Cantik dan tampan, adalah suatu kebanggaan yang dimiliki seorang murid kelas 10 bernama Dong Sicheng. Disukai banyak orang adalah hal wajar bagi seseorang yang memiliki tampang rupawan. Tentu hal ini membuatnya menjadi salah satu murid terkenal di sekolah.
Namun sayang statusnya membuat Sicheng sedikit arogan. Tanpa sadar ia telah meninggalkan teman-teman lamanya demi bergaul dengan murid-murid terkenal lainnya—sangat klise.
"Havana oh na na~" seperti biasa, Sicheng berjalan santai melewati lorong sekolah dengan earphone yang terpasang di telinga. Kepalanya manggut-manggut mengikuti alunan lagu di ponselnya.
Tak peduli suaranya terlalu keras saat menyanyikan lagu milik Camila Cabello tersebut, toh tidak akan ada yang bisa menegurnya. Ia ini murid terkenal ingat?
Puk
"Ck!" Sicheng berdecak, sesuatu baru saja mengenai pipinya.
Dengan kasar Sicheng mencopot earphone di telinganya dan menoleh ke belakang; menyipitkan mata saat mendapati seorang murid sedang cengar-cengir padanya. Gaya metal serta rambut panjang murid itu membuat Sicheng muak.
"Kenapa sendirian manis?" Murid itu mendekati Sicheng dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. "Mana teman-temanmu huh?" Tanyanya seraya menyenderkan satu tangan di pundak Sicheng.
Memberi tatapan sinis, Sicheng menepis tangan murid itu dari pundaknya. "Jangan pernah menyentuhku Yuta hyung!"
Murid itu—Yuta, tercengang mendengar ucapan Sicheng. "Wah wah, kau sedang kesambet apa huh? Biasanya juga memanggilku jamet Osaka." Ucapnya diselingi tawa.
Sicheng mendengus. "Aku sedang tidak ingin kasar padamu Yuta hyung, jadi permisi."
Baru saja Sicheng berbalik, ia meringis karena Yuta menarik tangannya kencang—membuat tubuhnya kembali menghadap remaja tampan itu.
"SIALAN! MAU APA KAU?!" Bentak Sicheng. Tatapan tajam yang ia berikan tidak membuat Yuta takut.
"Mau apalagi? Tentu saja ingin mengobrol lebih lama dengan calon kekasihku~"
Sicheng menggertakkan gigi. "Enyahlah sialan!" Ucapnya seraya mendorong tubuh Yuta dan berlari sekencang-kencangnya.
Bukan tanpa alasan Sicheng bersikap kasar pada Yuta. Remaja tampan itu sudah mengincarnya sejak sebulan lalu. Ia menolak karena pertama—Yuta berpenampilan metal, lalu kedua—ia sering melihat Yuta bersama murid-murid centil. Jadi Sicheng menarik kesimpulan bahwa Yuta seorang playboy.
Dan karena lelah sehabis berlari, Sicheng menaiki tangga dengan nafas tersengal. Ketika sudah sampai di depan kelas, ia mengatur nafas sebelum akhirnya membuka pintu.
"PAGI SEMU—a.." Sicheng mengecilkan suaranya diakhir, mengusap tengkuk karena yang baru datang hanya Kun dan Minghao.
Mereka adalah teman lama Sicheng. Lama tak berinteraksi membuat Sicheng canggung hanya dengan melihat wajah mereka. Berusaha bersikap normal, ia melewati Kun dan Minghao, lalu duduk di bangkunya sebelum melakukan live di instagram.
Layaknya artis papan atas, Sicheng membalas setiap komen yang menyapanya. Sesekali ia tersenyum saat ada yang memujinya cantik atau tampan.
"Kau tidak belajar untuk ulangan nanti Sicheng?"
Menyudahi live nya, Sicheng menoleh kearah Kun. "Ti—dak," jawabnya kaku. "Lagipula untuk apa? Kau tau sendiri kan kalau Pak Baekhyun diam-diam eksis tiap mengajar? Jadi kalau ada yang mencontek dia tidak akan tau."
"Tapi tetap saja kau harus belajar, nanti—"
"Astaga Kun terima kasih sudah mengingatkan," Sicheng memasang senyum palsu. "Tapi simpan saja nasehat itu untuk dirimu sendiri." Setelah mengatakan itu ekspresinya berubah datar.
Mungkin rasa malas Sicheng sudah mendarah daging hingga ia kesal saat Kun memintanya belajar. Lagipula ia tidak ingin terlalu pintar, bisa-bisa rambutnya menipis seperti kebanyakan para ilmuwan.
Jadi Sicheng tetap lanjut bermain ponsel hingga kegiatannya terhenti saat pintu terbuka. Muncul dua sahabatnya; Doyoung dan Ten yang membuat Sicheng kembali memasang ekspresi datar.
"HAI SICHEEENGG." Sapa Ten disertai senyum manis.
Sicheng mendengus. "Tidak seperti biasanya kalian datang di jam segini. Kenapa?"
"Salahkan Ten! Dia terlalu lama berdandan di kamar agar Johnny hyung meliriknya." Jawab Doyoung kesal.
Mendengar itu membuat dahi Sicheng mengernyit. "Tunggu—" ia menjeda ucapannya. "Apakah dia orang yang sering bersama si jamet Osaka?"
"Uhum." Ten tersenyum malu.
Sicheng membuka mulutnya lebar-lebar, tak lama ia tertawa geli. "Astaga Ten, apa kau tidak takut kalau sifatnya 1112 dengan si jamet Osaka?"
"Hey!" Teriak Ten kesal. "Johnny hyung tidak begitu. He's a cool guy, i swear! Aku mengatakan ini karena sering menguntit kegiatannya sepulang sekolah."
"Tapi bisa saja dia berbeda saat bersama si jamet Osaka." Balas Sicheng yang membuat Ten menggertakkan gigi.
"Sudahlah Sicheng. Yuta hyung adalah kakak kelas kita, mau bagaimanapun juga kita harus menghormatinya."
Kedua alis Sicheng terangkat. Ia menoleh kearah Doyoung lalu menyipitkan mata. "Hey, jangan bilang kau begini karena menyukainya?"
"Apa?! Tentu saja tidak! Mungkin kau yang menyukai Yuta hyung. Itu bisa saja terjadi karena kau terlalu sering mengejeknya!" Ucap Doyoung disertai tawa menyebalkan.
Sicheng terdiam setelah mendengar ucapan Doyoung. Ia mulai membayangkan dirinya jika berpacaran dengan Yuta. Rambut panjang, penampilan metal, serta senyum menyebalkan Yuta akan ia lihat hampir setiap hari.
Oh Tuhan, Sicheng bergidik. Lebih baik ia menyukai anak kelas sebelah yang bernama Jaehyun. Walaupun terkenal cuek, namun visual Jaehyun tidak main-main.
Memangnya Yuta? Sicheng bisa kehilangan statusnya sebagai murid terkenal jika menyukai kakak kelasnya itu.
.
.
.
TBC
Segini dulu pembukaannya, ntar chapter selanjutnya baru agak panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Keep A Secret •yuwin•
FanfictionKetika si famous Sicheng memohon pada Yuta si jajal metal untuk tetap menjaga rahasianya. BXB CONTENT! Don't like it? Then don't read it! Start: 14/04/2022 Finish: 09/06/2022