♤♢HAITANI BROTHER'S STORY♢♤Namaku Ran Haitani.Aku juga memiliki seorang adik bernama Rindou Haitani,yg hanya berbeda satu tahun dari usiaku.Aku berasal dari keluarga sederhana. Ibuku sudah lama meninggal karena suatu penyakit.Sedangkan ayah,ayah pergi bekerja jauh di luar negri.Kami tinggal bersama wanita yg ayah nikahi dua tahun yg lalu.
Dulu saat waktu ayah belum menikahi wanita itu dia sangat baik dan memanjakan kami berdua.Setelah mereka menikah sikap wanita itu berubah 180 derajat.Saat ayah tidak ada di rumah,wanita itu selalu bersikap kasar dan menyiksa kami berdua.
Pada saat itu usia ku masih berumur 5 tahun,sedangkan Rindou adiku baru menginjak usia 4 tahun.Saat itu Rindou masih belum tahu betapa pahitnya dunia ini.
Aku sangat iri melihat anak anak seusiaku yg hidup bahagia bersama orang tua mereka.Meski kami masih memiliki seorang ayah,tapi kami sangat jarang bersenang senang karena jarak kami yg sangat jauh.Meskipun ayah pulang ke jepang,sangat jarang bagi kami untuk bermain bersama karena ayah harus istirahat karena kondisi tubuhnya yg sangat kelelahan.Tapi aku sangat bersyukur karena masih memiliki seseorang yg harus ku jaga,yaitu adik kecilku Rindou.
Suatu hari ketika aku dan adiku pulang dari taman kanak kanak di tengah tengah perjalanan,hujan turun dengan derasnya disertai petir yg menggelegar mengiringi ku dan adiku di perjalanan pulang dari taman kanak kanak.
Kami berteduh di sebuah gudang kosong di sebrang jalan sana sampai hujan mereda.Hari sudah mulai gelap,sementara hujan masih belum reda.Karena kawatir kami pulang kemaleman akhirnya aku memutuskan untuk pulang meski hujan tidak mereda.
Aku membuat jas hujan dari plastik bekas yg aku temukan di gudang tempat kami berteduh.Meski tidak sepenuhnya menutupi badan ku dari hujan tapi setidaknya masih bisa menutupi badan Rindou yg tertidur lelap di pangkuanku.
Karena kelelahan dan jalan yg licin aku terjatuh sampai lututku berdarah.Tapi Untungnya Rindou tidak kenapa napa dan masih tertidur pulas di pangkuanku,aku pun melanjutkan perjalananku.
Akhirnya kami pun tiba di rumah.Bu Aiko ibu tiri kami terlihat masih belum pulang dari pekerjaannya sebagai wanita penghibur.
Yah...aku sangat mensyukuri itu,Kalau dia tau kami masih belum pulang dan rumah masih berantakan pasti aku akan dimarahi lagi.Aku pun bergegas menuju kamar kami dan menidurkan adiku Rindou.
Betapa lelapnya ia tertidur meski hanya beralaskan sebuah tikar.Dulu kami masih bisa tidur di ranjang yg empuk dan nyaman.
Tapi ketika ayah pergi,aku dan Rindou disuruh tidur di gudang.Awalnya aku menolak,tapi apalah daya ku yg kecil ini.
Setelah menidurkan Rindou di gudang maksudku di kamar,Aku bergegas membereskan Rumah yg masih berantakan.
Perabotan kotor yg masih ter papar di setiap sudut ruangan aku kumpulkan dan mencucinya.Setelah itu aku tata dengan rapi di rak.
Setelah bagian dapur selesai aku melanjutkan di bagian ruang tengah,aku mulai mengepel setiap sudut ruangan.Untungnya pakaian pakaian kotor sudah ku cuci kemarin sore.
Tidak memakan waktu cukup lama akhirnya akupun selesai membereskan rumah.Aku pun kembali ke dapur untuk memasak makanan untuk bu Aiko,kalau tidak dia bakalan marah.
Aku mengambil seikat sayuran dan memasaknya,tidak hanya itu aku juga membuat kare makanan kesukaan bu Aiko.Satu jam berlalu kini waktu menunjukan pukul 10 malam.
Aku sudah selesai memasak.Aku pun membawa sepiring nasi dengan berlauk sayuran saja untuk Rindou.Aku sangat ingin memasak kare lebih untuk Rin,tapi bahan bahannya hanya cukup untuk satu porsi.
"Rin,bangun....makan dulu yuk!...."Ucapku sembari sedikit menggoncangkan badan Rindou.Matanya yg tertutup kini mulai terbuka perlahan,tubuhnya yg mungil kini mulai terbangun.
"Kak?...kita udah ada di rumah?...bukannya tadi kita sedang berteduh di gudang?..."
Tanyanya dengan wajah polosnya itu.Akupun menceritakan semua yg terjadi pada saat dia tertidur.Melihat ekspresinya terlihat bahwa dia sedang merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri sebagai beban.
"Rin,kakak nggak papa kok,"
Ucapku sembari menepuk pundaknya.
"Sekarang kamu makan ya?,ini kakak tadi masakin.Kakak suapin
kamu ya?,"Aku pun mengambil sesuap nasi dan menyuapinya ke arah Rindou.Tapi Rindou tidak juga membuka mulutnya,aku benar benar bingung apa yg terjadi padanya.
Matanya yang sayu terus menatapku dengan tatapan rasa ingin tau.Itu membuatku sangat takut kalau Rin mengetahui betapa kejamnya ibu tiri kami.
Aku merahasiakan semua penderitaanku dari Rindou,kalau tidak dia akan membocorkannya sama ayah.Itu berarti Rindou juga akan menderita sama sepertiku.Aku tidak ingin hal itu terjadi,begitu juga bu Aiko.
Bu Aiko selalu bersikap baik di depan Rin karena takut Rin menceritakan semua perlakuannya pada kami.Aku bukannya tidak mau untuk mengadu kepada ayah,tapi bu Aiko selalu mengancamku akan menyakiti Rin kalau aku mengadu sama ayah.Akupun mencoba untuk meyakinkan Rin.
"Rin,kakak gak papa kok~ sekarang kamu makan ya? Nanti kamu sakit loh!...kamu kan gak mau repotin kakak,"
Ucapku dengan seukir senyuman yg terpasang di wajahku.Sorot matanya kini berubah seakan ingin menangis.
"Kak...kita makan berdua ya?..."
Ucapnya dengan suara yg lembut.
"Ya,tapi kakak suapin kamu ya?,"
Dia pun mengangguk dan segera membuka mulutnya yg mungil.Dia juga mencoba menyuapiku dengan tangannya yg kecil.Waktu yg cukup singkat itu sudah cukup membuatku senang.
Tidak lama setelah kami selesai makan Rin tertidur kembali.Aku mengelus elus kepalanya sembari membuang rasa penat.Lututku yg terluka akibat terjatuh pada saat menggendong Rin kini mulai terasa sakit.
Akupun mengambil kotak P3K dan segera menempelkan plester di lututku yg terluka.Aku kembali ke sisi Rin dan tidur bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth✓[Haitian brothers]☆
Short StoryKasih sayang,harta,teman serta sahabat,selalu mengelilingi saudara haitani termuda ini.Sebaliknya Saudara Haitani tertua yang harus hidup dalam penyiksaan kesendirian dan bahkan diperjual belikan untuk menjadi anjing peliharaan para konglomerat seba...