A L A S A N U N T U K B E R J U A N G

12 3 1
                                    

-Halte-

Hujan mengguyur kota Jakarta dengan deras, membuat sebagian penghuninya harus menghentikan aktifitasnya sebentar.

Seorang gadis cantik berdiri di sebuah halte menatap jalanan yang terguyur air hujan. Banyak kendaraan yang berlalu lalang yang membuat suara hujan terkalahkan.

"humm dingin banget." Alin menggigil memeluk tubuhnya sendiri.

"Pakai." tiba tiba seseorang menyodorkan jaket ke arah Alin.

"Loh? kak Byan?." Byan menatap Alin dengan tersenyum.

"Iya, nih pakai jaketnya." Alin menerima jaket yang di berikan Byan, kemudian memakainya.

"Makasihh kak." ujar Alin tersenyum.

"Iya sama sama, lu habis dari mana hujan hujan kaya gini?." tanya Byan.

"Eummm aku habis dari Danau cari angin." jawab Alin kemudian Byan mengangguk.

"Kakak sendiri habis dari mana?." giliran Alin yang bertanya.

"Gue habis dari apartemen Agraxsa sama Danu terus gue neduh dulu di sini, eh ga taunya ketemu elo." jawab Byan.

Alin mengangguk kemudian dia menatap sekeliling. "Terus kak Danu di mana?."

"Noh lagi buang air." Byan menunjuk Wc Umum dekat halte tersebut.

Alin terkekeh kemudian Byan mengajaknya untuk duduk di kursi halte tersebut. Tidak berselang lama Danu datang. "Woyy lah gue cariin juga." Danu datang dengan wajah masam.

"Eh neng Alin, udah lama neng?." tanya Danu.

"Udah lama kak." jawab Alin dengan melempar senyum.

Danu kemudian duduk di sebelah Byan keheningan mulai tercipta hingga mereka tidak sadar bahwa Alin bergerak gelisah seperti ingin bertanya.

"Kak?." Danu dan Byan menoleh secara bersama.

"Ehh nggak." Alin mendadak canggung saar Byan dan Danu menatapnya.

"Gapapa, lu tanya aja." Alin mengangguk mendengar ucapan Byan.

"Emm kak Byan sama kak Danu kita p-pernah ketemu s-sebelumnya kan?." tanya Alin gugup.

"Emmm kayaknya iya, lu yang kepergok di perpustakaan kan?." jawab Danu.

"Eheheh iya kak." Alin menampilkan deretan gigi putihnya.

"Oalahh ngapai  gugup kalo cuma tanya itu." Byan dan Danu terkekeh.

"S-sebenarnya bukan i-itu kak."

"terus?." Danu menaik kan sebelah Alisnya.

"Waktu itu aku nggak sengaja denger kak Danu sama Kak Byan nyebut nama Bintang, kalo aku boleh tau Bintang siapa kak?."

"Hah? oh iya itu Bintang maksut gue sama Danu Bintang binatang peliharaan si Gilang, lu tau Gilang kan?." jawab Byan dengan senyum kecut.

"Lu kenapa tanya gitu Al?." tanya Danu.

"Ehh nggak kak."

"Cerita aja atuh neng gak usah malu anggap aja kita rumah yakan yan." Danu menepuk bahu Byan kemudian dia mengangguk.

"Emm, Bintang itu dulu pacar aku kak, singkat cerita dulu aku sama Bintang pergi jalan jalan ke caffe entah kenapa gedung di sebelah caffe itu roboh, kalo waktu itu aja Bintang ga nolongin aku pasti sekarang Bintang masih ada." mata Alin mulai berkaca kaca.

Danu dan Byan yang mendengar itu pun hanya mengangguk sayu, ternyata kisah cinta Alin tidak seindah nama nya.

"Sabar Al, mungkin ini takdir dari tuhan lu harus terima kalo Bintang itu udah nggak ada." ujar Byan.

Jarak Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang