3

174 24 17
                                    

Setelah kejadian kemarin, entah kenapa Aira jadi lebih sering bertemu Milan di sekolah. Padahal sebelumnya boro-boro, tau eksistensi Milan aja enggak. 

Milan juga kelas 10, sama sepertinya. Peminatannya juga sama, hanya berbeda kelas. Kadang mereka tidak sengaja bertemu di koridor kelas atau di lapangan. Tapi biasanya hanya berlalu begitu saja, sekedar menyapa. Beda cerita kalau mereka bertemu di kantin. Kalau situasi memungkinkan, kadang mereka memutuskan untuk makan bersama. 

Pilihan pertemuan lainnya adalah seperti yang saat ini mereka lakukan, yaitu di perpustakaan. 

"Lo beneran nggak papa nih di sini?" Aira bertanya sekali lagi. 

Sebagai anak olimpiade, Aira memang sering menghabiskan waktunya di perpustakaan. Selain karena suasana perpustakaan yang sepi dan kondusif, beberapa anak olimpiade lain juga senang belajar di perpustakaan. Rasanya jadi lebih semangat, karena banyak teman seperjuangan. 

Tapi, tentu saja, situasinya berbeda dengan Milan. Milan, mah, boro-boro ikutan belajar atau baca buku di perpustakaan. Ngerjain PR aja kayaknya harus dipaksa dulu.

"Iyaaaa, Airaaa... gue mau numpang ngadem iniii," Milan mencubit pipi Aira gemas. 

"Apaan sih lo, cubit-cubit!" Aira menangkis tangan Milan.

Melihat respon Aira, Milan justru semakin iseng. Ia mencondongkan wajahnya mendekat, menyandarkan dagunya pada tangannya yang menempel di meja. 

"Jangan-jangan, lo grogi ya, Ra, kalo ada gue?"

"Dih, pede selangit!"

"Emangnya lo nggak suka, Ra, gue temenin?"

"Emangnya lo lagi nemenin gue? Katanya ngadem?" suara Aira terdengar menantang.

Milan tertawa kecil. "Ya itu mah alesan doang kali Ra."

"..."

"Udah sana, buruan belajar. Gue mau tidur."

Setelah itu, Milan benar-benar membenamkan wajahnya dan tertidur.

Aira mematung. Ia memandangi puncak kepala Milan tanpa berkata apapun. Milan, dan semua orang di perpustakaan hari itu, tidak tahu kalau siang itu ada sesuatu yang berdesir di hati Aira.


***


[Chat]

Keisha :

airaaa

airaku sayaaang

Aira :

wah pake sayang-sayang

pasti ada maunya

Keisha :

hehe tau aja lo

Aira : 

apaan cpt, gue udh mau tidur

Keisha :

awal banget tidur lo

besok pinjem catetan kimia dong

tadi catetan gw berantakan

Aira :

ok besok gue bawain

Keisha :

sip, makacii

Aira : 

iyaaa 

Keisha :

btw ra

si milan...

Aira : 

knp milan?

Keisha :

dia lagi pdkt in lo ya?

Aira :

ngaco, nggak lah!

temen biasa doang

Keisha :

oalaah kirain

abis ngikutin lo mulu

siapa tau kan

Aira :

ga usah aneh-aneh deh

dah gue mau tidur beneran

byeeee

Keisha :

ya ok

besok jgn lupa catetan kimia!!!

Aira :

y


Aira mematikan ponselnya, kemudian meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur. 

Gadis itu merebahkan tubuhnya, melimpahkan pandangannya pada langit-langit kamar. Beberapa menit lalu, ia memang sudah bersiap untuk tidur. Tapi sekarang, rencananya gagal. Matanya sama sekali batal mengantuk. Otaknya tiba-tiba aktif bekerja, memperlihatkan potret-potret momen kebersamaannya bersama Milan. Semua gara-gara pertanyaan Keisha.


***

The Unseen EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang