"Yah, saya hanya menemukannya di tengah hutan kematian, saya juga tidak tahu bagaimana dia ada di sana, saya hanya merasakan mananya sangat familiar dan wajahnya sudah membuktikan semuanya kan" Jawab Elio dengan pandangan mengarah keluar jendela.
Sedangkan Duke Damian yang mendengarkan penjelasan Elio sedikit termenung bagaimana mungkin buah hati tercintanya bersama sang istri bisa berada di tengah hutan kematian?.
Sedangkan saat insiden itu terjadi jasad istrinya justru di temukan di dekat sebuah kuil kecil yang jaraknya sangat jauh dari hutan kematian.
Duke Damian memijit keningnya yang mulai terasa sakit sepertinya dia harus menyelidiki ulang kasus kematian istrinya itu. Kemudian Ia mengalihkan pandangannya pada putra ketiganya yang tampak bosan?.
"Hah, dia sendiri? " Tanya Duke Damian sambil menghela nafas pada putra ketiganya yang terlihat sangat enggan saat berbicara panya.
Saat mendengarkan perkataan ayahnya sorot mata Elio yang awalnya terlihat bosan berubah menjadi tajam dan ia segera membuang mukanya dari pandangan Duke Damian.
Duke Damian mengangkat sebelah alisnya melihat perubahan di wajah anak ketiganya itu.
"Ada apa? " Tanya Duke Damian lagi saat tidak mendengar jawaban apapun dari Elio.
"Tidak. Dia bersama serangga kecil yang mengganggu" Jawab Elio sambil mendengus dan memandang Duke Damian.
"Serangga? " Duke Damian tampak tertarik pada pembicaraan kali ini. Siapa yang anaknya ini anggap serangga
"Hanya anak kecil yang tidak penting. Dan saya sudah membereskannya" Jawab Elio kembali dengan nada malas.
"Hm, harusnya kau membalas budi bukan membereskannya" Jelas Duke Damian enteng sambil mengambil dokumen yang ada di meja kerjanya.
"Sangat lucu. Bukanya anda senang, dengan begitu pekerjaan ada lebih cepat terselesaikan" Elio mendengus kemudian mentap remeh Duke Damian yang sedang menatapnya datar.
"Tidak juga. Seharusnya kau menggali informasi" Duke Damian kembali menundukan kepalanya sambil melihat dokumen yang tadi dia abaikan.
"Bocah itu sangat mengganggu. Dia mengambil semua perhatian adik kecilku. Saya tidak suka dengan bocah sialan itu" Elio kembali mendengus setelah mengatakan itu.
Ia melipat ke dua tangannya di depan dada sambil menatap Duke Damian yang tidak terganggu dengan perkataan nya sama sekali dari melihat berkas yang ada di depannya.
"Saya boleh pergi? " Tanya Elio setelah melihat Duke Damian yang hanya diam saja.
"Hm" Gumam Duke Damian yang masih tidak memandang Elio.
Elio segera berbalik, namun saat tangannya akan membuka pintu yang ada di depannya sura Duke Damian menghentikan langkah kecil miliknya.
"Jangan terlalu sering menggunakan kemampuan mu. Kau tau sendiri apa yang harus di tukarkan dengan mengubah memory seseorang" Duke Damian hanya menatap Elio dari ujung matanya namun perhatiannya tidak pernah lepas dari dokumen yang ada di tangannya.
Elio tidak berbalik saat mendengar perkataan Duke Damian. Dia tahu, sangat tahu malah jika mengubah memori seseorang itu membutuhkan bayaran yang besar.
Tapi dia tidak perduli. Sedari kecil hanya dirinya yang tidak dapat merasakan kasih sayang ibunya maka sekarang biarkan di egois dan merasakan kasih sayang dari seorang wanita yang sangat mirip dengan ibunya.
Tanpa menjawab perkataan dari Duke Damian Elio segera meninggalkan ruangan itu. Ia memejamkan matanya sebentar kemudian mata sebiru samudra miliknya itu bersinar lebih terang.
Tidak!! Sekarang yang terpenting adalah dia harus bisa mendapatkan maaf dari adik kecilnya itu. Mmm apa ia harus kembali mengubah memory adik manisnya itu?.
Elio menunjukan smriknya yang malah membuat wajah bocah laki-laki kecil itu terlihat tampan. Ia sangat senang memikirkan ide brilian miliknya.
Elio segera berjalan dengan gembira menuju kamar milik adiknya. Sesekali bocah lelaki tampan itu tampak bersenandung kecil saat memikirkan raut wajah adik kecilnya itu.
Namun hari ini tampaknya dia sangat sial karna sekarang ada bocah kecil perempuan yang sedang menghadang nya.
Elio menatap bocah perempuan itu dengan malas. Sedangkan bocah perempuan itu menatap Elio dengan mata yang berbinar seperti menemukan harta karun.
"Kakak Elio, mily kangen" Emily segera menerjang Elio dan memeluk bocah laki-laki tersebut dengan erat.
Yah bocah perempuan yang menghadang Elio adalah Emily. Anak pembawa sial keluarga Lancaster hasil ayah bajingannya dan wanita jalangnya itu. Mungkin Atau tidak? ia juga tidak terlalu perduli yang dia perdulikan sekarang adalah adik kecinya yang manis.
Elio segera mendorong gasik kecil yang sedang memeluknya itu dengan kasar
"Menjauh dariku bocah sialan" Elio segera menepuk-nepuk pakaiannya yang tadi bersentuhan dengan tubuh Emily.
Mata Emily mulai berkaca-kaca saat mendapatkan perlakuan kasar dari Elio apa lagi tangannya sedikit lecet karna dorongan Elio yang sangat kuat.
"Mily kan cuma lindu dengan kakak" Gumam Emily. Mata gadis kecil itu sudah mengeluarkan liquid nya karna Elio tak kunjung membantunya berdiri.
Sedangakan Elio hanya menatap datar bocah perempuan yang sedang menangis di depannya itu. Ia kemudian berjongkok dan mendekatkan dirinya di samping telinga Emily.
"Jangan pernah macam-macam denganku bocah sialan" Bisik Elio di samping telinga Emily.
Elio segera berdiri kemudia menatap Emily dengan remeh kemudian dia meninggalkan bocah perempuan yang sedang menangis sesegukan itu.
"Cial ini cemua calah bocah pelempuan itu. Tunggu caja mily pasti akan membalasnya" Emily segera menghapus air matanya kemuadian bocah perempuan itu berdiri dan berjalan menuju kamar ibunya.
"Miliy halus melencanakan cecuatu belsama ibu" Gumam bocah perempuan tersebut.
Sementara itu Elio mengurungkan niatnya untuk menemui Elina. Sekarang mood nya sedang tidak baik ia takut jika ia menemui Elina maka ia akan melampiaskan amarahnya pada adik kecilnya itu.
Tidak!! Tidak nanti bukannya mendapatkan maaf dari adik kecinya ia malah makin di beci oleh Elina.
"Cih!! Ini semua gara-gara bocah sialan itu" Gumam Elio kemudian masuk ke dalam kamarnya.
*********
Sementara itu seorang bocah laki-laki dengan surai semerah darah yang senada dengan netranya sedang menatap bulan di atas pohon dengan pandangan kosong miliknya.
"Mengapa takdir sangat kejam? " Gumam bocah laki-laki tersebut.
"Apa ini adalah karma? Tapi apa kesalahan yang aku perbuat? " Lanjutnya.
Kemudian ia mengambil sebuah kalung dengan motif bintang di saku miknya. Ia mencium kalung itu lama dan tanpa terasa sebuah liquid bening keluar dari mata tajam nan indah bocah laki-laki tersebut
"Selamat ulang tahun bintang kecilku" Gumam bocah laki-laki itu lagi.
"Aku sangat merindukanmu" Bocah laki-laki itu mulai menangis dalam diam.
Dan tanpa dia sadari seseorang tengah menatapnya dengan pandangan datar, kemudian orang itu pergi meninggalkan bocah laki-laki yang sedang menangis di kesunyian malam yang tampak Mencengkam ini.
Halooooo👋👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Duke's
FantasiAnna adalah seorang anak yang kekurangan kasih sayang. Walaupun ia memiliki ayah dan kakak namun mereka selalu mengabaikan dirinya dan menganggapnya seolah-olah tidak pernah ada hingga ajal menjemputnya. Bagaimana jadinya jika Anna yang kekurangan k...