6. Meyakinkan Mereka

493 241 30
                                        

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Cie ketemu lagi, jodoh pasti nih:v

Hm, aku mau tanya nih. Kalo kalian terjebak dihubungan toxic kek Tata, apa yang bakal kalian lakuin?

Happy reading fren❦

“Ada yang hidupnya terlihat santai tanpa beban, padahal mentalnya sedang dibantai habis-habisan”
-Maura S.W-

-Jakarta-
-Pukul 19:00-

Suara dentingan sendok berpadu dengan piring terdengar. Saat ini Naura sekeluarga sedang makan dengan hikmat tanpa ada suara.

Naura menghasilkan makanan di piring nya, lalu diikuti dengan yang lain. Setelah Ayah dan Abang nya pergi ke ruang Keluarga, baru ia mengumpulkan piring setelah makan lalu mencuci piring.

"Ra, kamu ngga lagi ada masalah kan?" Tanya sang Ibu tiba-tiba.

Naura yang sedang mencuci piring pun terhenti sejenak, lalu retinanya menatap sang Ibu, "Rara ngga ada masalah kok, Bun." Ia tersenyum guna meyakinkan Bunda Sarah.

Bunda Sarah terlihat masih ragu, namun tetap mencoba percaya pada sang Anak, "Kalo kamu ada masalah, cerita sama Bunda yah. Bunda ngga mau kejadian kemarin terulang, sayang." Tercipta kekhawatiran dikedua mata Bunda Sarah.

"Bunda tenang aja, pasti ngga akan terulang kok," ucap nya meyakinkan.

"Ya sudah, Bunda ke Ayah sama Abang kamu dulu. Kamu lanjutin nyucinya." Setelah mengatakan itu Bunda melangkah menjauh dari Naura.

'Tata! Kenapa Lo tolol banget sih. Cuman gara-gara Si brengsek Lo ninggalin keluarga yang sayang banget sama Lo, anjing emang' Batin Naura Kesal.

Ia melanjutkan mencuci piring, selang beberapa menit kemudian ia selesai, lalu menghampiri mereka di ruang Keluarga.

"Lagi pada nonton apa ni, seru banget," ucap Naura mengagetkan mereka.

"Astaghfirullah, Rara," kaget mereka

Angga yang kesal tak menghiraukan perkataan Naura, ia malah melemparinya dengan bantal sofa.

Naura yang sadar gerak gerik sang Kakak pun lantas menghindari, "Wleee, ngga kena," ejeknya dengan menjulurkan lidahnya.

"Udah berani ya sama Abang!" Seru Angga lantas menghampiri Sang Adik.

Namun sayang, Naura lebih dulu berlari menghindar. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran.

'Huh, jadi kangen Abang di sana,' batin Naura.

Orang tua mereka hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kakak beradik itu.

"Bang, udah. Rara capek," ucapnya ngos-ngosan.

Angga terduduk di lantai, "Kamu cepet banget lari nya."

Setelah Naura menormalkan napasnya, ia menatap sang kakak, "Bang, Rara boleh pinjam laptop nya lagi nggak?" Tanya Naura.

Néo SómaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang