Juna terbangun dari tidurnya, ia melihat Bellv berada disampingnya Juna langsung menjauh.
'Sial!, gue gak sadar' Ia pergi dari rumah Bellv ke rumah Aiden.
Saat di perjalanan, Juna melihat HPnya masih belum ada balasan dari Aiden, Juna makin khawatir dan mempercepat laju mobilnya.
***
Eungg,,
Erang Aiden sambil membuka matanya, ia masih bersandar di bahu Deo.
"Udah bangun?" Aiden tersadarkan dengan suara Deo.
"Eh! Sorry, sorry, Aiden ketiduran."
"Gak papa, santai aja, gue juga ketiduran kok," Ucapnya sambil meregangkan bahunya.
Tukk,, tuk,,
Mereka menoleh ke arah pintu, Aiden hendak bangun tapi tanganya dicekal.
"Biar gue aja," Deo pun membukakan pintu.
"Lo masih ada disini?" Tanya orang yang mengetuk pintu tadi.
"Yeah, emang kenapa?" Tanya Deo dingin.
"Minggir," Juna mendorong Deo menyingkir, agar tak menghalanginya masuk.
"Aiden!" Panggil Juna.
"Kenapa?" Tanya Aiden yang masih duduk di sofa, Juna menghampirinya dan memeluknya erat, membuat Aiden sedikit sesak.
"Lepasin!" Juna melepaskan pelukannya.
"Kangen"
"Kangen?" Tanya Aiden tak percaya.
"Iya kangen, kemaren gue sibuk banget gak ada waktu buat lo."
"Iya gak ada buat Aiden, tapi buat perempuan lain," Sindirnya.
"Kok lo tau?"
"Emangnya Aiden bego gitu yah Bang Nana?"
"Bukan, bukan gituh, lo tau dari mana?" Tanya Juna sedikit kaget.
"Sg Bang Nana maksudnya apa huh? pamer? jalan sama perempuan lain? sibuk sama pacar baru?," Aiden memberikan Berbagai pertanyaan.
"Gak Aiden, pacar gue cuman lo, cuman lo."
"Terus yang ada di Sg siapa? kalo bukan pacar, pake love lovean segala, pegangan tangan," Jelasnya cemburu.
"Sg? Sg yang mana gue gak buat Sg."
"Nyenye, pura-pura lupa segala, udah sana Aiden mau udahan ajah."
"He,, gak bisa gituh, biar gue jelasin dulu."
"Apa lagi yang mau dijelasin? sana pergi!" Aiden meninggikan suaranya.
Deo yang mendengar perdebatan mereka pun hanya bisa diam.
"Aiden,, dengerin penjelasan gue dulu."
"Aiden, coba lu dengerin dulu, siapa tau salah paham," Ucap Deo membantu Juna.
"Yaudah buru jelasin."
"Jadi kemaren gue buru buru-"
"Buru buru ketemu pacar baru," Potong Aiden.
"Dengerin," Juna menatapnya lembut, Aiden langsung mengalihkan pandanganya.
"Gue buru buru, karena ada urusan di kantor, yang harus gue beresin pagi itu juga, abis itu Bellv dateng minta dianterin jalan jalan, gue udah nolak, dia ngancem gue, mau gak mau gue harus nurutin permintaan dia, soal yang sg, itu bukan gue, gue gak megang HP, Bellv minjem HP gue, katanya batre hp nya habis."
"Mana HP nya," Pinta Aiden.
Juna memberikan nya, ia langsung mengecek room chat nya dengan Juna benar saja, pesan yang terakhir sudah terhapus, ia membuka galeri nya dan melihat salah satu foto, yang membuat ia makin cemburu lalu membalikan hpnya.
"Itu apa? Peluk peluk!" Tanya Aiden.
Juna mengeceknya, ia tak tahu kapan foto itu diambil.
"Kalo yang ini gue gak tau, gue terlalu banyak minum, gak sadar."
"Siapa suruh banyak minum! Aiden tetep mau udahan."
"Dean," Bujuknya sambil memeluk.
"Lepasin!" Juna melepaskan nya.
"Gue gak suka sama dia, gue sukanya sama lo."
"Udah sana pergi, Aiden lagi gak mau liat Bang Nana!" Ia berdiri lalu masuk ke kamarnya dan mengunci pintu.
Juna mengejarnya
"Dean, gue minta maaf udah buat lo salah paham, udah deket deket sama perempuan lain, gue minta maaf, Aiden sayang," Ucapnya sambil bersandar di pintu kamarnya.
Deo hanya bisa menonton saja, ia sedikit lega entah kenapa.
"Aiden"
"PERGI! SANA!!" Teriak Aiden dari dalam, ia masih cemburu, dan merasa semua yang dijelaskan Juna hanya sebuah kebohongan.
"Udah bro, biarin dia sendiri dulu."
"Lo siapa, ngatur ngatur gue?" Tanyanya ketus.
"Dih dibilangin ngeyel, yaudah lanjutkan lanjutkan, gue balik duluan bilangin ke Aiden, bye!" Pamitnya lalu pergi.
***
Dua jam berlalu Aiden masih belum membuka pintu kamarnya, sedangkan Juna duduk didepan pintu ditemani oleh seekor kucing yang Juna tak tau dari mana asalnya.
"Meng," Panggilnya, ke seekor kucing yang terus berlarian kesana kemari seperti reog.
"Meyawo,,"
"Heh, sini," Juna mengambilnya, kucing itu langsung menggigit tangan nya.
"Anj-, kucing biadab," iai melepaskan kucing itu.
"Aiden," Juna masih setia memanggil dan menunggunya, ia tak memperdulikan urusan kantornya, yang paling penting saat ini adalah bagaimana cara membujuk kekasihnya yang sedang cemburu.
"Sana pergi!" Aiden masih terus mengusir nya, entah sampai kapan Aiden akan keluar dari sana, Juna akan tetap menunggu.
***
Malam pun tiba, Aiden sudah tak tahan ingin buang air kecil, ia membuka pintunya, dan langsung berlari ke kamar mandi.
Juna yang melihat Aiden keluar pun sedikit lega.
***
"Udah selese?" Tanya Juna yang bersandar di dekat pintu kamar mandi.
"..."
Aiden berjalan menuju kamarnya, Juna langsung menghadangnya.
"Minggir," Ucap Aiden malas.
"Gak, gak boleh, lo harus makan, ini udah malem, lo blom makan apa apa dari pagi."
"Gak peduli," Aiden melewatinya, Juna menarik tangannya.
"Aiden, gue udah jelasin, gue gak ada hubungan apa apa sama Bellv, pacar gue cuman lo satu satunya."
•
•
•
TbcHehe, thanks seperti biasa jangan lupa vote and Komen~
Ketemu lagi tanggal 13, see you~
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [bxb] COMPLETED
Teen FictionPria mungil berlari ditengah hujan yang deras diikuti oleh pria yang lebih tua. "Jangan ikutin Aiden!"- Aiden "Siapa juga yang ngikutin" Aiden lanjut berjalan pria lebih tua itu terus megikuti kemana ia pergi, dengan kesal ia menghadap ke arah pria...