◎🐼◎4●•What's Wrong With Bang-Sat?

1.9K 143 7
                                    

•┈•●◎🐼◎●•┈•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•┈•●◎🐼◎●•┈•

"KAK BARAAA!" Moy membuka setiap pintu ruangan yang tertutup, mencari sosok pria yang tidak ditemukan matanya. "Kak Bara, Kak Bara, Kak Baraaa!"

"BIBIII, KOK KAK BARA NGGAK ADAAA!"

"Itu, Den Baskara lagi di belakang rumah, Non. Di gazebo," jawab sang pengasuh.

"Emangnya Kakak lagi ngapain?" tanyanya dengan suara kecil sambil berlari. Moy hanya bermonolog.

"Jangan lari-lari, Non. Non suka jatoh!" peringat Bi Jena yang tidak masuk ke telinga anak asuhnya.

Tanpa melihat pijakan, gadis yang terlalu aktif itu akhirnya menemukan Kakaknya di lokasi yang Bi Jena katakan. Beruntung tidak jatuh sama sekali.

Baskara tengah duduk dengan laptop dan secangkir kopi, pasti tengah bekerja, meski Minggu adalah hari libur, pria itu tidak pernah lepas dari pekerjaan.

Gadis itu menghentikan langkahnya sejenak. Napasnya ia jinakan agar beraturan. Bisa tersembur omelan Baskara jika pria tegas itu tahu Moy lari-larian di dalam rumah.

"Kak Baraaaa, dicariin Moy, kok, nggak nyaut-nyaut! Emang nggak kedenger?"

"What's wrong girl?" Baskara mengambil cangkir kopi dengan pandangan yang tak lepas dari adik kesayangannya. Saat berbicara dengan seseorang yang penting baginya, Baskara akan menghentikan aktivitas mengetiknya di laptop.

"Paket punya Moy udah nyampe, kan? Kata Bi Jena udah diambil Kakak."

"Oh, di lemari kamu." Baskara kembali menyimpan cangkirnya di meja. "Jangan boros beli paket terus. Isinya pasti panda lagi, kan? Yang dibeliin Kakak apa kurang cukup?"

Moy melahap kedua bibirnya dengan mata mengarah pada arah lain selain tatapan Kakaknya. Ia sudah baikan dengan Baskara persoalan larangan untuk sekolah. Kakaknya itu memberi banyak peralatan sekolah berkarakter panda yang sebelumnya sangat sulit dicari. Moy menilai Baskara sangat curang karena dia tahu jika Moy tidak bisa menolak panda.

"Kakak ipar mana? Nggak Kakak simpen di lemari Moy juga, kan?"

"Paling bisa ngalihin topik."

"Oingk, oingk," cengir Moy dengan suara anehnya.

Moy paling suka merayu Baskara yang terlalu mencintai istrinya. Beruntung Baskara menikahi gadis yang menemaninya sejak masa SMA, Moy sendiri sangat menyukai Kakak iparnya yang sudah dekat sejak ia balita, hingga sekarang tentunya.

"Kak, mau jajan," pinta Moy tiba-tiba.

"Di kulkas semua jajanan punya Moy, masih mau jajan?"

"Kakak, yang ganteng, suaminya Kakak Ipar yang cantiiiiik, itu buat malem. Moy belum beli buat besok bekel ke sekolah."

ᓀ𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐆𝐢𝐫𝐥◕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang