"Kau harus disini, gantikan figur Ibu anak saya." Dita menatap horor pria di depannya ini, bisa bisanya dia mengatakan hal itu dengan sangat santai.
"Tidak." tegas Dita.
"Aku tidak meminta persetujuan mu." ucap Vero dengan senyum miring.
"Kau jangan seenak nya menyuruhku." Dita mulai menaikan suaranya.
"Hah itu pilihan mu, jika tidak ingin toko itu hancur maka jadi ibu angkat anak ku."
"Hancurkan saja toko itu, toh setelah Tuan menghancurkan nya aku akan pergi dari kota ini" final Dita berlalu pergi.
"Ku tunggu penyesalanmu honey." Vero tersenyum melihat punggu Dita yang mulai menghilang.
-Kamar Alin-
im so lonely ~ broken angel
im so lonely ~ listen to my heard
on'n lonely ~ broken angel
come n' save me before I fall apartAlin sedang melihat Album foto yang berisikan fotonya dan Bintang.
Alin akui Agraxsa memiliki kemiripan secara fisik dengan Bintang, namun juga memiliki ketidak miripan contohnya dengan Bintang yang selalu berbicara halus terhadap siapapun juga Bintang yang selalu sabar dan tidak mudah tersulut emosi, berbanding terbalik dengan Agraxsa yang ugal ugalan selalu berbicara kasar dan mudah sekali emosi.
"Bintang kita dekat dalam hati namun jauh secara fisik." lirih Alin melihat foto Bintang.
"Kamu udah tenang ya di sana? sampe lupa aku di sini selalu nunggu kamu pulang, walaupun itu tidak mungkin tapi aku selalu nungguin kamu sampai waktunya aku berhenti buat nunggu kamu dan berhenti untuk mencintai kamu Bintang." -Alin.
Setelah mengatakan itu Alin beranjak dari duduk nya menuju ruang tamu, kini Alin sudah tinggal di rumahnya lagi dia tinggal di rumah Dita.
"Ibu udah dua hari nggak pulang, bapak itu juga tidak telvon lagi." Alin terus menatap pekarangan rumah itu dari jendela.
"Aku mau masak dulu lah, siapa tau ibu nanti pulang."
-Rumah Dita-
Dita memasuki pekarangan rumahnya dengan nafas yang tidak teratur bayangkan saja dia berlari dari mansion milik Vero yang kurang lebih jaraknya hampir 100 meter.
tok... tok.. tok..
Dita mengetuk pintu dengan keras berharap Alin segera membukanya.
Alin yang sedang berkutat di dapur langsung menoleh ke arah ruang tamu begitu suara ketukan pintu menyapa indra pendengaran nya. Lama kelamaan suara ketukan itu semakin keras Alin memutuskan untuk menghentikan aktifitasnya lalu berjalan ke ruang tamu.
"Sebentar." Dita bernafas lega setelah mendengar suara Alin.
cklek
Muncul wajah Alin dari balik pintu secara perlahan Dita yang sudah tidak sabar ingin masuk langsung mendorong Alin lalu mengunci pintunya.
"Eh anda siap..." ucapan Alin terpotong dikala Dita langsung berbalik.
"Loh ibuk?."
"Jangan keras keras nak, ibu sedang bersembunyi dari pria brengsek itu." -Dita.
"Ibu kok bisa pulang gimana? terus ibu di apain sama bapak itu?." tanya Alin tanpa memberi jeda Dita untuk bernafas.
"Bentar nak, ambilin ibu minum dulu." Dita langsung mendudukan bokong nya ke kursi.
"Eh iya, sebentar bu." Alin berlari kecil ke arah dapur untuk mengambil Air.
"Sialan pria brengsek itu." Dita terus menyumpah serapahi Vero.
"Ini bu." kembalinya Alin membawa satu gelas penuh air putih yang langsung Dita minum hingga tandas.
"Hah.... pria itu dangan brengsek bisa bisanya dia meminta ku untuk jadi ibu angkat anak nya, dia juga mengancam ku nak, jika aku tidak menuruti perintah nya maka toko bunga ku akan dia bakar." jelas Dita.
"Terus ibu nerima apa gimana?." -Alin.
"Untung aku langsung kabur dari dia." Dita kembali menghela nafas lega.
"Tapi ibu nggak takut kalo toko bunga ibu di bakar?." tanya Alin cemas.
"Aku tidak takut dengan pria itu."
"Sudahlah ayo kita makan, ibu mau masak dulu." sambung Dita.
"Ehh nggak usah buk, Alin udah masak." cegat Alin pada Dita.
"oh ya udah, ayo kita makan." Dita dan Alin berjalan ke meja makan dan memulai makanya dengan khikmat.
-Sore hari-
Jam menunjukan pukul 3 sore, Alin berniat untuk jalan jalan sore sambil melihat sekitar komplek perumahan yang dia huni dengan Dita.
Alin berencana akan pulang kerumahnya lusa saat kakak tiri dan ayah tirinya pergi keluar kota untuk acara katanya.
Alin bosan jika hanya berputar putar di sekitar komplek dia memutuskan untuk pergi ke caffe Rembulan. Ingat caffe Rembulan? tempat di mana Alin bertemu sosok misterius yang menyelamatkan nya dan juga tempat terakhir yang dia kunjungi bersama Bintang.
Kaki jenjang Alin melangkah memasuki caffe kemudian dia duduk di salah satu meja yang menjadi tempat favoritnya dengan Bintang, dia menatap sekeliling caffe tidak ada yang berubah sejak dulu hanya saja furniture yang sudah dirubah.
Kemudian seorang pelayan datang dengan membawa nampan berisikan cheescake dan tiramissu coffe yang tadi Alin pesan.
"Huhhh andai saja kamu masih di sini Bintang kita bisa makan di tempat ini seperti dulu." Alin menatap cheescake itu kemudian memakannya.
Alin keluar dari cafe kemudian melanjutkan jalan - jalannya ke sebuah danau.
-Danau-
Pemandangan danau sangat indah membuat hati Alin menjadi tentram seperti ada suatu magnet yang membuatnya untuk melangkah mendekat ke arah danau dimana terdapat kursi panjang dan juga sebuah rumah pohon.
Alin duduk di sebuah kursi putih panjang yang menghadap langsung ke arah danau. Hembusan angin membuat rambut halus Alin ikut tersibak Alin terus mengamati sekeliling Danau itu kenapa di setiap tempat yang iya datangi terdapat kenanganya dengan Bintang?.
Alin mengambil kamera yang selalu dia bawa di tasnya dan tidak lupa pulpen beserta Album. Beberapa foto Alin ambil kemudia dia tempel pada Album itu.
"Bintang aku datang lagi ke tempat ini, aku datang lagi ke tempat yang menjadi awal kita bersatu, jujur Bintang di tempat ini aku seakan melihat bayangan mu yang sedang berada disisihku aku sungguh ingin mengulang masa itu lagi. Bintang kamu lihat aku kan? Aku di sini belum bahagia aku di sini masih di selimuti sama kenangan kamu bintang. Tolong ulang kenangan itu kembali."
Satu tetes air mata menghiasi tulisan indah itu kemudian Alin menutup Album itu perlahan memasukan nya ke dalam tas begitu juga dengan kamera yang iya keluarkan.
Alin kembali menatap Danau banyak sekali sepasang kekasih datang ke Danau tersebut untuk melihat ke indah an langit sore.
Saat Alin duduk bersandar nyaman tiba tiba angin menerpa dengan cukup kencang membuat tubuh Alin ke dingin an kemudian dia merapikan pakaian nya dan memutuskan untuk pergi. Namun tanpa dia sadari angin itu membawakan pesan dari orang yang sangat jauh di sana pesan rindu untuk hati yang selalu dia jaga.
TBC.
MAKIN BINGUNG SAMA ALURNYA? SAMA MBAK CEN JUGA😭 HEHEHHE BECANDA NENG SERIUS AMAT DAH.
NIH BAKAL ADA TEKA TEKI LAGI DI CAPTER BERIKUTNYA TETAP STAY TUNE YAAA...
JANGAN LUPA VOMEN BUAT HARGAI PENULIS.
SEE YOU MBAK CEN SAYANG KALIAN❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak Dan Luka
General Fiction-Jarak Dan Luka- Ini tentang Alin seorang gadis cantik yang kehilangan Bintang, cinta sejatinya dalam sebuah tragedi kecelakaan. Dia berusaha mencari tentang kecelakaan itu namun hasilnya nihil, dia putus asa hingga pada suatu ketika dia bertemu lak...