Chapter 8

48 10 0
                                    

Quest yang diambil Boboiboy adalah quest rank D. Untuk menuntaskannya, dia harus menangkap pencuri di sebuah toko roti tanpa membuat pencurinya terluka. Quest yang cukup aneh, kenapa pencurinya tidak boleh dilukai? Tapi, Boboiboy segera mengetahui alasannya ketika bertemu dengan sang pemilik toko roti.

"Maaf, benarkah di sini Toko Roti Hanna?" tanya Boboiboy pada seorang gadis bergaun pink.

"Benar. Ah, apakah anda Chase yang mengambil permintaan quest kami?"

"Iya. Nama saya Boboiboy, Chase rank C," kata Boboiboy kikuk.

"Saya Hanna Harvery. Panggil Hanna saja. Silakan duduk dulu. Maaf, saya sedang membuat roti. Saya selesaikan dulu agar kita bisa berbicara dengan nyaman, ya."

"Ah, saya yang minta maaf karena mengganggu Anda."

"Hahaha ... Tidak, kok. Sambil menunggu, silakan makan biskuit ini." Hanna memberikan sebuah keranjang berisi biskuit berbagai bentuk dan warna.

"Te, terima kasih."

Hanna kembali ke tempatnya membuat roti, cukup jauh dari Boboiboy. Boboiboy melihat-lihat sebentar isi toko, kemudian meraih sebuah biskuit yang ada di keranjang. Baru saja biskuit itu akan mencapai mulutnya, sebuah suara tepat di telinganya membuatnya terkejut dan terjatuh.

"Dey, kalau aku jadi kau, aku tak kan makan biskuit itu."

"E, e, ocopot, opocot. Aduh ... Copot jantungku."

"Ehehe ... Maaf."

Orang yang mengejutkan Boboiboy membantu Boboiboy untuk berdiri. Dia adalah seorang anak laki-laki yang terlihat lebih tua setahun dari Boboiboy. Tubuhnya besar dengan kulit kecoklatan. Pakaiannya bernuansa hijau tua.

"Aku Gopal. Nama kau siapa? Aku baru lihat kau dekat sini."

"Namaku Boboiboy. Aku berasal dari Desa Rintis. Baru-baru ini aku jadi Chase rank C."

"Wuah ... Rank C. Umurmu berapa? Masih umur segini sudah rank C itu hebat, lha!"

"Ehehe ... Aku 14 tahun. Aku cuma beruntung, kok, bisa jadi rank C," suara Boboiboy memelan sampai tidak bisa didengar yang lain, "itu bahkan bukan kekuatanku sendiri."
Tapi, ternyata burung kecil di bahu Boboiboy bisa mendengarnya. Dia berkicau sambil mengepak-ngepakkan sayapnya marah.

'Sudah ku bilang, kan? Memang aku membantumu dengan memberikan berkat roh padamu. Tapi, bagaimana kau menggunakannya, kan, tergantung kau sendiri. Kamu hebat, Boboiboy!'

"... Iya, kamu benar Taufan, maaf."

"Dey? Kau bicara sama siapa?"

"Ah, maaf. Aku berbicara pada Taufan. Kenalkan, dia partnerku."

"Cantiknya burung kau ini. Bulunya seperti bercahaya. Humm ...," Gopal mendekatkan wajahnya ke Taufan dan memandangnya tajam hingga membuat Taufan merinding, "burung enaknya diapakan, ya? Goreng? Atau dibakar pakai madu?"

Boboiboy memucat.

"Eh, jangan, lha!"

"Hehehe ... Bercanda. Appaku punya restoran di ujung jalan ini. Namanya Restoran Kumar. Makanannya sedap-sedap. Yah, siapa dulu juru masaknya. Ya aku, lha. Hahaha ... Dey, sudah waktunya aku balik ke restoran. Oh, ya. Ingat! Roti yang lain boleh kau makan. Cuma biskuit Hanna di keranjang itu, jangan kau makan! Ingat tau!"

Dengan itu, Gopal menghilang dari toko roti.

"..."

'Hahaha ... Anak yang aneh. Jadi, biskuitnya mau kamu apakan?'

ElementaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang