w

3.9K 247 134
                                    


Kebetulan yang menyenangkan. Hari ini adalah hari pernikahan April. Sayangnya, Ali bangun kesiangan. Dia melirik jam, kemudian menatap Raib yang menggeliat kecil.

"Selamat pagi, Putri Bulanku..." Ali mengecup kening Raib. "Eh, aku kemarin mau bilang sesuatu. Tapi lupa..."

"Apa itu?" jawab Raib dengan suara serak. Dia melakukan teknik penyembuhan pada dirinya sendiri. Mata Raib bengkak, dia sedikit pusing.

"Hari ini adalah hari pernikahan April."

Raib melotot, "Benarkah?"

"Iya. Kita diundang, lho. Acaranya nanti sore." Ali memeluk Raib lagi, kemarin sebenarnya dia ingin memberitahu Raib. Tapi lupa karena mereka bertengkar hebat.

Raib cemberut, menggesekkan wajahnya pada bahu Ali seperti kucing. "Kalau begitu hari ini belikan aku baju bagus untuk ke pernikahan April, juga sepatu yang bagus!"

Ali tertawa senang. Selama ini Raib tidak pernah minta apapun kepadanya. Bahkan membeli bahan makanan dengan uangnya sendiri, tidak pernah minta Ali.

"Iya, apapun untukmu, Tuan Putri." Ali memeluk Raib erat.

Siang harinya, Raib dan Ali malah banyak berdebat di salah satu mall Klan Bumi.

"Aduh, kamu mau pamer punggung ke siapa sih, Ra?!" Ali melotot.

"Kan ketutupan rambut panjangku!"

Ali menggeleng.

Beralih ke baju satunya.

"Ali, kalau pakai baju ini aku jadi seperti ibu PKK. Warnanya norak!"

Ali cemberut.

Begitu terus hingga dua jam, akhirnya mereka menemukan baju dan high heels yang cocok untuk Raib. Gadis itu tersenyum senang.

Di rumah, Raib segera mandi dan memakai make up. Mereka hampir terlambat. Untung saja Raib mahir, bisa cepat memakai make up dengan hasil sempurna.

"Aduh, kamu mau ke pernikahan atau mau fashion show sih, Ra?" tanya Ali yang sedang duduk di ruang tamu. Papa dan Mama Raib tersenyum lebar melihat anak mereka.

"Kamu tampak seperti artis Korea, Raib. Cantik sekali!" Mama memeluk Raib.

"Ali, hati-hati, ya. Sentil saja dahi Raib kalau dia melirik cowok lain," Papa Raib tertawa kecil.

"Tidak mungkin, Papa."

Setelah basa-basi sejenak, Raib dan Ali berangkat ke tempat pernikahan. Tapi di dalam mobil suasana canggung sekali. Ali sesekali menelan ludahnya kasar. Raib cantik sekali, dia tidak kuat.

"Kenapa kamu berdandan sedemikian rupa, Ra? Sampai pamer bahu segala," ungkap Ali.

"Supaya April sadar, Ali."

"Sadar apa?"

"Sadar kalau dia tidak akan bisa menyaingiku. Nanti kita lihat saja siapa yang lebih memukau, aku atau April."

Ali terkekeh, meraih tangan Raib dan menggenggamnya. "Bahkan jika kamu hanya pakai baju tidur, kamu tampak lebih memukau."

"Tapi baju tidurnya yang dibelikan Seli. Dalam hati kamu bilang begitu, kan?"

Tawa Ali meledak. "Betul. Seratus untuk istriku."

Wajah Raib merah.

Sepuluh menit kemudian, mereka telah sampai di aula pernikahan April. Para undangan terpaku pada Raib ketika gadis itu lewat. Sesekali ada teman SMA yang mereka kenal, berbisik-bisik sambil melotot.

roller coaster | raib ali fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang