EPS 15.

22 4 0
                                    


selama ini aku menunggunya untuk peka pada perasaanku, aku memang tidak pernah menunjukan sikapku yg peduli kepadanya. namun aku juga tidak sanggup melihatnya dekat dengan banyak orang, memang bukan hak ku untuk menentang pertemanannya.

tapi, itu membuatku cemburu.

____________________________________________________________

"pagi, kak."

"pagi, Rey."

"morning, cantik." Reyyan berhenti tepat di samping lelaki tersebut

"mau seblak?" Samudra menaikan sebelah alisnya

"seeeeblakk??" tanyanya dengan ragu,

'kayanya maksud kak Reyyan bukan mau beliin gua dah, perasaan gua gak enak..' 

dan benar saja, Reyyan mengambil buku tulisnya dan hendak memukul mulut Samudra. tidak tahu saja, Reyyan malu di sapa oleh Samudra.

"KAKK MINGGIR!!" Xaviora yg sedang berjalan menuju ruang OSIS dikejutkan oleh para pejalan kaki dari lawan arah yg berlari seperti di kejar setan.

"woe woe pelan! allahuakbar! punggung aing!!" teriaknya sambil mewek

"Vi, lo ngapain rebahan disitu?" tanya Alice sambil tertawa pelan

"matamu, gua kagak rebahan. noh di laut kejar-kejaran sama Reyyan. astaghfirullah punggung guaa.." Vio pun bangun seraya menepuk-nepuk bajunya yg sedikit kotor.

Alice pun menatap kearah Samudra yg menunduk sambil mengelus kepalanya. ia hanya menggelengkan kepala pelan setelah itu masuk ke kelasnya.

_____

"halou, ada apa gerangan?" sapa Wolly dengan senyuman indah nya.

"ngga ada, kak. tuh kak Reyyan bawa pulang, masa Sam di pukulin cuma karena nyapa 'morning, cantik'. gitu doang.." jawab Samudra polos

Wolly pun terkekeh
"ini yg kamu gatau, Reyyan it-- hmppp.." Reyyan tersenyum

"maaf ya, sana ke kelas." Samudra mengedikkan bahunya acuh kemudian berjalan ke kelas. namun tiba-tiba, sebuah tangan membantunya berjalan.

ketika keduanya saling pandang, mata Samudra bergetar dan senyumnya hilang seketika. ia menepis tangan itu dan memilih berjalan sendiri sambil berpegangan dinding. tak apa dengan dinding, yg jelas ia tidak akan bergoyang dan membuat Samudra jatuh.

"hei, Samudra!"

ia semakin mempercepat jalannya menuju kelas.

"hei, kamu gak denger aku manggil?" tanya gadis itu

"lepas. kita udah nggak kenal." dengan kasar, ia menepis tangan gadis itu dan masuk ke kelas guna menjauhinya.

"kaget gua, Sam. kunaon?" tanya Mozza 

"nggak." jawabnya lalu melepas jaketnya dan melipatnya kemudian ia pakai untuk tiduran.

Mozza hanya menggelengkan kepalanya
"gak biasanya pagi-pagi badmood." gumamnya. Samudra hanya menahan suaranya agar tidak ada yg curiga

'sialan, balik lo pas gua udah sekarat gini? sialan, gua tungguin 3 tahun gua kira lo pergi kemana. ternyata ada di sebelah gua, ngabaiin gua bahkan ingkar janji.'

tuk tuk..

"Sam, kakak lo tuh." ujar Mozza setelah menyenggol lengan Samudra kemudian kembali pada susu ultramilk dan gibahannya. 

Samudra menatap jendela
"apa?"

"keluar dulu," Samudra pun keluar dan bertemu dengan Lea. dengan senyuman yg di sedikit di paksakan, sedikit. 

My Step SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang