Tap tap.
Kami bertujuh sampai di sebuah ruangan yang aku ingat jelas walau aku hanya pernah berada di tempat ini satu kali.
Bagaimana tidak? Tempat ini adalah dimana kami, kecuali Taufan, mendapatkan kekuatan roh secara paksa. Sama seperti waktu itu, seorang pria berjas putih yang tubuhnya dililit oleh perban sedang menunggu kami. Tapi, sekarang kami berdiri dengan kaki kami sendiri tanpa ada orang-orang yang memaksa kami berlutut.
Aku menatap benci pada seringai menjijikkan di wajah pria itu.
"Wah, wah. Lihatlah siapa ini? Tikus-tikus kecil yang dulu kabur kembali lagi ke sini ternyata. Kita berkumpul lagi seperti waktu itu, walau para bawahanku tidak ada dan hm ... sepertinya ada satu orang lagi? Yah, semakin banyak tikus percobaan semakin bagus. HAHAHAHA!!!"
"Diam kau! Kami tidak sudi menjadi bahan eksperimenmu! Kau benar-benar sudah gila, menganggap manusia itu tikus percobaanmu!" teriak Blaze.
"Kau yang tidak pantas disebut sebagai manusia," komentar Ice dingin.
"Sebenarnya apa tujuanmu melakukan ini semua?"
"Tidak usah bertanya seperti itu padanya, Kak Gempa. Apapun alasannya, hal yang dilakukannya itu amatlah keji dan tidak bisa dimaafkan."
Aku setuju dengan Solar. Kami memang sudah mendengar cerita masa lalu Retakka, tapi hal itu tidak menjadikanku bersimpati sedikitpun padanya. Malah sebaliknya, aku menjadi tahu bahwa Retakka melakukan semua ini untuk memenuhi ambisinya sendiri yang tidak pernah mendapat berkat roh, bukan untuk kemajuan umat manusia atau apalah seperti apa yang dikatakannya.
'Ketemu. Ochobot ada di belakang Retakka."
Mendapat info dari Duri, diam-diam aku melirik ke arah yang dimaksud. Benda berbentuk bulat berwarna kuning hitam itu memang ada di sana, tapi ditutupi oleh jeruji besi yang terlihat tertanam pada meja tempat benda itu berada.
Kami bersiaga dengan senjata masing-masing. Aku dengan pedangku, Taufan dan Solar dengan pistol yang sudah dimodifikasi, Blaze dengan belati kembarnya, Ice dengan busur biru dengan simbol Cerulean Fox, Gempa dengan sarung tangan kulit yang tebal dan Duri dengan sebuah cambuk dari sulur.
"Rasakan ini!"
Blaze berteriak dan menerjang maju. Belati kembarnya dilapisi oleh nyala api. Belati kembar itu memang bisa terbakar tanpa merusaknya.
"Hah! Dasar bodoh! Kalian pikir aku akan diam saja!? Pedang api!"
Trang
Belati Blaze terhenti. Retakka berhasil memblokirnya dengan sebuah pedang yang tiba-tiba muncul. Pedang itu bukanlah pedang biasa, melainkan pedang yang juga diselimuti oleh api.
'Cih! Ternyata yang dikatakan Atok itu benar,' kata Blaze dari telepati.
Aku kembali teringat percakapan kami dengan Tok Kasa sebelum kami ke sini.
###
"Dia berhasil menciptakan ...."
"Retakka berhasil menciptakan apa, Tok?"
"Dia menciptakan alat yang bisa menampung kekuatan roh."
"Kalau itu, sih kami sudah tau, Tok. Karena itu kami datang kemari. Ochobot, kan?"
"Ya, tapi tidak hanya itu. Dia juga menciptakan alat yang terhubung dengan Ochobot, sehingga dia sendiri bisa memakai kekuatan Nature Spirits yang ada di dalam Ochobot tanpa berkat dari mereka."
"Apa!?"
"Itu tidak mungkin! Tidak ada yang bisa memakai kekuatan kami tanpa izin dari kami!"
"Ho ... 'kami', ya? Nak Taufan, benar? Aku memang sejak awal merasa kamu berbeda. Yah, tapi kita bisa urus itu nanti. Bukankah Retakka sudah dengan paksa membagikan kekuatan pada orang lain? Contohnya saja ada beberapa di depanku. Hohoho ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elementa
FanfictionSuatu hari, Halilintar mendapati dirinya diculik dan ternyata ada 5 orang lain yang bernasib sama dengannya. Mereka dijadikan kelinci percobaan oleh orang yang bahkan tidak pernah mereka kenal. Semua itu ternyata berhubungan dengan Nature Spirits, e...