#15, Gadis 17ku

40 6 1
                                    

"Menikah bukan hanya tentang suami yang bertanggung jawab atas istri, namun baik buruknya suami juga menjadi tanggung jawab seorang istri."

📍📍📍📍

"Mama nginep di rumah kalian ya?"

Satria terkejut mendengar ucapan Mamanya, "apa ma? Nginep? Kalau Mama nginep Papa di rumah sama siapa?"

"Ya Allah, Sat. Papa kamu itu bukan anak kecil yang harus ditemani Lo ya? Mama gak boleh nginep sini ya?" Danira menekuk wajahnya, ia merasa di rumah sangat kesepian dan bosan hanya dengan suaminya. Yang dia inginkan segera menggendong cucu dan bermain bersamanya.

"Boleh kok Ma, Mama boleh nginep sini. Ya sudah Mama istirahat saja dulu ya? Nabila antar ke kamar."

Satria tak mengerti dengan permainan yang sedang dimainkan oleh istrinya seharian membuat dirinya kacau. Setelah mengantar ibunya ke kamar khusus Nabila, Satria menemui istrinya yang sudah masuk dapur.

"Hei, Lo gila ya? Ngijinin Mama tinggal di sini? Bagaimana kalau mama tau kita gak tidur sekamar?"

"Ya berarti harus tidur sekamar."

"Enteng banget ya kamu ngomongnya?" Ucap Satria geram.

"Ya aku harus gimana? Ya sudah lah kita tinggal bermain peran yang romantis di depan Mama kamu kan bisa?" Ujar Nabila santai. Nabila mulai menyiapkan bahan masakan untuk berbuka puasa.

"Oke, baiklah sayangku. Jangan sampai kamu menyesal ya!" Satria menyerangai galak. Lalu meninggalkan Nabila yang sibuk dengan pisau di tangannya. Ia memilih tidur di kamarnya.

Nabila hanya mampu tersenyum melihat tingkah suaminya. Bagaimana kamu bisa lupa lima tahun yang lalu, mas? Nabila bergeming sendiri mengingat lima tahun yang lalu yang pernah ia alami. Wajar jika Satria lupa akan hal itu, Nabila pun baru mengingat setelah kemarin menemukan jam tangan istimewa itu ada di almari suaminya.

Atas dasar itu pula, ia bertekad akan tetap mempertahankan rumah tangganya meskipun sangat sulit untuk dilaluinya. Sedangkan Satria di dalam kamarnya yang sudah rapi, padahal ia ingat terakhir ia meninggalkan kamar itu sangatlah berantakan. Ia tidak bisa tidur, karena teringat sesuatu. Dibukalah box yang ia simpan di dalam almari.

"Andai kita dipertemukan lagi, mungkin sekarang aku sudah jatuh cinta sedalam-dalamnya sama kamu gadis 17ku." Ucapnya sembari mencium isi dari box tersebut. Ia membayangkan wajahnya yang cantik dan imut kala itu, namun semakin ia membayangkan wajah itu yang muncul adalah wajah istrinya.

"Ish, apaan sih kenapa jadi membayangkan Nabila sih? Tapi kalau dilihat-lihat wajahnya sedikit mirip dengan gadis 17ku." Semakin Satria ngaco semakin membuat dirinya kesal. Ia kembali menyimpan box tersebut.

Danira menghampiri menantunya yang sedang memasak di dapur.
"Harum sekali sayang masakannya pasti enak nih? Gak salah Satria milih istri yang serba bisa."

"Mama bisa aja, nanti cobain semua ya Ma?"

"Siap sayang, kemana suami kamu?"

"Lagi tiduran di kamar, Ma. Oh ya Ma, papa suruh ke sini saja kita buka puasa bareng."

"Oh iya Mama telpon Papa dulu ya?"

"Iya, Ma."

Danira menelpon suaminya dan Nabila membereskan peralatan masaknya. "Semoga kamu suka masakanku, mas."

Menjelang adzan magrib semua sudah berkumpul di meja makan, Nabila dengan cekatan mengambilkan nasi untuk suaminya. "Mau dengan lauk apa mas?"

"Ayam crispy sama sambal kecombrang saja."

TriAngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang