T E K A - T E K I

22 25 11
                                    

"Apakah kau tidak ingin menatapku?." tanya laki laki itu pada Dita.

Dita yang mendengar kata kata itu merada bingung? Apakah laki laki itu menunjuknya? Atau dia hanya sengaja?.

Dita memberanikan diri menatap wajah laki laki itu, dia tersentak kaget ketika melihat wajah tampan itu sepertinya dia tidak asing, dan... suara itu adalah suara yang selama ini terngiang ngiang di telinga Dita.

"Lisa..." panggil laki laki itu dengan lembut.

Seketika tubuh Dita mematung mendengar panggilan itu, rasanya dia djavu dengan panggilan itu.

"Kita didik dia bersama yaa mas." ujar seorang wanita yang sedang menggendong bayi laki laki.

"Iya." jawab Laki laki di sebelahnya.

"Kita kasih nama dia siapa mas?."

"Bintang.... Bintang Efanda Axelio."

Mendadak kepala Dita menjadi pusing, bayang seorang wanita yang sedang menggendong bayi dan wajah laki laki, siapa laki laki itu? Dan.... kenapa nama Bintang ada pada bayi itu?.

Dita memegangi kepalanya, dia tiba tiba jatuh pingsan, laki laki yang sedari tadi berdiri di depan Dita langsung menggendong Dita dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Begitu juga Alin, dia langsung menyusul Dita. Dita dibaringkan di sebuah kamar dengan nuansa putih gold.

"Panggil dokter sekarang juga." printah laki laki itu kepada bodyguard nya.

"Baik pak." jawab kedua bodyguard itu.

Laki laki itu duduk di bibir ranjang, dia menatap lekat ke arah Dita kemudian dia menatap ke arah Alin.

"Gadis ini? Kenapa dia bersama Lisa?." ucap laki laki itu dalam hati.

"Permis tuan, dokter sudah datang." seorang ART datang dengan seorang dokter.

"Tolong periksa dia." printah laki laki itu pada dokter.

Setelah menghabiskan beberapa menit untuk memeriksa Dita, dokter itu berdiri menghadap ke Alin dan laki laki yang membawa Dita ke kamar itu.

"Dia tidak apa apa tuan, dia hanya kecapekan dan.... seperinya dia amnesia tolong jangan buat dia berpikir keras, jika anda ingin ingatannya pulih jaga kesehatannya dan bantu sedikit demi sedikit mengingat kejadian di waktu dulu." jelas dokter itu.

"Baiklah." jawab laki laki itu singat.

"Biar saya antar tuan." seorang bodyguard mengantar dokter itu keluar.

"Amnesia..." gumam Alin.

"Iya dia memang amnesia." jawab laki laki itu karna mendengar gumam Alin.

"Ke-kenapa anda bi-bisa tahu?." tanya Alin sedikit takut.

Laki laki itu terkekeh pelan mendengar ucapan Alin. "Apa yang tidak aku tahu? Aku juga tahu siapa diri mu dan dari mana asal nak."

"Tapi yang aku tidak tahu bagaimana bisa dia bersama mu?." laki laki itu menunjuk Dita yang masih terbaring di tempat tidur.

"Aku bertemunya sejak 2 tahun yang lalu." jawab Alin.

"Siapa namanya?." tanya laki laki itu.

"Dita, ibu Dita." jawab Alin kembali.

"Nama yang sangat indah." gumam laki laki itu dengan memandang Dita.

Dia beralih menatap ke arah Alin. "Tolong jaga dia untuk saya."

"Haahh? Ehh iyaa saya akan selalu menjaga ibu Dita." jawab Alin masih dengan sedikit mencerna ucapan itu.

"Emm b-bapak ini s-siapa?." tanya Alin pelan.

Jarak Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang