◎🐼◎5●•B-Eum-Eum

1.7K 133 7
                                    

•┈•●◎🐼◎●•┈•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•┈•●◎🐼◎●•┈•

Ih, Kak, nggak boleh ngomong B-eum-eum, nggak baik.

Sial, sangat berisik karena suara itu terus terngiang-ngiang di pendengaran Nazrey yang kini seharusnya dalam keadaan fokus untuk belajar. Bahkan pulpen yang ia genggam tanpa sadar menuliskan be em em di lembar buku pelajarannya.

Saturnus menghampiri meja Nazrey. "Pengen penghapus. Punya gue kok udah ilang lagi, anjrot. Padahal sekolah belum sebulan."

Seperti itulah kasus yang kerap menimpa siswa dan siswi di sekolah. Biasanya, setiap ganti tahun ajaran baru mereka memperlengkap alat tulis untuk bekal meraup ilmu di sekolah, tapi masih menjadi misteri karena satu per satu alat tulis itu sering menghilang tanpa jejak. Bahkan tidak pernah ditemukan sepanjang waktu. Entah menghilang di tempat tersembunyi atau diculik oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Siapa yang ngebangsat pulpen gue, anjir!" ujar Megan heboh karena baru saja ditinggal ke toilet, pulpen yang tersimpan di atas meja menghilang dalam waktu singkat.

Setiap orang mengatakan tidak tahu, dan Megan percaya istilah mana ada maling ngaku. "Gue khawatir yang nyuri pulpen gue ilmunya nggak akan berkah. Coba deh kalian bayangin, buat manusia yang suka ngambil pulpen orang, kalian pake pulpen buat nulis di buku, kan? Tapi gimana jadinya kalo tinta pulpen haram itu ngebikin tulisan yang ada di buku lo jadi gak berkah. Terus tulisan yang jadi ilmu di otak lo itu udah nggak murni dan ternodai dosa. Terus kalo kalian di masa depan sukses hasil ilmu yang ternodai dosa, kesuksesan lo itu masih dipertanyakan keridhaannya. Jangan sampe orang yang terdzolimi berdoa yang nggak-nggak cuman gara-gara lo ngambil pulpennya. Taruhannya masa depan yang berkah, loh."

Setiap orang terdiam karena Megan yang pentakilan bisa berdakwah layaknya ustadz saat khotbah Jumat. Saturnus bertepuk tangan dan diikuti anak-anak lain.

"Bisa bijak juga lo."

"Tapi bener, tuh, kata si Megan. Capek gue beli pulpen mulu."

"Mending minjem baik-baik, deh, daripada nyuri. Tapi minjem juga harus tau diri."

"Kalo ada yang mau balikin alat tulis gue diem-diem, gue apresiasi kebaikannya tanpa bakal marah kepelaku kalo pun gue sampai tau orangnya."

Banyak orang yang menyuarakan protes atas kasus yang sama seperti lelaki pentakilan itu. Megan menutup mulutnya haru. Seperti gadis perawan yang dilamar mempelai pria, perasaan itu hadir karena ia bangga pada mulutnya yang dapat berkata bijak.

"Najis, gaya lo." Saturnus menyikut lengan Megan hingga lelaki itu sedikit terhuyung dan mengusir gelagat yang membuat mata orang lain perih saat melihat Megan.

Saturnus menyimpan kembali penghapus milik Nazrey di bangku sang empunya. Namun ia salah fokus pada sebuah tulisan tangan kecil yang tertangkap mata. "B em em?"

ᓀ𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐆𝐢𝐫𝐥◕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang