan tertawa lagi.
"Udah ih, ngetawainnya," Ucap Juna kesal ia pergi ke kamar diikuti oleh Aiden dari belakang yang masih tak berhenti tertawa.
***
Juna mendekap tubuh Aiden erat lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Udah ketawanya!"
"Lepasin, Aiden gak bisa napas."
"Tapi jangan ketawa lagi!"
"Iyaaaa," Juna melonggarkan dekapannya.
Cup
Aiden mengecup bibir Juna, ia merasa tak puas dengan hanya satu kecupan saja.
Juna menarik dagunya melumat bibirnya brutal, sambil memasukan tanganya kedalam baju Aiden dan meraba raba tubuh Aiden yang lembut nan halus.
Aiden terbawa suasana, tak memperdulikan semua masalah yang terjadi hari itu dan melupakannya.
Juna baru sadar, ia langsung menghentikannya.
"Kenapa?," Tanya Aiden heran.
"Lagi sakit, gue gak mau lo ikut sakit."
"Udah tidur ajah," lanjutnya sambil mengelus elus pipi Aiden.
Ia ngedusel di leher Juna, Aiden sedikit kecewa, karena Juna berhenti tiba tiba.
"Besok ajah kalo gue dah sembuh," tambahnya lagi, lalu menepuk nepuk pantat Aiden.
•
•
•
•
TbcSeperti biasa jangan lupa vote and komen~
Btw yang light Night cepet jugak yah bentar lagi S2 siapa yang nungguin nih><
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [bxb] COMPLETED
Teen FictionPria mungil berlari ditengah hujan yang deras diikuti oleh pria yang lebih tua. "Jangan ikutin Aiden!"- Aiden "Siapa juga yang ngikutin" Aiden lanjut berjalan pria lebih tua itu terus megikuti kemana ia pergi, dengan kesal ia menghadap ke arah pria...