•┈•●◎🐼◎●•┈•
"Ini bener atau salah? Moy cuman nemu jawaban pendek. Tapi pertanyaannya kenapa panjang banget, ya?"
"Jawab to the point."
"Cara jawab soal Azrey mirip kepribadian Azrey."
Bicara omong kosong lagi, gadis panda sialan itu terlalu banyak kosa kata penghantar untuk menyampaikan inti yang dia maksud. Nazrey tidak terlalu suka basa-basi. Itu efek samping dari hidup seorang Nazrey yang dikelilingi penjilat. Andai manusia tidak perlu komunikasi, Nazrey lebih memilih hidup sendirian.
"Beres! Woaaah, tugas Moy beres dalam satu jam pelajaran! Hebat, kan, Moy! Muwehehehe .... Azrey, periksain bener, nggaknya."
Nazrey berdecak. Ia memantau semua proses jawaban setiap soal, tapi gadis itu tetap memerintah seenaknya. Pengerjaan yang lambat membuat Nazrey bosan, cara menulis gadis sialan itu terlalu diukir. Tapi di samping itu, Nazrey mengakui gadis itu cepat tanggap dalam memahami, tidak sebodoh yang ia bayangkan. Namun mengapa kelakuannya sangat merepotkan karena pikirannya terlampau lamban?
Nazrey bangkit menghampiri meja roda tempat pengembalian buku yang sejak awal ada di dekatnya. Hukumannya adalah mengembalikan semua buku itu ke rak dengan menyesuaikan kode urutannya. "Giliran lo bayar."
Moy mengambil dompet panda di sakunya dan menyerahkan itu pada Nazrey. Untung Moy nyiapin uang, soalnya bareng Azrey nggak ada yang gratis.
Nazrey menelan ludah seolah itu adalah emosi yang harus ia telan bulat. Jangan sampai menyembur pada gadis panda sialan itu. "Lo bener-bener suka bunuh diri? Kalo penipu bilang minjem dompet lo, lo bener-bener bakalan kasih lampu hijau? Gila."
"Eiiiy." Moy mengernyit. "Moy nggak gila, kok. Azrey yang gila, kok bisa mikir gitu? Ngapain dikasih lampu hijau? Pencurinya kan minta dompet. Dompet sama lampu hijau kan beda jauh. Tapi kalo Moy tau itu pencuri, nggak akan Moy kasih, lah. Azrey pencuri bukan? Kalo bukan, nih, ambil bayaran Azrey. Ada uang jajan Moy, kok."
Duk, Nazrey mendorong meja roda itu hingga menabrak meja yang Moy duduki. Memang pelan, namun gadis itu terlonjak kaget. Lelaki itu hampir mencapai batas kesabarannya.
"Gue beres bantuin tugas lo."
"Oooooooo, iyaaaa! Dua permintaan Azrey? Sekarang giliran Moy jadi jin, kan?"
Terserah, sungguh terserah otak kecil itu berpikir. Nazrey harus memulihkan kemampuan cuek yang sebelumnya mendarah daging. Kemana kemampuan itu pergi? "Beresin buku ini ke rak. Lima belas menit. Harus beres."
Moy menyerahkan buku tugasnya. "Cek dulu, baru Moy bantuin Azrey."
"Lo ngeraguin gue?"
"Iiiii, kan—"
"Fine!" Merebut buku itu, Nazrey membolak-balikan kertas dengan cepat. "Beres. Bener semua."
"Woaaah, kece! Sat set sat set, secepet itu kemampuan Azrey baca? Kalo itu Moy, Moy nggak bisa baca apa-apa soalnya sret sret sret sret gitu." Moy menutup bukunya dan mulai mendorong meja roda. "Giliran Moy bantu Azrey!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ᓀ𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐆𝐢𝐫𝐥◕
Novela Juvenil"Kelinci atau kucing?" "Panda." "Gue atau panda?" "Panda." Nazrey gemas. Ingin sekali ia mencolok kedua mata itu yang selalu berbinar kala membahas panda. Gadis panda sialan yang imut, Nazrey tertarik. Gadis itu akan menanggung akibatnya karena lanc...