◎🐼◎16●•Smart Girl

269 32 4
                                    

•┈•●◎🐼◎●•┈•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•┈•●◎🐼◎●•┈•

"Nus, hape lo bunyi terus." Megan mengambil ponsel Saturnus yang kebetulan ada di dekatnya. "Bocah kematian? Siapa?"

"Lo juga tau." Saturnus bangun dari posisi rebahannya dan menerima panggilan itu.

"ABAAANG!"

Suara itu membuat Saturnus refleks menjauhkan ponsel. "Iya tau Moy kangen, tapi bisa biasa aja gak manggilnya?"

"Biasa aja, kok!"

"Kenapa? Nggak ada yang macem-macem sama Moy, kan?"

"Macem-macem apa? Orang-orang baik, kok. Nggak ada yang jail kayak Abang."

Saturnus bersyukur jika memang seperti itu. Tapi di sisi lain ia tidak percaya. Rasa peka Moy terhadap masalah di bawah rata-rata. "Gimana hari ini? Nggak bikin ulah, kan?"

"Nggak, lah! Moy, kan, bukan anak nakal. Kenapa abang curiga terus kalo Moy bikin masalah, sih? Padahal hari ini Moy berhasil ngerjain soal susah tapi beres dalam satu jam pelajaran."

"Hebat. Udah SMA Moy makin banyak peningkatan ternyata."

"Iya, dong. Moy mau dewasa kayak Azrey. Biar Azrey nggak benci Moy. Tapi lama-lama Moy kesel, sih, sama Azrey. Tapi kayaknya Azrey lagi nguji tingkat kesabaran Moy. Tadinya Moy mau makan es krim sama coklat sepuasnya mumpung abang nggak ada."

"Kenapa tiba-tiba jadi sesi pengakuan dosa? Pulang nanti abang pasti bawa piala, Moy harus siap-siap puasa."

"Kok, gituuu? Sejak kapan makan es krim sama coklat jadi sebuah dosa? Moy, kan, cuma makan doang. Padahal Moy nggak makan sambil mukul-mukul orang, kan? Tapi abang menang atau nggak menang, sama aja! Moy emang lagi puasa, hiks. Masa izin makan-makanan surga itu harus atas izin Azrey."

Saturnus sempat terdiam sesaat. Jika dia seorang Moy yang dikenalnya, gadis itu akan menghalalkan berbagai cara untuk memakan apa yang dia inginkan. Meski larangan keras karena sedang sakit, jika memang sedang menginginkannya, gadis nakal itu akan sembunyi-sembunyi setelah mencuri makanannya di kulkas Saturnus.

"Haha, bagus, deh. Biar Moy nggak batuk atau sakit gigi. Kalo Moy sakit, semua bakal repot, kan. Nangis mulu, nggak mau makan obat, ngeluh pusing."

"Hiiih, Moy nggak gitu, kok!"

"Moy itu nggak sadar diri, ya, anaknya."

Megan masih belum terbiasa pada sosok Saturnus yang bisa seasik itu pada perempuan. Biasanya wajah tanpa rasa tertarik dan berurusan secukupnya yang dia jadikan tameng saat menghadapi perempuan. Tapi pada gadis bernama Moy itu, tatapan, pendengaran, mungkin jiwa dan raganya terpusat pada gadis itu.

"Bubay, Moy mau nugas dulu."

"Emang bisa sendiri? Tumben nggak minta bantuin ke abang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᓀ𝐌𝐲 𝐏𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐆𝐢𝐫𝐥◕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang