Mpok Markonah

0 0 0
                                    

TETANGGA GAK BOLEH JULID

Part 9 

Tak seperti hari biasanya hari ini emak. _emak semua sudah berkumpul di teras rumah bu Astri bukan jadwal makan klepon ataupun Arisan hari ini adalah jadwal Mpok Markonah Menggelar dagangan ya. 

Dia biasanya membawa aneka baju mulai daster, dress, jilbab, tas juga menerima orderan apabila ada yang memesan peralatan dapur atau kosmetik. 

Pembayarannya pun bisa cash atau dicicil beberapa kali. Mpok Markonah yang supel suka tersenyum dan juga ramah membuta nya sudah mempunyai banyak pelanggan di gang ini. 

" Aduh Mpok Markonah mana ya, kok belum datang_datang padahal minggu lalu aku sudah pesen gamis warna peach yang rencananya mau aku pakai buat pengajian" Bu Astri nggak sabar ingin melihat bagaimana wujud barang yang dipesannya. 

"Ya Semoga aja dia tidak dateng ".Bu Muji malah mendoakan agar tidak datang karena di harus membayar hutang cicilan panci yang hampir jatuh tempo pelunasan lumayan kalau Mpok Markonah gak dateng bisa untuk keperluan yang lain. 

" Ya, nggak bisa gitu dong, Skincare aku sudah habis minggu lalu saya sudah pesen satu paket sama Mpok , Markonah saya mau bayar langsung, "ucap Mpok Zenap. Tumben banget langsung nyambung maklum suami habis gajian jadi loadingnya agak cepet. 

" Ya ditunggu aja wong masih jam segini, palingan juga tertahan di rumah pelanggan lain" ucap bu Murti. 

"Eh, ibu_ibu ada yang denger nggak kalau Mpok Markonah itu mau cerai sama suaminya? " Bu Muji mulai julidnya. 

"Masak, sih aku lihat dia baik_baik saja, nggak pernah cerita tu kalau dia ada masalah" sanggah bu Murti. 

"Ye Dalamnya rumah orang mana ada yang tau " Bu Muji ngotot. 

"Sejauh saya lihat mereka baik-baik saja kok bahkan aku juga pernah lihat mereka makan diluar bareng-bareng" Bu Astri ikutan nimbrung. 

Mpok Markonah datang dengan membawa satu buah tas besar juga mencangklong sebuah tas kecil yang berisi uang dan buku catatan. 

"Assalamualaikum" ucap Mpok Markonah. 

"Waalaikum salam" Mereka menjawab dengan kompak. 

Bu Markonah segera menggelar dan mengeluarkan semua dagangannya biar semua bisa memilih sendiri. 

"Gamis aku sudah ada? " tanya bu Astri. 

"Sudah ada dong bu, ini yang warna peach tapi ada juga lo warna warna lain kalau mau milih". Mpok Markonah menyerahkan setumpuk gamis ke Bu Astri. 

Bu Astri menerimanya dan memilih warna yang dia suka. 

" Ini ya, udah aku bayar semua" Bu Muji menyerahkan uang cicilan pelunasan panci. 

"Iya Terima kasih ya Bu Muji, Nggak pesen yang lain nih bu" Mpok Markonah menerima uang dari Bu Muji. 

Bu Muji sudah sibuk memilih Daster yang ada di depannya. 

"Assalamu'alaikum" Bu Aisyah datang. 

"Waalaikum salam" semua menjawab salamnya Bu Aisyah. Mpok Zenap sibuk menghitung dan membaca tiap label skincare yang baru dibelinya, maklum teryata satu paket banyak ada yang berbentuk cair, ada yang seperti lotion, bu Zenap sibuk mencintai satu satu . 

"Pesanan saya sudah ada " Tanya Bu Aisyah. 

"Ini bu  gamis dan jilbab_jilbanya " Mpok Markonah mengeluarkan beberapa gamis dan jilbab. 

"Alhamdulillah semoga pelanggan saya senang".Bu Aisyah memang menjual kan gamis dan jilbabnya secara online . 

" Terima kasih lo berkat bu Aisyah saya bisa menopang ekonomi keluarga saya, soalnya bu Aisyah selalu beli banyak dan dibayar cash".

"Sama_sama, Mpok Markonah, saya lihat dulu ya apa sudah sesuai dengan pesanan saya " Bu Aisyah melihat_lihat gamis dan kerudung di depanya.

"Eh Mpok Markonah, apa benar Mpok Markonah bercerai sama suami" Bu Murti sudah gatal mau menanyakan dari tadi. 

"Astaghfirullahalazim, siapa bu yang bialang amit-amit deh kalau sampai saya jadi janda".Mpok Markonah mengetok lantai. 

" Lho saya sering lihat sendiri, Mpok Markonah bertengkar sama suami, Iya to? " Bu Muji masih ngeyel. 

"Oh itu, saya memang pernah protes ke suami saya soalnya, mana cukup uang belanja 20 ribu sehari, tapi saya maklum kok karena usaha suami sedang sepi jadi saya terpaksa ikut jualan". beber Mpok Markonah. 

" Ibu_ ibu setiap rumah tangga itu pasti ada unjiannya, baik itu terkadang dari mertua kadang anak, kadang juga dari Rezeki yang memang belum dilancarkan sama Allah SWT" ucap Bu Aisyah. 

"Oh gitu ya bu" Mpok Markonah menjawab sambil membereskan dagangan yang tidak tersentuh. 

"Iya, Mpok Markonah yang sabar, bahkan uang hasil kerja keras Mpok yang diberikan untuk nafkah keluarga itu  juga bisa dihitung sedekah karena yang wajib mencari dan memberikan nafkah itu adalah sang suami, semua ujian ini bertujuan agar kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT " Beber Bu Aisyah panjang lebar.

Semuanya hanya manggut_manggut. Bu Astri segera mengambil gamis yang diinginkannya. 

"Aku tetap yang ini aja deh, " Dia langsung membayar kontan gamisnya. 

Mpok Zenap sudah membungkus Skincare nya karena dia sudah bayar dulu an. 

"Ini catet dulu ya ".Bu Muji sudah pergi membawa satu buah Daster ukuran jumbo dan segera ngiprit pulang kerumah. 

Mpok Markonah segera mencatatnya bisa berabe kalau lupa, untung tidak seberapa . 

" Dan ada satu lagi ujiannya, " ucap bu Aisyah. 

"Lho apa itu bu? " Mpok Markonah bertanya. 

"Ujian bertetanggaa, upps ".

Kompak semua ibu_ibu disitu semua tertawa. Yah pasti semua sudah tahu yang dimaksud. 

Bersambung.... 






Tetangga gak boleh Julid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang