Mati?

4.2K 469 14
                                    

"Udahlah kesel!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udahlah kesel!"

Aiden bergegas mandi lalu pergi kekantor.

***

"Pagi! Ai!" Sapa Zea senang.

"Pagi jugak Ze"

"Ai, kenapa kemarin gak masuk?Kemarin dicariin sama bos tau."

"Gak kenapa napa Aiden mau lanjut kerjain dulu, udah numpuk kemaren kan gak masuk," usir Aiden dengan halus.

"Ooo, ya udah deh, semangat Ai! Jangan cape cape nanti sakit," ucapnya sambil menepuk bahu Aiden lalu pergi.

Aiden melihat Bellv lewat, ia langsung menebak pasti bellv menemui Juna lagi Dan mengajaknya keluar.

***

Lima menit berlalu, benar saja tebakannya, bellv dan Juna pergi melewatinya tanpa menoleh ke arahnya.

Ia meremas kertas yang ia pegang, melampiaskan kekesalannya kepada kertas.

'Tenang Aiden harus tenang, ayo berpikir positif, berpikir positif, mungkin ada rapat jangan berpikir yang macem macem,' Ia coba menenangkan dirinya.

***

"Ai! Ayo makan siang dulu," Ajak Zea.

"Aiden masih ngerjain ini, zea kalo udah laper banget duluan ajah, Aiden masih lama."

"Ayo Ai! Ai harus makan jugak, Ai gak boleh telat makan nanti sakit."

"Aiden tadi pagi udah sarapan masih blom laper juga, udah sana sama yang lain ajah," bohongnya.

"Yaudah deh yaudah tapi nanti nyusul yah?," Tanyanya.

"Iyaaa kalo Aiden sempet sana," Zea pergi meninggalkan Aiden yang masih sibuk dengan beberapa kertas.

"Aiden!," Panggil Salah satu atasannya.

"Iya?," Aiden langsung berdiri dan mencari sumber suara.

"Tolong kesini sebentar," Aiden menghampirinya.

"Ini tolong taruh di atas meja ruangan boss yah, saya lagi sibuk banget ini."

"Baik bu," Aiden mengambilnya dan mengantarkannya ke ruangan Juna.

***

"Disini," gumamnya sambil menaruhnya pelan.

Brakk,,

Tatapan Aiden langsung menuju ke arah pintu, ia melihatnya, melihat Juna sedang berciuman dengan bellv.

Ia terkejut, dadanya terasa ditusuk tusuk sama sesuatu yang begitu tajam, ia sadar diri ia cowo dan Juna juga cowo.

Tak mungkin cowo setampan Juna tidak menyukai cewe secantik Belvina Belen, pasti Juna menyukai dirinya hanya karena kasihan kepadanya, karena taruhan waktu itu.

Yah sudah pasti, dan kini ia sudah menemukan wanita yang tepat.

Mereka berciuman tak menghiraukan Aiden yang berdiri didepan meja.

Trakk,,

Vas bunga terjatuh, Aiden tak sengaja menjatuhkannya, mereka langsung melepaskan ciuman dan menatap Aiden.

"Aiden," Juna panik menghampiri nya, bellv mencekal tangannya.

***

Pria mungil berlari ditengah hujan yang deras diikuti oleh pria yang lebih tua.

"Jangan ikutin Aiden!"

"Siapa juga yang ngikutin"

Aiden lanjut berjalan pria lebih tua itu terus mengikuti kemana ia pergi, dengan kesal ia menghadap ke arah pria itu.

"Diam disitu jangan ikutin Aiden lagi!"

Suara guntur menggelegar membuat Aiden meringkuk ketakutan, pria itu mendekat memeluknya khawatir.

"Udah tau takut petir, masih aja nekat pergi."

"Lepas!"

"Gak"

"Lepasin!" Aiden mendorongnya.

"Dean, gue bisa jelasin."

"Jelasin jelasin! Abis jelasin diulangin lagi! Hiks."

Aiden menangis, tangisannya tertutup oleh derasnya hujan, ia sudah sangat kecewa, sangat sangat kecewa.

'bodoh! Harusnya waktu itu Aiden gak percaya.'

"Aiden"

"DIEM! JANGAN IKUTIN AIDEN LAGI!" Aiden berdiri melanjutkan acara jalannya, ia sudah tidak peduli, persetanan dengan rasa takutnya.

BRUKK,,

Sebuah Mobil menghantamnya, membuatnya terpental jauh.

Juna membelalakan matanya menyaksikan kejadian itu, dan langsung menghampiri Aiden yang sudah berlumuran darah, memeluknya erat tak percaya.

"Gak ini mimpi kan ini mimpi, gak gak mungkin pasti mimpi, bangun bangun BANGSAT!" Teriaknya pada dirinya sendiri.

Mobil yang menabrak pun kabur, semua orang menghampiri mereka.

"Aiden bangun Aiden," panggil nya sambil menepuk nepuk pipinya.

'Ada apa ini?'
'Ada yang kecelakaan'
'aih darahnya'
'telpon ambulance'
'iya telpon'
'aduh kasihan'
'udah matikah?'

"Aiden bangun, maafin gue Aiden."

"Permisi," seseorang menerobos kerumunan.

"Aiden?!," Orang Itu ikut panik.

"Ambulance ambulance! Telpon ambulance," perintahnya kepada orang orang yang ada disana.

"Sudah saya telpon sebentar lagi akan sampai"

"Itu ambulance nya," Juna mengangkat tubuh Aiden masuk ke dalam ambulance.

***

"LO APAIN AIDEN!" Kesalnya kepada Juna sambil menarik kerah bajunya.

"JAWAB! KENAPA DIA BISA SAMPE KAYAK GITU!"

"DIEM BANGSAT! GAK USAH IKUT CAMPUR!," Juna terbawa emosi lalu mendorongnya.

"PASTI GARA GARA LU KAN!"

"BUKAN GUE!"

"HEH! KALO UDAH SALAH NGAKU BEGO!"

"GUE DAH BILANG BUKAN GUE, DIA YANG LARI SENDIRI!"

"IYA PASTI ADA ALASANNYA DONG DIA LARI DARI LO!"

Juna makin frustasi dibuatnya.

"Kalo dia sampe mati! Itu salah lo!," Ucapnya sambil menunjuk Juna.





Tbc

Seperti biasa jangan lupa vote and komen!

Only You [bxb] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang