Chapter 17

45 9 0
                                    

'Jadi bagaimana? Kalian percaya padanya?' tanyaku melalui telepati kepada Taufan dan Gempa.

Yang aku maksud adalah orang yang tadi tiba-tiba datang menawarkan tempat istirahat di tengah perdebatan kami untuk kembali atau tidak. Orang itu tampak sudah berusia paruh baya dengan tubuh pendek. Rambut dan jenggot panjangnya berwarna putih. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Hang Kasa.

'Dia bilang ada tempat istirahat di markas Retakka ini? Bukankah itu jebakan? Dia mencurigakan. Aku juga merasakan sedikit kekuatan Tanah darinya. Mungkin saja dia berbohong.'

'Tapi beliau tidak terlihat kehilangan kewarasan? Coba kita tanya dulu siapa beliau dan alasannya mau membantu kita. Mungkin saja kita bisa mendapatkan informasi tentang Retakka dan Nature Spirits dari beliau.'

Kami menyetujui pendapat Gempa. Genpa sendiri sudah lumayan membaik karena berada di dekat Taufan.

"Er ... Kakek Hang Kasa?" Gempa memulai.

"Haha ... Panggil saja Tok Kasa, Gempa."

"Eh, Tok Kasa mengenalku? Maaf, Tok Kasa ini siapa, ya? Mengapa bisa ada di sini dan apa Tok Kasa mau membantu kami?"

"Hm ... Ceritanya akan panjang."
Hang Kasa, atau Tok Kasa memposisikan dirinya duduk bersila.

"Pendekkan saja, Tok," ujar Fang, membuat dia mendapatkan tatapan dari kami semua.

"Apa? Kita tidak punya banyak waktu, kan?" Fang mencoba membela diri.

"Yah, itu benar. Jadi, cepat ceritakan semua yang Anda tahu."

"Kita pindah dulu dari sini."

Kami mengikuti Tok Kasa sampai pada sebuah kamar. Sangat sederhana tapi sedikit lebih baik dari kamar tempat kami dikurung dulu. Blaze kami baringkan di kasur yang ada di sana, sedangkan Gempa duduk dengan posisi bersandar pada satu-satunya kursi di ruangan itu.

Tok Kasa lalu menjelaskan bahwa dia dan Retakka dulunya adalah teman saat kecil. Tapi, suatu hari Tok Kasa mendapat berkat dari Roh Tanah, menjadikannya pahlawan karena melindungi desa mereka dengan kekuatan roh. Retakka ternyata dulunya sangat menginginkan untuk bisa mendapat kekuatan roh juga, tapi hal itu tidak pernah terjadi. Dia lalu diam-diam meneliti kekuatan roh sampai akhirnya berhasil menciptakan Ochobot dan menyerap Nature Spirits ke dalamnya.

"Dia sebenarnya jenius, tapi pikirannya telah dibutakan oleh keserakahan. Perbuatannya sudah membuat banyak nyawa hilang selama eksperimennya berjalan. Aku saja hampir dijadikannya bahan percobaan jika aku tidak berhasil membujuknya membiarkanku memberikan referensi tentang kekuatan roh yang pernah aku gunakan. Makanya setidaknya di kamar ini aku bisa sedikit bebas walau aku tidak diperbolehkan keluar dari markas ini."

"Karena itu Tok Kasa mengenalku, ya?"

"Ya. Kalian berenam tentu aku kenal. Percobaan paling mendekati sempurna tapi berhasil kabur dari tempat ini. Retakka marah sekali waktu itu. Aku juga tahu 6 orang lain yang hasilnya cukup lumayan. Empat diantaranya sudah kalian kalahkan, yaitu Jugglenaut, Karumbang, Cikada dan Muskida."

"Berarti ada dua orang lagi."

"Benar. Vespira dan Sibella. Mereka berdua adalah yang paling berbahaya. Kalian beruntung Retakka hanya bisa mengendalikan satu orang dalam satu waktu. Lalu, aku juga menyarankan untuk menghadapi Retakka dengan semua orang yang bisa menggunakan kekuatan roh."

"Tapi itu berbahaya, Tok. Dia bisa menyerap kekuatan roh melalui Ochobot."

"Benar. Tapi akan sia-sia melawannya hanya dengan cara biasa. Kekuatan roh harus dilawan dengan kekuatan roh. Sejak kalian berhasil kabur dari sini, Retakka menggunakan data penelitian kalian dan Ochobot untuk menciptakan sesuatu yang sangat berbahaya jika jatuh di tangan yang salah."

ElementaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang