Author's Note:
Agar tidak membingungkan, saya ingin memberitahu terlebih dahulu bahwa chapter ini adalah dari sudut pandang orang ketiga, tidak seperti chapter-chapter sebelumnya yang adalah sudut pandang orang pertama (Halilintar).###
Seekor kupu-kupu biru melayang di tengah hutan. Sayap kecilnya mengepak perlahan, sesekali membiarkan angin yang menuntunnya. Sinar matahari yang terpantul menciptakan ilusi seakan-akan sayap-sayap itu berkelap-kelip. Kupu-kupu itu memang bukan kupu-kupu biasa, melainkan Azure Butterfly, begitu manusia memanggilnya, wujud penjelmaan dari Roh Angin. Bersama dengan keenam roh alam lainnya, dia disebut sebagai Nature Spirits.
'Angin, kamu mau kemana?' tanya seekor rusa dengan tubuh berpendar kehijauan, bagaikan permata zamrud. Rusa itu adalah penjelmaan dari salah satu Nature Spirits, Roh Daun Dan Tanaman, yang bentuk animanya disebut manusia sebagai 'Emerald Deer'.
'Daun, seperti biasa, aku ingin pergi ke dunia manusia.'
'Kamu sangat menyukai Dunia Manusia, ya? Apakah Dunia Roh membosankan?'
'Dunia Manusia lebih menarik karena berapa kali pun aku ke sana, pasti akan ada perubahan sedangkan Dunia Roh hanya akan tetap seperti ini.'
'Itu memang benar, tapi, kan kita bisa pergi sama-sama.'
'Eh? Tumben kamu mau.'
'Tuh, kan. Angin pelupanya kumat. Makanya Tanah memintaku untuk menjemputmu karena sudah menduga kalau kamu akan lupa. Hari ini, kan, hari kesepakatan kita untuk pergi bersama ke dunia manusia setiap beberapa waktu. Ayo, kita kumpul sebelum Petir dan Api marah.'
'Eh, iya, ya. Hahaha ... Terima kasih, Daun. Ayo!'
Keduanya menuju tempat perjanjian mereka untuk berkumpul. Di sana, kelima Nature Spirits lainya sudah menunggu dalam wujud anima mereka. Scarlet Wolf, Golden Bear, Vermillion Eagle, Cerulean Fox, dan Ivory Lion yang masing-masing merepresentasikan Roh Petir, Tanah, Api, Air dan Es, dan Cahaya.
'Lama sekali, Angin. Kamu pasti lupa lagi, kan?' sang Scarlet Wolf menggerutu.
'Ehehe ... Maaf.'
'Sudah, sudah. Jadi, sesuai kesepakatan, kali ini Cahaya yang buka gerbangnya,' lerai sang Golden Bear.
'Baiklah. Aku akan membawa kita semua ke Dunia Manusia dengan secepat cahaya.'
'Ayo cepat! Aku sudah bosan!'
'Makanya, jangan buat masalah supaya kamu tidak dilarang ke Dunia Manusia lagi.'
'Aku kan tidak sengaja, Air!'
'Mau sengaja atau tidak, makanya hati-hati dalam memakai dan memberikan kekuatanmu. Mengerti, Api?'
Sang Vermillion Eagle menciut mendengar omelan sang sang Golden Bear, 'baik, Tanah ....'
'Gerbangnya sudah siap. Ayo.'
Ketujuh Nature Spirits lalu memasuki portal yang dibuat oleh Roh Cahaya untuk pergi ke Dunia Manusia. Mereka pun tiba di sebuah hutan lebat. Di luar dugaan mereka, saat mereka akan pergi menjalani urusan masing-masing beberapa manusia menghampiri mereka."Hahaha ... Tidak sia-sia aku menunggu di sini selama beberapa bulan. Kalian benar-benar datang ke sini sesuai dengan analisku. Nah, sekarang mari sini kalian! Berikan kekuatan alam padaku!' kata salah satu manusia itu. Tubuhnya tinggi dan memakai jas putih panjang khas peneliti. Manusia itu memanfaatkan keterkejutan Nature Spirits dan mengarahkan sebuah benda berbentuk bulat kuning ke arah para mereka. Sebuah cahaya keluar dari benda itu menarik para roh bagaikan black hole. Anehnya, cahaya itu hanya berefek pada para roh saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elementa
FanfictionSuatu hari, Halilintar mendapati dirinya diculik dan ternyata ada 5 orang lain yang bernasib sama dengannya. Mereka dijadikan kelinci percobaan oleh orang yang bahkan tidak pernah mereka kenal. Semua itu ternyata berhubungan dengan Nature Spirits, e...