#3, Permintaan Terberat

41 6 0
                                    

Laki-laki yang sedang pusing memikirkan permintaan ayahnya itu melajukan mobilnya dengan kencang. Kali ini ia tidak ditemani oleh sahabat sekaligus asistennya itu. Setibanya di depan rumah megah, ia memarkirkan mobilnya di halaman depan. Lalu menghampiri sang Papa yang sedang menikmati kopi dan membaca koran di teras belakang.

"Pa...?"

Seorang laki-laki paruh baya menoleh ke arahnya.

"Hei jagoan papa datang juga. Bagaimana kabar kamu?"

"Baik, Pa." Meskipun dia sering bertentangan dengan papanya tapi ia tetap berusaha menghormati papanya.

"Duduk sini!" Ujar Papa Satria. Ia memperhatikan penampilan putranya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Jadi bagaimana dengan tawaran papa? Kamu mau kan melanjutkan bisnis papa?"

"Setelah sekian lama pertanyaan papa masih sama, jadi jawaban Satria juga masih sama. Satria tidak akan terima tawaran Papa dan Satria tetap memilih untuk ngamen."

"Dasar keras kepala, masa depan yang seperti apa yang kamu dapatkan jika hanya ngamen?" Papa Satria mengusap wajahnya gusar. Ia sangat menginginkan putra satu-satunya itu dapat meneruskan bisnisnya. Namun, ia sangat mengenal putranya. Keras kepalanya sama dengannya. Jadi, ia harus mencari jalan lain agar anaknya itu mau menuruti keinginannya.

"Ya, Satria harus apa, pa? Satria gak suka kerja seperti papa. Aku mau bebas. Aku mau kerja dengan caraku sendiri."

"Baiklah, papa ikuti kemauan kamu."

"Papa serius? Papa bolehin aku ngamen."

"Iya papa ijinin kamu ngamen tapi kamu harus menikah dengan gadis yang sudah papa pilihkan untukmu."

"Apa??? Kali ini papa bercandanya kelewatan. Papa gak boleh sembarangan nyuruh orang untuk nikah. Pernikahan itu bukan perkara yang gampang kan, pa?"

"Iya memang pernikahan itu rumit, maka dari itu papa mau kamu menikah agar kamu bisa tanggung jawab."

"Aaarrrggg... Papa egois."

"Lanjutkan perusahaan Papa dan berhenti ngamen atau menikah dengan gadis pilihan papa dan kamu bisa ngamen."

Tanpa menjawab ucapan Papanya, Satria meninggalkan papanya. Ia tak punya pilihan lain, semuanya terasa akan merugikan dirinya.

Afrizal menggelengkan kepalanya melihat tingkah putranya dan membiarkannya untuk memikirkan apa yang akan dia lakukan.

Kini Satria duduk berhadapan dengan perempuan yang statusnya sebagai pacarnya. Perempuan itu satu-satunya cara agar ia bisa menyelesaikan masalahnya dengan papanya.

"Lo gila, Sat. Gue masih muda. Gue gak mau nikah sekarang. Bagaimana dengan karier gue?" Ucap Anita membuat Satria syok. Ia tak menyangka perempuan yang ia harapkan tidak bisa memberi solusi.

"Terus gue harus gimana juga? Lo mau gue nikah sama cewek pilihan papa?"

"Terserah Lo deh, gue juga heran sama Lo. Lo udah hidup enak punya perusahaan gede, tapi Lo malah pilih jalan lain yang gak tau ke depannya bagaimana?"

"Lo!!!" Satria emosi mendengar ucapan Anita yang tidak mendukungnya. Ia ingin marah tapi ia tidak bisa berbuat kasar dengan perempuan.

"Apa?? Lo mau marah? Silahkan, emang kenyataannya seperti itu kan? Jadi sekarang terserah Lo. Lo pegang perusahaan bokap Lo dan tetap pacaran sama gue atau Lo pilih ngamen dan nikah sama cewek pilihan bokap Lo? Pilihan ada di tangan Lo! Gue harap Lo gak salah pilih." Ucap Anita lalu pergi meninggalkan Satria.

"Aaargggghhh...." Teriak Satria lalu mengacak rambutnya. Ia pun memilih untuk pulang ke apartemennya. Ia melupakan satu hal, bahwa ia masih menyekap satu gadis di dalam apartemennya.

Dengan perasaan yang tak menentu dan akalnya pun buntu ia tidak bisa berpikir untuk masalah yang ia hadapi. Ia membuka pintu kamarnya. Ia terkejut melihat seorang perempuan yang sedang tidur dengan pose yang menggugah nafsunya. Sialnya, perempuan itu hanya memakai piyama kimono yang sangat seksi.

Perlahan langkahnya mulai mendekat. Kini jaraknya pun hanya tinggal beberapa centimeter saja. Kantuk pun mulai menyerangnya. Ia pun memilih tidur di samping perempuan itu.

Mereka terlelap dalam tidur malam ini. Angel yang kelelahan larut dalam mimpi indahnya. Sedangkan Satria tidur untuk melupakan masalahnya.

Suara adzan subuh yang distel Angel pun berbunyi. Namun, Angel merasakan tubuhnya berat seperti ada yang menghalanginya untuk bangun. Ia pun merasakan benda berat itu menempel di dadanya. Dengan perlahan ia membuka matanya. Betapa terkejutnya ia melihat ada laki-laki yang tidur bersamanya dan tangannya menempel di dadanya.

"Aaaaaa.......mamaaaaa....."

Dengan gelagapan Satria bangun karena mendengar teriakan yang bagaikan toa masjid 8 oktaf.

"Heh Lo siapa bisa gak sih gak teriak-teriak?" Bentak Satria kepada Angel.

"Harusnya aku yang marah kenapa kamu yang marah? Kenapa kamu bisa tidur bareng aku?"

"Astagaaa..... Cuma masalah gue tidur bareng Lo aja Lo seheboh ini?"

"Cuma? Kamu bilang cuma? Kamu sudah lecehin aku kamu bilang cuma?"

"Udah gue masih ngantuk. Jangan ganggu gue!" Satria kembali memejamkan matanya. Tidak peduli dengan Angel yang masih ngomel-ngomel tidak jelas.

Angel memilih mandi membersihkan dirinya barangkali ada najis yang nempel di tubuhnya akibat laki-laki itu.

"Pokoknya dia harus tanggung jawab!" Ucapnya sendiri di kamar mandi.

Seusai membersihkan dirinya ia segera sholat subuh dan berdoa. Ia meminta agar dipermudah segala urusannya di Kota Yogyakarta ini.
Ia melipat mukenanya dan menaruhnya di nakas. Ia melihat laki-laki itu masih betah tidur.

"Tampan." Satu kata lolos dari bibir tipisnya yang selalu ia beri liptint agar lebih berwarna.

"Duh ngomong apa sih aku?" Ia menyadari ucapannya dan menepuk-nepuk bibirnya pelan.

Ia beranjak dari kamar tidur menuju dapur. Daripada bingung tak ada kerjaan ia membuat sarapan. Dapurnya cukup lengkap dan kulkaspun penuh dengan bahan makanan. "Apa mungkin ia juga memasak sendiri di sini?" Pikirnya masih tentang laki-laki itu. Saat ia berkutat di dapur menyiapkan makanan untuk sarapan, ia melihat figura foto bertuliskan minikonser Satria Saka.

"Ya ampun, kenapa aku baru ngeh sekarang? Jadi, dia Satria Saka penyanyi cover yang sedang viral."

"Kenapa kagum sama gue? Ucap Satria yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

"Ehmmm....gak kok B aja. Kamu sudah bangun?"

"Tumben nih gak nyolot ngomongnya."

"Masih pagi, belum ada tenaga buat nyolot." Ucap Angel asal.

"Kan? Udah mulai nyolot lagi." Satria berjalan ke arah meja makan. "Wah enak nih, pengertian banget sih?" Satria langsung duduk dan hendak menyantap ayam goreng yang sudah tersaji di meja makan. Namun, langkahnya terhenti saat ada yang memencet bel dari luar.

"Bukain dong!"

"Kok aku sih?"

"Udah buruan sana!"

Dengan malas Angel membuka pintunya.

"Satria sayang." Ucap seorang perempuan yang tak lain adalah Anita.

"Eh Lo siapa kenapa ada di apartemen pacar aku?"

Satria yang mendengar suara Anita segera menemuinya.

"Siapa yank yang datang?" Ucap Satria yang berjalan dari arah dapur.
Lalu ia merangkul Angel.

"Oh hai....Anita. kenalin ini calon istri aku." Ucap Satria.

"Haaa calon istri??" Ucap Anita kaget. "Gak mungkin." Elak Anita.

Anita saja kaget apalagi Angel yang tidak tahu apa-apa.

"Drama apa lagi ini?" Batin Angel ikut berbicara namun tidak tahu jawabannya yang tepat.

#####
TriAngel
A.Vandana
1 Maret 2022

TriAngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang