23:30
Anara:
KakDion:
Aku disini Anara.Anara:
Hari ini adalah hari terakhir?Dion:
Maaf.Anara:
Kenapa waktu cepat berlalu.
Aku masih pengen ngobrol sama kak Dion
Bisa gak kakak jangan pergi?Dion:
Anara, maaf.
Aku benar-benar minta maaf.Anara:
Aku gak tau lagi harus hidup kayak gimana kalo kak Dion beneran pergi.Dion:
Ada Jae yang jagain kamu, aku percaya sama dia.Anara:
Aku cuman pengen kak Dion.Dion:
Gabisa, Anara. Kita udah gak bisa sama-sama lagi.Anara:
Kak Dion, aku lagi nangis sekarang. Gak kasihan sama aku?
Tolong jangan pergi please, aku butuh kamu kak.Dion:
Aku tau, aku tau kamu pasti nangis. Itu bikin aku sedih, tapi aku gabisa apa-apa.Anara:
Kak, beneran ini yang terakhir?? Kita gak bisa kayak gini lagi? Bisa gak, kak Dion tetep di sisiku? Walaupun dengan cara seperti ini, aku gak masalah.Dion:
Kesempatanku hanya sampai disini.
Aku tau kamu perempuan kuat. Aku gak akan pernah lupain kamu.Anara:
Kak Dion...Dion:
Kamu udah janji, setelah ini kamu akan kembali menjadi Anara yang ceria. Kamu gak boleh ingkar sama janji yang kamu buat.
Jangan nangis terus...
Aku gak suka liat kamu nangis, apalagi karena aku.
Kalo kamu bahagia aku juga pasti ikut bahagia.Biarkan aku pergi dengan tenang, Anara. Aku sangat amat memohon untuk yang satu ini.
Bunga lily yang aku minta kemarin, itu adalah hadiah dari aku buat kamu. Tolong simpan baik-baik ya...
Anara:
Jangan pergi kak, tolong...Dion:
Makasih untuk semuanya.
Waktu yang kita habiskan saat aku hidup di dunia, 100 hari kesempatan yang aku punya, itu adalah waktu yang berharga bagiku.Dion:
Anara kekasihku, selamat tinggal. Aku mencintaimu.Anara:
Kak, jangan pergi..
Kak Dion...
Gimana bisa aku hidup tanpa kamu kak?
Kak, aku mohon...Tangan Anara terkulai, ponselnya jatuh ke lantai tanpa menutup ruang obrolan. Anara menyembunyikan wajah diantara kedua kakinya. Air mata mulai berderai menuruni wajah cantiknya yang sembab setelah berjam-jam menangisi hari terakhir bersama Dion.
Hari ke-100 itu tiba hari ini. Hari yang Anara miliki dengan Dion resmi berakhir malam ini. Suara rintik hujan di luar mengiringi perpisahan menyakitkan antara sepasang kekasih yang kini telah berbeda dunia.
Rintik air yang menabrak jendela kamar Anara seolah tanda jika langit juga ikut bersedih atas kepergian Dion.
Anara ingat empat bulan yang lalu, tubuh kaku Dion yang diistirahatkan di peti mati masih bisa Anara rasakan keberadaannya. Bahkan saat Dion benar-benar di tempatkan di bawah tanah yang dingin, Anara masih bisa menemukan sosoknya.
Dan memang benar, firasatnya tidak pernah salah. Dion tiba-tiba datang di tengah kesedihannya, berkata bahwa dia akan bersama Anara selama 100 hari sampai dia benar-benar hilang. Kesempatan berharga yang tak pernah bisa terulang seumur hidup. Siapapun tak akan mempercayai Anara. Siapapun akan menganggap Anara sudah gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown: 100th Days
FanfictionMencintai wanita yang sama dan terjebak dalam kisah cinta segitiga, tidak pernah menghancurkan kokohnya persahabatan Dion dan Jaendra. Namun justru cinta yang paling tulus lah yang membuat mereka tenggelam dalam luka paling dalam. Anara hanya mampu...