Elio mengembangkan senyumannya yang sangat manis, ia merasa sangat senang ternyata keputusan yang ia ambil sangat tepat. Dengan Elin melupakan 'orang itu' maka ia dan keluarganya akan mendapatkan kebahagiaan.
Yah dia akui kelakuannya memang sangat egois, tapi dia hanya ingin melihat adik tersayangnya terus berada di sisinya. Apakah itu salah?
'Mungkin aku memang kejam karna memisahkan Elin dan 'dia' tapi disini takdir lah yang paling kejam. Kenapa takdir harus mengambil permata kami? Dan karna sekarang takdir yang membuatku bertemu dengan Elin maka jangan salahkan aku jika aku mengambil sesuatu yang memang milik keluargaku dari awal' batin Elio.
Darel dan Elio melepaskan pelukannya dari Elin Kana takut membuat adik tersayangnya merasa sesak.
"Elin sudah merasa lebih baik sekarang?" Tanya Darel dengan lembut sambil mengelus Surai Elina dengan sayang.
Elina yang mendapatkan perlakuan seperti itu segera menutup matanya sambil menganggukkan kepalanya lucu untuk merasakan kehangatan yang di berikan Darel.
Darel dan Elio yang melihat tingkah menggemaskan adiknya hanya bisa terkekeh kecil. Ternyata adik mereka ini benar-benar lucu.
"Elin melaca cangat baik" jelas Elina sambil memegang tangan Darel dan meletakannya di pipi tembem miliknya.
"Kenapa hm?" Tanya Darel dengan suara lembut miliknya.
"Tidak, Elin cuma melaca cangat cenang kalna telnyata begini lacanya di cayang oleh ceolang kakak" Elina menjawab tanpa sadar dan itu membuat Darel dan Elio mengubah raut wajahnya menjadi sendu.
"Dengar Elin mulai sekarang Elin akan mendapatkan kasih sayang yang sangat banyak dari ayah dan kakak, dan kakak janji di sini Elin tidak akan pernah sendiri lagi" jelas Elio sambil menggenggam tangan mungil milik Elina.
"Benalkah?" Tanya Elina dengan mata berkaca-kaca.
"Tentu saja" jawab Darel dan saat itu juga Elina kembali memeluk Darel dan Elio dan tentunya pelukan itu di balas oleh mereka.
"Nah sekarang Elina harus mengganti baju Elin, karna kita akan menyambut kepulangan ayah dan kakak Dietrich" mendengar perkataan Elio, Elina hanya bisa menganggukkan kepalanya antusias dia tidak sabar untuk bertemu kakak dan ayah barunya.
"Baik lah Elin tunggu di sini dulu, kakak akan memanggil pelayan untuk mengganti baju Elin" Elina kembali menggunakan kepalanya mendengar perkataan Elio.
Setelah itu Darel dan Elio pergi dari ruangan Elina namu sebelum itu mereka menyempatkan diri dulu untuk mencium pipi tembem milik Elina yang sontak saja hal itu membuat sang empu memerah malu
Hei walaupun Darel dan Elio itu masih kecil tapi ketampanan mereka sudah sangat terlihat, ah dia jadi penasaran bagaimana wajah ayah dan kakak barunya itu.
Pasti sangat tampan karna Darel dan Elio saja sudah sangat tampan apalagi ayahnya pasti dua kali lipat lebih tampan.
Elina segera menggelengkan kepalanya guna mengusir pikiran tidak masuk akal miliknya.
"Ah Cehalusnya Elin tidak boleh cepelti ini, ini cama caja cepelti Elin bahagia di atas pendelitaan Olang lain" gumam Elina lirih.
Hah dia tidak boleh seperti ini, bagaiman mungkin ia bisa bahagia saat ini, sementara jiwa pemilik tubuh asli ini entah dimana.
"Apa mungkin jiwa tubuh ini macuk ke dalam tubuh Elin yang asli?" Elina segera menggelengkan kepalanya kuat
Tidak! Tidak ia sangat tidak ingin ada seseorang yang memasuki tubuh aslinya, alasannya? Tentu saja Elina tidak ingin orang yang masuki tubuhnya merasakan hal yang sama seperti dirinya, yaitu tidak di anggap hidup walaupun sebenarnya dia hidup.
"Tapi tunggu kenapa Elin melaca nama ini tidak acing ya? Dan cepeltinya Elin juga melupakan cecuatu yang penting" Elina berusaha mengingat sesuatu yang ia lupakan itu namun nihil, Semakin keras ia berfikir itu malah akan membuat kepalanya menjadi sakit.
"Huh baiklah, mungkin nanti Elin akan ingat" Elina menghela nafasnya panjang, baiklah dia sudah mengambil keputusan bahwa dia akan menjaga tubuh ini sampai pemilik aslinya kembali.
'Maaf jika Elin egois, tapi biarkan Elin merasakan yang namanya kasih sayang walaupun hanya sebentar' gumam Elina.
Tok..Tok....
Suara pintu yang di ketuk berhasil mengalihkan perhatian Elina, ia menengok ke arah pintu tersebut di sana ia bisa melihat seorang gadis yang masih remaja dengan pakaian pelayan sedang menundukkan kepalanya sambil berjalan ke arah Elina.
"Se..selamat siang nona perkenalkan nama saya Sofia saya adalah pelayan pribadi anda mulai sekarang" Sofia berucap sambil membungkukkan badannya di depan Elina.
Elina menatap tubuh Sofia dari atas sampai bawah, ah sepertinya Sofia ini seumuran dengan dirinya di kehidupan yang dulu dan sepertinya Sofia adalah pelayan yang baik.
"Calam kenal copia, Pelkenalkan namaku Eliana Chlity De Lancatel" Elina mengembangkan senyum termanis miliknya dan hal tersebut sontak saja membuat Sofia gemas.
Ternyata nonanya ini sangat menggemaskan dan tidak seperti 'orang itu'.
"Baik lah sekarang saya akan membatu nona mandi" ucap Sofia sambil berjalan ke arah Elina
"Tunggu copia Elin bica mandi cendiki kok " Elina berucap dengan wajah yang memerah, tidak mungkin kan dia menyuruh Sofia memandikan dirinya, hei! Dia itu sudah 18 tahun. Ingat itu 18 tahun.
"Kenapa nona? Apa anda merasa tidak nyaman dengan keberadaan saya" Sofia berucap dengan mata berkaca-kaca dan Elina yang melihat itu sontak saja menggelengkan kepalanya kuat.
Bukan! Elina sangat menyukai Sofia walaupun mereka belum terlalu kenal. Hanya saja dia malu.
"Tidak copia Elin cangat cuka copia. Elin cuma malu" gumam Elina yang masih bisa di dengar oleh Sofia.
"Nona sangat lucu, mulai sekarang nona harus terbiasa untuk di layani, bagaimanapun nona Adah putri dari Duke Damian Lavice De Lancaster" ucap Sofia.
Elina yang mendengar itu hanya bisa menganggukkan kepalanya canggung, ah ia harus belajar untuk terbiasa di dunia ini mulai sekarang.
"Baiklah" Sofia yang mendengarkan jawaban dari nonanya sontak saja mengembangkan senyum terindah miliknya.
Sementara Elina yang melihat senyum Sofia tertegun untuk sesaat, karna menurutnya wajah Sofia sangat cantik, mungkin jika Sofia hidup di dunianya dia pasti sudah menjadi idol atau artis.
Elina jadi membayangkan wajah seorang pelayan saja sudah cantik apalagi wajah pangeran dan putri di dunia ini pasti akan sangat cantik.
"Baiklah nona saya akan menyiapkan air hangatnya sebentar" Elina yang mendengar perkataan Sofia sontak saja tersadar dari lamunannya
"Baiklah" ucap Elina dengan senyum manis miliknya sedangkan Sofia yang melihat senyum milik nonanya di buat sangat gemas.
Sebelum dia khilaf mencubit pipi tembem milik nonanya buru-buru Sofia pergi dari sana untuk menyiapkan air hangat untuk Elina mandi.
Elina yang melihat Sofia berjalan terburu-buru dengan wajah memerah hanya bisa memiringkan kepalanya lucu.
"Apa copia ingin buang ail becal campai jalan telbulu-bulu?" Gumam Elina lirih.
Halo semua👋 maaf ya aku up nya makin lama🙏 itu karna aku lagi sibuk buat projek UKK di sekolah😅
Tapi kalian tenang aja setelah projek aku udah selesai aku akan usahain untuk sering up, dan maaf ya kalo kali ini ceritanya kurang menarik😅🙏
Dan makasih buat kalian yang masih baca cerita ini apalagi yang ngasih vote+ komennya☺️ karna komen dan vote kalian ngebuat aku jadi makin semangat nulisnya☺️🙏 sekali lagi makasih ya☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Duke's
خيال (فانتازيا)Anna adalah seorang anak yang kekurangan kasih sayang. Walaupun ia memiliki ayah dan kakak namun mereka selalu mengabaikan dirinya dan menganggapnya seolah-olah tidak pernah ada hingga ajal menjemputnya. Bagaimana jadinya jika Anna yang kekurangan k...