CHAPTER 12

114 23 2
                                    

Tak terasa sudah seminggu Doyoung pindah ke Los Angeles, dan selama itu juga Sicheng dilanda rasa bosan, ia tidak punya teman untuk jalan-jalan karena Ten lebih sering menghabiskan waktunya bersama Johnny.

Sebenarnya Sicheng bisa mengajak teman yang lain, hanya saja ia malas. Mereka berbeda pembahasan, selain itu ia terlanjur nyaman berteman dengan Doyoung dan Ten. Jadi daripada canggung, lebih baik ia diam di rumah. Tidak mungkin kan ia mengajak Yuta? Bisa-bisa remaja itu kepedean.

"Anak-anak, Ibu ada urusan di ruang guru sebentar. Jadi Ibu mohon agar kalian jangan ribut."

Seketika semua murid menghentikkan kegiatan menulisnya. Suasana hening, namun setelah sang guru meninggalkan kelas mereka pun bersorak girang. Lagipula siapa yang betah mengerjakan tugas yang jawabannya sulit ditemukan?

Menghadap ke belakang, Sicheng berdecak melihat Ten yang sedang sibuk berbalas pesan. "Johnny Johnny Johnny! Apa kau tidak mau mengobrol sebentar dengan sahabatmu ini huh?!" Tanyanya kesal, lalu memutar bola mata saat Ten tersenyum malu.

"Jangan marah Sicheng~ kau seperti tidak pernah jatuh cinta saja."

Memang tidak! Sebanyak apapun pesan yang Sicheng terima dari para dominan di sekolah, namun belum ada yang berhasil menyentuh hatinya. Ia pernah terpesona beberapa kali pada Yuta, hanya saja ia tak yakin kalau hal itu termasuk bagian dari jatuh cinta.

"Aku—"

Ucapan Sicheng terpotong saat mendengar suara heels yang sangat jelas diluar. Merasa sang guru akan kembali, ia pun menghadap posisi semula. Dan benar saja, sang guru memasuki kelas bersama seorang murid. Wajahnya sangat cantik, berambut coklat, serta memiliki kedua bola mata yang sebulat boba.

"Anak-anak, dia adalah Lee Taeyong—pengganti Doyoung sekaligus teman baru kalian. Jadi Ibu harap agar kalian menerima Taeyong dan berteman baik dengannya."

Melihat Taeyong yang tersenyum pada semua orang membuat Sicheng berpikir jika Taeyong adalah orang yang ramah. Bahkan ia tak sabar menawari Taeyong untuk duduk dengannya, mengingat selama ini ia hanya duduk sendiri.

"Nah Taeyong, silahkan pilih tempat duduk yang kau sukai."

"Denganku saja!" Ucap Ten semangat seraya mengangkat tangan, membuat Taeyong reflek menatapnya dan tersenyum.

"Terima kasih."

Sementara Sicheng sedikit kecewa karena Taeyong menerima tawaran Ten untuk duduk dengannya. Namun ia tidak terlalu mempermasalahkannya, toh saat jam istirahat nanti mereka bisa mengobrol bersama.

.
.

Ternyata rasa suka Sicheng pada Taeyong tidak berlangsung lama. Memasuki jam istirahat, ia hanya bisa berdiri seraya memperhatikan sebagian temannya yang menghampiri Taeyong untuk berkenalan. Apalagi Ten, sahabatnya itu sudah seperti kenal lama dengan Taeyong.

Tentu hal ini membuat Sicheng kesal, Ten jadi mengabaikannya sejak Taeyong hadir. Ia bisa merasakannya selama jam pelajaran; dimana Ten tidak mengajaknya bergabung ke dalam diskusi yang dibicarakannya bersama Taeyong.

"Kalian sudah selesai kan berkenalannya? Sekarang minggir, aku sudah lapar. Ayo Taeyong, kita ke kantin."

Melihat Ten yang hendak keluar kelas membuat Sicheng langsung mencegat sahabatnya itu. "Bisa kita bicara sebentar?" Tanyanya.

Setelah meminta Taeyong untuk pergi duluan, Ten pun mengangguk. "Apa?"

Sicheng menghela nafas. "Setelah Doyoung pindah, kita jadi jarang menghabiskan waktu bersama. Bagaimana jika nanti malam kita pergi ke mall? Atau menonton film terbaru di bioskop?"

Can You Keep A Secret •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang