PART 08

9.9K 960 66
                                    

Saat ini Elina dan Elio tengah di perjalanan menuju hutan terlarang ah lebih tepatnya menuju rumah Elina.

"Kak El, cebenalnya cekalang Elin ada di mana?" Tanya Elina pasalnya tempat ini sangat mewah dan besar bahkan lebih besar dari rumahnya di kehidupan dulu.

"Ini rumah kakak, apa Elin suka rumah ini?" Elio berucap dengan senyum hangat miliknya.

"Cangat cuka" jawab Elina dengan antusias. Kepalanya selalu menoleh ke sana kemari melihat pemandangan yang ada di depannya ini.

Elio yang melihat ekspresi dan tingkah Elina hanya bisa terkekeh kecil.

"Kalau begitu apa Elin mau tinggal di sini bersama kakak?" Tanya Elio dengan penuh harap.

"Tidak" jawab Elina cepat tanpa menyadari raut wajah Elio yang sudah berubah dingin.

Elio mengepalkan ke dua tangannya, ekspresinya saat ini benar-benar menyeramkan, namun saat Elina menoleh ke arahnya ekspresi itu langsung di gantikan dengan senyum secerah matahari miliknya.

"Kenapa? bukankah Elin menyukai rumah ini?" Tanya Elio lagi.

"Iya Elin cuka lumah ini, tapi Elin cudah punya lumah" jawab Elina.

"Tidak apa-apa kan punya dua rumah?" Elina yang mendengar perkataan Elio segera menghentikan jalannya.

Ia membalikan badannya dan menoleh ke arah Elio.

"Tapi kata kak Al lumah adalah tempat di mana olang yang kita cayang tinggal dan Elin cayang kak Al" jelas Elina.

"Jadi Elin tidak sayang dengan kak El?" Elio membuat raut wajah sesedih mungkin untuk mendapat simpati dari Elina dan itu sangat berhasil karna Elina memiliki hati yang lembut.

"Ehh Elin juga cayang cama kak El tapi Elin tidak mau kehilangan kak Al" Elina berucap dengan gelagapan karna melihat raut wajah Elio, dan di akhir kata ia berucap dengan lirih.

Elio yang melihat ekspresi milik Elina segera berjalan ke arah gadis mungil itu, ia berjongkok dan mengelus Surai Elina dengan sayang.

"Ada apa hmmm" tanya Elio.

"Tidak Elin cuma Lindu dengan kak Al" ucap Elina lirih, mata gadis kecil itu sudah mulai berkaca-kaca, ia sangat merindukan Anzel walaupun mereka berpisah belum lama.

Elio yang melihat mata Elina sudah berkaca-kaca segera membawa gadis mungil itu ke dalam pelukannya, ia mengelus Surai seindah salju itu dengan pelan.

"Apakah kau sangat menyayangi kakakmu itu" Elina segera menganggukkan kepalanya tanpa ragu saat mendengar perkataan dari Elio.

"Iya kalna Elin cuma punya kak Al di Dunia ini" gumam Elina lirih namun masih bisa di dengar oleh Elio.

"Memangnya Orang tua Elin dimana hmm?" Tanya Elio dengan lembut, tangannya masih setia mengelus Surai Elina dengan sayang.

"Kak Al bilang, Olang tua Elin udah buang kak Al dan Elin, meleka jahat, Elin gak cuka meleka, Elin benci meleka" Elina menenggelamkan wajahnya di dada kecil milik Elio.

Elio yang mendengar penjelasan dari Elina mengubah raut wajahnya menjadi dingin, apa selama ini Elina tersiksa? Berani sekali mereka menyakiti Elinanya, sepertinya mereka harus di beri pelajaran.

Otak kecil milik Elio sudah menyusun berbagai macam penyiksaan untuk orang-orang yang sudah menyakiti Elinanya, namun sepertinya ia harus memikirkannya nanti karna saat ini ia harus menenangkan Elina dulu.

Elio memeluk tubuh mungil milik Elina sambil mengelus Surai seputih salju itu dengan sayang, jika bisa dia sangat ingin waktu berhenti di sini, karna dia sangat ingin menghabiskan banyak waktu bersama Elina.

"Elina bisakah kamu memikirkan wajah kak Al dan orang tua mu itu?" Ucapan Elio sontak saja membuat Elina melepaskan pelukannya dari Elio.

"Kenapa?" Elina menatap Elio dengan pandangan yang sulit di artikan, kenapa Elio menyuruhnya memikirkan wajah Anzel dan orang tuanya? Mungkin jika memikirkan wajah Anzel Elina masih bisa tapi jika memikirkan wajah orang tuanya di kehidupan yang sekarang......

Elina tidak bisa, ia tidak tau wajah orang tuanya di kehidupan yang sekarang, bahkan sekalipun ia tidak pernah bertemu dengan mereka.

"Tidak ada, kakak hanya ingin tahu bagaimana wajah mereka di mata Elin" Elio berkata dengan lembut, ia menatap netra sebiru samudra itu dengan sendu.

Melihat tatapan yang di berikan Elio, entah mengapa Elina merasa tidak enak hati, ia menganggukkan kepalanya ragu dan itu membuat Elio semakin melebarkan senyumannya bahkan netra sebiru samudra miliknya membentuk bulan sabit yang sangat indah.

Elio mulai menyatukan keningnya dengan Elina, sementara Elina menatap Elio dengan wajah polosnya.
Elio yang melihat itu hanya bisa terkekeh kecil.

"Sekarang pikirkan wajah kakak Al dan orang tua Elin" ucap Elio dengan lembut.

"Elin bica memikilkan wajah kak Al tapi Elin tidak tau wajah dad..eh mangsudnya ibu dan ayah kalna Elin di buang caat bayi, jadi Elin tidak tau wajah meleka" Elina berkata dengan lirih, ia menundukkan kepalanya berusaha menahan air matanya.

Sementara Elio yang melihat wajah milik Elina mengepalkan tangannya kuat, ia mengangkat dagu kecil milik Elina.

Elina menatap mata teduh milik Elio, menurutnya mata Elio sangat indah, apalagi matanya terlihat seperti permata yang sangat menawan.

"Dengarkan kakak Elin, sekarang Elin hanya perlu memikirkan wajah Kakak Al saja mengerti" Elina yang mendengar perkataan lembut milik Elio hanya menganggukkan kepalanya.

Elina memejamkan matanya saat Elio kembali menyatukan kening mereka, ia mulai memikirkan kenangannya bersama Anzel dan itu membuat bibir mungil Semerah Cherry miliknya terangkat sangat indah.

Namun entah mengapa perlahan-lahan netranya mulai terasa berat, ia ingin tetap membuka matanya namun itu terasa sangat sulit.

Perlahan-lahan Elina mulai menutup matanya, sebelum tubuh mungil itu terjatuh Elio segera menangkap tubuh Elina.

"Selamat tidur princess, Sebentar lagi kau akan kembali kepada kami" gumam Elio, ia mengecup Surai Elina dengan sayang.









Halo semua makasih ya buat kalian yang udah mau baca, vote, dan komen novel ini☺️🙏.

Dan maaf kalau masih banyak typo atau ceritanya kurang menarik, walaupun aku berharap kalian suka sih sama cerita ini😅.

Udah gitu aja, intinya makasih buat kalian yang udah nyemangatin aku, aku itu orangnya baperan jadi aku mohon jangan ada yang komen jelek ya😅, apalagi ini karya pertama aku jadinya agak gimana gitu kalau ada yang komen jelek.

Sekali lagi makasih yang udah mau baca, vote, and komen ya semoga kalian yang baca selalu sehat😊☺️🙏🙏

Princess Duke'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang