Jika biasanya Yuta akan mengganggu Sicheng setiap berpapasan, maka tidak untuk kali ini. Mereka jelas sedang saling bertatap-tatapan, namun Yuta bersikap acuh dan melanjutkan langkahnya. Karena bingung, Sicheng pun menghampiri Yuta sebelum akhirnya menendang kaki remaja itu.
"OUCH!" Yuta mengaduh saat merasakan sakit yang teramat sangat di kakinya, ia berjongkok dan mengusap bagian yang di tendang oleh Sicheng.
Sementara Sicheng tertawa puas seraya berjingkrak-jingkrak. Baiklah, anggap saja ia aneh, ia merasa ada sesuatu yang hilang karena Yuta tak mengganggunya saat berpapasan tadi.
"Bisakah kau memberiku ketenangan sebentar? Aku sedang tidak ingin menganggumu saat ini, jadi kau bisa merayakan kesenanganmu." Ucap Yuta dengan ekspresi datar, lalu berdiri dan bersiap menuju kelas.
Sicheng meniru ucapan Yuta dengan ekspresi mengejek lalu berdecih. "Aku tidak tau kau ada masalah apa, tapi aku tidak akan memberimu ketenangan! Seperti yang kau lakukan padaku di hari-hari sebelumnya." Ucapnya, membuat Yuta berhenti dan berbalik.
"Kau mau tau aku kenapa?"
Alis Sicheng terangkat sebelah. "Kenapa?"
Yuta menghela nafas, ia menatap Sicheng sendu. "Bagaimana harimu dengan Taeil kemarin?"
"Biasa saja."
Jujur, harus Sicheng akui jika Taeil lebih buruk dari Yuta. Sejak awal menjemputnya hingga tiba di restoran, Sicheng dibuat risih karena Taeil selalu berusaha untuk memeluk atau menciumnya. Tentu ia dengan tegas memperingati Taeil hingga keduanya dalam kondisi canggung sampai detik ini.
Sementara Yuta yang mendengarnya menjadi lega. "Baguslah."
Sicheng mengernyit. "Memangnya kenapa kau bertanya begitu?"
"Aku cemburu saat mengetahui kau akan pergi bersama Taeil. Aku juga takut—takut jika kau menyukai orang lain dan berpacaran dengannya." Jelas Yuta lirih.
Bukannya tersentuh mendengar penjelasan Yuta, Sicheng justru berdecih. "Kau bersikap seolah cintamu hanya untukku." Ia tertawa geli. "Ayolah hyung, jangan mempersulit hidupmu. Kalau suatu saat aku sudah menjadi milik orang lain, bukannya kau bisa memacari salah satu dari murid-murid centil itu?"
Rahang Yuta mengeras. "Aku tidak pernah mendekati mereka kalau kau mau tau." Ucapnya dengan penuh penekanan. "Cintaku hanya untukmu Sicheng. Setiap hari, aku selalu berpikir bagaimana caranya agar kau luluh dan membalas cintaku."
Sicheng menatap Yuta remeh. "Oh Yuta hyung, aku hargai usahamu, tapi mulai sekarang tolong berhenti. Karena aku tidak menyukaimu dan tidak akan pernah membalas cintamu!"
"Kenapa? Apa karena penampilanku?" Tanyanya, lalu tertawa sumbang saat melihat anggukan kecil dari Sicheng. "Dengar, kalau kau memintaku berhenti hanya karena penampilan, maka aku tidak akan pernah melakukannya. Kau tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilannya Sicheng. Lagipula apa salahnya mempunyai kekasih sepertiku? Apa kau malu karena—"
"Aku rasa obrolannya cukup sampai disini, jadi permisi." Sicheng mendahului Yuta dan mempercepat langkahnya, tanpa memperdulikan unek-unek yang terus keluar dari mulut Yuta di belakang. Ia hanya tidak ingin terbius dengan ucapan remaja itu.
Menapakkan kakinya di tangga terakhir, Sicheng memasuki kelas dan dibuat heran saat mendapati Ten yang hanya duduk seorang diri. Karena biasanya, Ten selalu bersama Doyoung setiap berangkat sekolah.
"Mana Doy—"
"Sicheng!" Ten berdiri, lalu menghampiri Sicheng dengan ekspresi sedih. "Ayo duduk dulu, ada yang ingin aku ceritakan tentang Doyoung."
Setelah duduk di bangkunya, Sicheng menatap Ten takut. "Oke, apa terjadi sesuatu pada Doyoung?"
Ten menghela nafas. "Dia baik, hanya saja.. Dia sedang siap-siap untuk pindah."
"Apa?!" Mata Sicheng membelalak. "Kemana?"
"Entahlah, pulang nanti kita ke rumahnya ya."
Sicheng hendak bertanya lagi, namun karena bel masuk sudah berbunyi, maka mau tak mau ia harus menyimpan pertanyaannya hingga pelajaran berakhir.
---
Sesuai dengan ucapan Ten di sekolah tadi, mereka akhirnya mendatangi kediaman Doyoung. Remaja itu sedang bersantai di teras, melihat kedatangan Sicheng dan Ten membuatnya tersenyum lalu berlari menghampiri kedua sahabatnya.
"Doyie," ucap Sicheng seraya memeluk Doyoung. "Katanya Ten kau mau pindah."
Doyoung mengusap tengkuk. "Emm, kalian duduk dulu ya, aku juga akan ambilkan cemilan." Ucapnya seraya masuk ke dalam.
Sicheng sempat melirik Ten sebelum akhirnya duduk di salah satu kursi. Tak lama Doyoung kembali dengan piring yang berisi berbagai macam cemilan, namun tak membuat Sicheng bernafsu untuk memakannya.
"Baiklah Doyie, sekarang katakan pada kami kau mau pindah kemana." Ucap Sicheng tak sabaran.
Doyoung menghela nafas. "Aku akan pindah ke LA," jawabnya, membuat Sicheng dan Ten terkejut. "Ayahku dipindah tugaskan ke sana, jadi aku sekeluarga harus ikut dengannya."
"Jadi kita tidak akan pernah bertemu lagi?"
Mendengar itu membuat Sicheng menatap Ten, jarang sekali Ten seperti ini pada Doyoung, karena biasanya keduanya selalu meributkan hal-hal kecil. Ia mulai membayangkan jika Doyoung sudah tak bersama mereka lagi, pasti tidak akan seru.
"Kau serius?" Tanya Sicheng, ia sedikit tak rela.
Doyoung mengangguk. "Maafkan aku, aku juga tidak mau berpisah dengan kalian."
Sicheng menatap Doyoung sendu. Ia berusaha menerima, walaupun dalam hati ia tidak ingin Doyoung pergi. Ayolah, setiap hari mereka selalu bersama, bahkan pergi ke suatu tempat pun selalu bertiga, jika salah satunya tidak ada, maka terasa ada yang kurang.
"Kau tidak perlu minta maaf Doyie, lagipula kau juga tidak mungkin menolak bukan?" Ucap Sicheng.
"Tak apa kau pindah, tapi jangan lupakan kami ya! Kau harus sering-sering menghubungi kami!" Tambah Ten dengan bibir mengerucut.
Melihat ekspresi kedua sahabatnya membuat Doyoung tertawa. "Baiklah, aku akan mengingat pesan kalian."
Setelah itu mereka pun berpelukan, dengan Ten yang menangis sementara Sicheng sedang berpikir. Biasanya kalau ada murid yang pindah pasti akan ada yang menggantikan. Hal ini membuatnya penasaran siapa orangnya.
.
.
.
TBC
Jujur, gua gak puas ama update an kli ini, soalnya gua agak buntu buat alur di chap skrng, tapi gua juga gak bisa ngeganti pake alur lain, soalnya bakal berhubungan ama chapter depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Keep A Secret •yuwin•
Fiksi PenggemarKetika si famous Sicheng memohon pada Yuta si jajal metal untuk tetap menjaga rahasianya. BXB CONTENT! Don't like it? Then don't read it! Start: 14/04/2022 Finish: 09/06/2022