◎🐼◎11●•Like

725 52 9
                                    

•┈•●◎🐼◎●•┈•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•┈•●◎🐼◎●•┈•

Makan dengan gigitan yang hati-hati, setiap suapan Moy membersihkan area mulutnya seperti pertama kali ia belajar merapikan cara makannya. Hal itu tak lepas mencuri tatapan Nazrey yang pasti menilainya aneh. Gadis itu berdiri setelah makan.

"Ekhem .... Nol sampai seratus. Kalo Kak Rey jadi juri kerapian, nilai ujian makan Moy yang waktu di kafe, yang ada tempat futsalnya itu .... Mmmmm, kira-kira nilai Moy berapa?"

Apa yang lagi bocah ini pikirin? Nazrey merasa malas meladeni omong kosong, namun menjadi masalah jika ia tidak menjawabnya. "Minus banyak."

Moy memajukan mulutnya sebal. "Tapi iya juga. Moy waktu itu kacau banget cara makannya."

"Itu lo tau."

Ekspresi tidak terima Moy tunjukkan dengan kerutan dahi dan mulut yang semakin maju. Wajah itu membuat siapa saja mudah menebak apa yang gadis itu rasakan.

"Kalo nilai buat ujian makan Moy sekarang berapa?"

"Nol."

"Kak Reeey, kok, noooool?"

"Kenapa? Mau minus?"

Moy langsung menggeleng cepat dan mengangguk sekali dengan meyakinkan. "Moy lebih suka nol."

Bego. Sepertinya Nazrey kekurangan kosa kata positif untuk berbicara. Entah mengapa hanya kata-kata negatif yang ia lontarkan dari mulut atau pun suara batinnya.

"Gimana? Udah dewasa belum? Moy udah biasa tidur sendiri, ditambah sekarang nggak makan berantakan."

Lelaki itu menyimpan sendok yang asalnya dalam genggaman. Tubuhnya Nazrey sandarkan dengan mata yang memandang Moy dari bawah sampai atas.

"Bisa makan rapi bukan berarti lo dewasa."

Pipi Moy mengembung layaknya ikan kembung. Ia duduk dengan perasaan yang kelabu. "Padahal Moy mau naik level."

"Tapi .... Baju lo nggak kotor." Nazrey kembali mengambil sendoknya. "Kemajuan. Makanya nilai lo nggak minus."

Moy menarik kursinya dan mendekat ke arah meja. "Apa Moy ada kemungkinan buat naik level?"

"Lo pikir ini game?"

"Mmmmmmmmmmmmm, ide bagus, Kak. Jadi dewasa itu susah. Kalo dibuat game, mungkin jadi menyenangkan. Moy mau dewasa. Moy suka Kakak karena dewasa."

Nazrey menghentikan aktifitasnya memotong makanan dengan sendok. Tatapannya ia kunci pada gadis itu. "Lo sering sembarang bilang suka?"

"Sembarang bilang suka?"

Cukup, mungkin gadis itu lagi-lagi tidak paham atas apa yang diucapkannya. Ini yang menyusahkan Nazrey. Saat ia menjelaskan, rasanya seperti menampung air dengan saringan yang banyak lubang. Tak akan ada air dalam penyaringan. Tapi setiap ucapan gadis itu diterima Nazrey, jangan lupa jika dirinya selalu berpikiran logis dan ada faktanya.

ᓀ𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐆𝐢𝐫𝐥◕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang