Happy reading 🦋
Haruto as Rendy
🦋🦋🦋
All Bella POV
Bekerja di kota-kota besar emang agak menyulitkan dan melelahkan dalam waktu yang bersamaan. Apalagi kalau bekerja di sebuah perusahaan besar yang sudah berdiri sejak lama.
Inilah aku sekarang, berusia 22 tahun sibuk pagi-siang-malam bekerja. Untung abis kuliah langsung diterima kerja disini. Ditambah lagi belum ada pengalaman apapun sedikit menyulitkan ku, namun sekarang aku sudah mulai terbiasa. Memiliki rekan kerja yang pada kompak dan menyenangkan terkadang membuatku lupa akan capek kerja, hehe terbaiklah.
"Bel, tuh lu dipanggil pak CEO." Ditengah lamunan singkat ku seorang teman kantor memanggil ku, panggil aja Arkan. Dia senior ku disini.
"Baik kak, makasih." Titah ku tersenyum.
Aku melangkahkan kaki ku menuju ruangan CEO. Aku menerka-nerka apa yang terjadi sampai-sampai aku dipanggil. Aku menghela nafas lagi. Menaruh perasaan lebih kepada seseorang yang sangat sulit digapai, sangat menyusahkan. Ditambah lagi boss-ku itu terkenal ramah senyum dan suka tebar pesona. Karena dia itu ganteng dan sangat menawan.
Aku menghela nafas sebelum mengetuk pintu ruangan bertuliskan 'CEO ROOM'.
"Selamat pagi pak." Sapaku ketika sudah masuk ke dalam ruangannya.
"Hm pagi, anda tahu kenapa saya panggil kesini?." Titahnya sembari berputar ke kanan-kiri di kursi kebesarannya.
"Maaf pak, saya tidak merasa membuat dan mempunyai masalah." Titahku se sopan mungkin.
"Itu berkas yang anda buat salah." Dia melemparkan berkas yang aku buat sehari sebelumnya ke atas meja.
"Maaf pak, salahnya dimana ya? Karena saya sudah lembur dan mengkoreksi berulang kali, jadi kecil kemungkinan ada yang salah." Ucapku membela diri.
"Kecil kemungkinan, berarti masih ada kemungkinan anda salah dalam pembuatan berkas, anda kurang teliti, dan sekarang perbaiki lagi. Saya kasih batas waktu sampai makan siang. Silahkan anda boleh keluar." Ucapnya final dan aku pun mengangguk dan mengambil laporannya.
Aku keluar dari ruangan itu. Sumpah melihatnya dengan jas tadi mampu membuatku salting dan gugup. Ditambah dia mewarnai rambutnya menjadi blonde. Dan wangi parfum nya yang menusuk Indra penciumanku tadi.
"Kyaa, astaga kok gue salting si." Ucapku lagi dan berlalu menuju meja ku.
"Ada apa tadi dipanggil sama Pak Rendy?." Tanya Adya, salah satu teman kantorku.
"Ya ini." Aku mengangkat berkas yang telah aku buat, dan Adya hanya mengangguk mengerti.
"Berkas nya salah lagi? Gapapa emang biasa, gue aja kemarin sampe 3 kali revisi berkas." Ucapnya lagi dan kembali bekerja.
Buset 3 kali, jangan sampe gue gitu. Dengan cepat aku kembali ke meja dan memperbaiki berkasnya. Namun setelah 10 menit bolak-balik melihat apa yang salah, tapi aku tak menemukannya. Tak ingin terus-menerus berpikir keras, aku pun beralih bertanya kepada banyak senior disini. Dan jawabannya tetap sama, tidak ada yang salah.
"Gak ada yang salah, benar semua ini." Ucap Kak Arkan. Aku mengernyitkan dahi ku bingung. Senior saja tidak bisa menemukan dimana letak kesalahannya, apalagi aku.
"Mending tanya lagi ke Pak Rendy, dimana letak salahnya." Ucap Kak Aulia. Dan tanpa pikir panjang aku melangkahkan lagi kaki ku menuju ruangannya.
"Permisi pak, maaf telah menganggu." Ucapku dengan nada sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Imagine One shoot (Lokal Vers)
FanfictionHanya kumpulan cerita one shoot, two shoot dari boygroup yang sedang naik daun sekarang, Treasure aka trejoo.