CHAPTER 14

159 25 4
                                    

Senyum tak pernah luntur dari wajah Sicheng saat ia dalam perjalanan menuju sekolah. Kehadiran Yuta kemarin benar-benar mengembalikan semangatnya. Ia sampai memikirkan Yuta beberapa kali hingga remaja itu hadir di dalam mimpinya.

Bohong kalau Sicheng bilang ia tidak akan membalas cinta Yuta, karena yang terjadi saat ini adalah ia mulai membuka hatinya pada remaja itu. Ia melupakan masalahnya dengan Ten dan ingin bersama Yuta sepanjang waktu.

"Hm, sepertinya anak itu berhasil membuatmu tergila-gila padanya." Ucap Henry seraya menatap Sicheng dari kaca yang tergantung di mobil.

"Eh—" kembali dari hayalannya, Sicheng mengedarkan pandangan ke sekeliling dan baru sadar jika dirinya sudah berada di area sekolah. "Ish Papa! Kenapa tidak bilang kalau sudah sampai?!" Ucapnya dengan bibir dimajukan.

Henry tersenyum geli. "Kau saja yang sibuk berhayal. Hey, katakan pada Papa, sudah sejauh mana hubungan kalian hingga dia berani membawakanmu coklat?"

"PAPAA!"

Buru-buru Sicheng turun dari mobil sebelum sang Ayah menanyakan hal yang berhubungan tentang Yuta lagi. Bukannya tak suka, hanya saja ia malu untuk membahas masalah percintaannya pada orang lain.

Namun walau begitu, Sicheng tidak bisa menyembunyikan ekspresi bahagianya saat melewati lorong. Ia terus memperlihatkan senyumannya setiap membalas pesan dari Yuta. Siapapun yang melihat pasti bisa langsung menebak jika dirinya sedang jatuh cinta.

0saka_prince2610; 2 new messages
Aku sudah sampai

Tunggu aku di halaman

Setelah mendapat pesan seperti itu, Sicheng langsung menuju halaman. Ia duduk di salah satu kursi panjang dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling; menunggu kedatangan Yuta yang ternyata tak kunjung muncul hingga 5 menit.

"Ish, sebenarnya dia sudah sampai atau masih di jalan sih?!" Sicheng bersiap mengirimi Yuta pesan lagi, namun sebuah tangan yang menepuk pundaknya membuat ia mendongak.

"Hey.."

Betapa senangnya Sicheng saat melihat Yuta, namun ia menyembunyikannya dengan menatap Yuta kesal. "Kau kemana saja huh?! Hampir saja aku berpikir kalau kau membohongiku."

Yuta mengusak rambut Sicheng. "Maaf ya, tadi aku sempat membeli minum diluar." Ucapnya, lalu tersenyum saat Sicheng membuang muka. "Oh ya, apa kau sudah memakan coklatnya?"

"Sudah!" Sicheng kembali menatap Yuta dengan mata berbinar. "Tapi tidak sampai habis, Mama melarangku memakannya terlalu banyak. Nanti bisa gendut katanya."

"Memang, nanti aku akan membawakanmu banyak makanan enak agar pipimu ini berubah menjadi bakpao." Ucap Yuta gemas seraya menguyel pipi Sicheng.

Mendengar itu membuat Sicheng merasa tak enak. Ia menjauhkan tangan Yuta dari pipinya dan menatap Yuta sendu. "Jangan hyung, yang kemarin sudah cukup bagiku. Sekarang biarkan aku yang membelikanmu sesuatu."

"Boleh, apa?"

Sicheng berpikir sejenak. "Jaket? Karena yang kau pakai ini sudah agak usang."

"Aku pikir karena kau ingin menggantinya menjadi lebih keren."

Sicheng menggeleng lucu. Ia menatap Yuta lekat; mengagumi ketampanan yang terdapat di wajah Yuta lalu tersenyum tipis. Kini ia tidak peduli mau Yuta berpenampilan seperti apa, karena yang paling penting baginya adalah ketulusan. Dan Yuta memiliki hal itu di dalam dirinya.

"Kau—"

"Sicheng?"

Suara Ten membuat Sicheng menghentikkan ucapannya. Ia menoleh dan melihat Ten yang datang bersama Taeyong. Kali ini ia bersikap biasa saja, lagipula ia harus bagaimana? Ia tidak peduli apa kata orang jika ketahuan mengobrol dengan Yuta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can You Keep A Secret •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang