#20, Tak Ada yang Sempurna

82 7 13
                                    

"Dibanding laki-laki yang terlihat sempurna, nyatanya perempuan lebih butuh sosok yang mau sama-sama terus memperbaiki diri."

TriAngel

Nabila mengaduk-aduk makanannya. Merasa bosan dan tak nafsu makan melihat suaminya sedang membicarakan pekerjaan dengan mantan pacarnya.

'kamu bersenda gurau dengannya dan lupa kalau kamu punya aku mas?'

Pikiran negatif Nabila terhenti dengan datangnya Mbak Dini yang menawarkan menu makanan barangkali ia mau mengganti makanannya.

"Mbak Nabila gak suka dengan makanannya?" Nabila hanya menggelengkan kepalanya dengan tangan yang masih mengaduk-aduk makanannya dengan sendok.

"Mbak di sana ada yang jual sate lilit, mbak mau?"

"Sate lilit?"

"Iya."

"Aku mau tapi aku maunya mas Satria yang belikan."

"Kan mas Satria masih kerja mbak, sama saya saja ya?"

"Gak mau, Dini!" Tolak Nabila. Ia bergegas menghampiri suaminya yang masih bercengkrama dengan Anita.

"Mas...!"

"Eh hei, sayang. Kok kesini ada apa?"

"Aku mau sate lilit."

"Hm ya udah kamu beli sekalian kamu beliin Anita yaa? Dia lagi pengen soalnya." Ujar Satria sambil mengeluarkan dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan.

"Hah? Beliin dia? Kagak mau!!!" Nabila semakin tidak bisa mengontrol dirinya karena dengan seenaknya suaminya menyuruhnya untuk membelikan makan mantan pacarnya. "Lagian ini apa? Kenapa kamu kasih aku uang? Aku masih mampu untuk membelinya sendiri."

"Nabila, bisa dipelanin suaranya?" Nabila hanya diam dan acuh dengan melipat kedua tangannya di dadanya. "Kamu kan masih kuat berjalan untuk beli makanan, kasian Anita dia juga sedang hamil dari kemarin capek kerja." Ujar Satria membuat Nabila semakin merah wajahnya karena menahan amarah.

Dini yang melihat hal itu segera meredakan amarah bosnya. "Mbak Nabila, sudah ya! Ayok ikut Dini kita nikmati Bali hingga senja!"

Nabila meninggalkan Satria, ia tak habis pikir jika suaminya lebih mementingkan orang lain dari pada istrinya sendiri. Ia sadar sebelum kedatangannya di hidupnya Anitalah yang menjadi perempuan istimewa di hatinya. Orang yang selalu ada di saat dia terpuruk, wajar jika ia masih perhatiannya dengannya.

Dini mengajak Nabila ke tepi pantai dan bermain air laut di sana. "Mbak tunggu di sini ya aku foto mbak dari sana!"

"Terima kasih mbak Dini, tau aja Nabila pengen foto." Dini melakukan ini untuk menghibur majikannya yang sedang badmood. Ia tahu mood ibu hamil sering berubah-ubah hingga ia harus pasang tameng agar tidak tumbang dan tetap kokoh menerima omelan dan segala macam pernak-perniknya.

 Ia tahu mood ibu hamil sering berubah-ubah hingga ia harus pasang tameng agar tidak tumbang dan tetap kokoh menerima omelan dan segala macam pernak-perniknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TriAngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang