#24, Luka Kecil

34 5 0
                                    

Nabila POV

Hari ini ia membawaku kembali ke Kota Istimewa Yogyakarta. Entah mengapa kepulanganku ke Yogyakarta tak membuatku senang, harusnya aku bahagia bisa bersama suamiku lagi. Namun, seakan ada yang mengganggu pikiranku yang tak tahu apa itu, aku pun tidak mengetahuinya.

"Kenapa sayang? Kok seperti gelisah."

Aku hanya menggeleng pelan. Aku menyadari jalan yang kami lalui bukan jalan arah ke rumah. "Kita mau kemana mas?"

"Pulang sayang."

"Ini kan bukan jalan pulang ke rumah kita?"

"Emang bukan, entar kamu juga tahu sendiri."

Jawabannya sungguh membuatku semakin kesal. Sopir itu membawa kami memasuki gang kecil. Aku pun melihat ke arah luar lagi di sisi kiri jalan terdapat standing flower ucapan selamat.

"Itu cafe mas bukan? Mas buka kafe lagi?"

"Iya, bentar lagi juga sampai."

"Wah, selamat yaa mas, kok gak cerita sama aku sih?"

"Bagaimana mau cerita kamu sudah ngambek duluan main kabur-kaburan juga."

"Hehee, maaf."

"Nah, kita dah sampai. Ini rumah baru kita dan kafe kita gak jauh dari sini. Yuk turun!"

Aku hanya mengikuti suamiku untuk turun dari mobil. Rumahnya besar, halamannya luas. Seperti rumah yang suka ku gambar ketika aku masih kecil. Cukup terkesima melihatnya.

"Ayo sayang!"

Satria menggandeng tanganku untuk masuk rumah. Tiba di depan pintu aku dikejutkan dengan pintu yang terbuka dan menampakkan sosok perempuan yang tak asing untukku.

"Hei, kalian sudah pulang?"

Aku enggan menjawabnya dan langsung masuk mencari kamar tidurku. Aku tak tahu kamar tidurku yang sebelah mana, aku pun asal membuka pintu.

"Itu kamar tamu." Kata Satria.

Aku pun membuka pintu kamar yang ada di sebelahnya. "Itu kamar Dini asisten kamu."

Hufffttt. Aku menghela napas.

"Kalau gak tahu itu tanya." Bisik Satria di telingaku.

"Yuk aku tunjukkan kamar kita!" Ajaknya sambil merangkul kedua pundak ku.

"Hmm... Makanannya sudah aku siapin, kita makan bareng ya?"

"Sorry aku capek, kalian makan saja, aku mau istirahat."

"Sayang, sudah saatnya kamu makan, ingat dedek juga perlu asupan. Nanti habis makan, kamu istirahat."

Sungguh, aku malas berdebat dengannya lagi. Yaa Allah mengapa harus ada dia di tengah keluarga kecilku saat kami sudah memperbaiki semuanya? Apakah yang kemarin tidak cukup yaa Allah?

"Ya udah aku mandi dulu habis itu kita makan bareng."

Satria mengecup keningku dengan manja setelah mendengar jawabanku.

"Ya udah yuk! Aku siapin air hangatnya biar kamu bisa berendam." Ujarnya. Lalu membawaku masuk ke dalam kamar yang menjadi kamar kita berdua. Aku terkesima melihat ke arah dinding yang menampakkan gambar sangat besar, foto ku saat bernyanyi bersamanya.

 Aku terkesima melihat ke arah dinding yang menampakkan gambar sangat besar, foto ku saat bernyanyi bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TriAngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang