Ngomongin Pernikahan

0 0 0
                                    

TETANGGA GAK BOLEH JULID


Part 12


Bu Adi membersihkan meja dan juga mengumpulkan piring_piring kotor yang ada di meja. Dinda membantu menyapu rumah. Selesai acara tadi malam semua masih berantakan. 


Tadi malam memang ada keluarga seorang pemuda yang ingin berta'aruf sama Dinda. 


"Dinda tolong ya kue kuenya kamu masukin ke kardus nanti bagiin ke tetangga" ujar bu Adi. 


"Iya bu ".Dinda mengantarkan kue_kue dari tamu yang berkunjung tadi malam ke rumah tetangga_tetangga sekitar. 


***

Tepat pukul 4 para ibu sudah berkumpul di sebuah rumah apa lagi kalau bukan waktunya arisan . Memasuki rumah bu Aisyah yang nyaman bergaya minimalis dan juga bersih. Bu Aisyah memajang koleksi buku_bukunya di sebuahn almari kecil, ada juga sebuah etalase yang berisi kosmetik, jilbab, dan juga aneka madu dan suplemen kesehatan. 


Ada juga Almari kaca yang berisi beberapa gamis. Bu Aisyah memang tidak membuka toko dia hanya reseller yang menjualnya secara online. Stok barang yang ada dirumahnya hanya barang cancelan atau bonus dari penjualnya namanya pedagang online kadang memang harus merugi apabila barang dikembalikan oleh customer atau ukuran tidak pas mau gak mau bu Aisyah yang harus membayarnya dari suplier. 


Bu Aisyah menggelar beberapa karpet agar bisa menampung ibu_ibu yang hadir dalam arisan .


Seperti biasa  geng Bu Muji dan kawan kawan pasti sudah hadir. 

"Eh ibu_ibu tau nggak Dinda sudah menikah lo diam diam kemaren dia kasih jajan pasar ke rumah".Bu Muji mulai kompor. 


" Masak sih bu, kalau Dinda nikah kan pasti udah ngundang kita kita ya to buat bantu bantu". ucap Bu Murti. Padahal ngobrol sebentar tapi dua piring gorengan di depan mereka sudah tandas. 


"Siapa siapa apa pak Adi nikah lagi? " Mpok Zenap semakin memperkeruh suasana. 


"Ya sudah deh daripada simpang siur mari kita tanya bu Adi langsung gimana? usul bu Astri. 


Ya sudah deh kita tanya langsung bu Adi. Bu Astri menyenggol bu Adi agar mendekat ke arah mereka.


" Bu Adi, bu Adi memangnya benar ya Dinda sudah nikah? " Bu Muji nanya langsung karena udah terlalu kepo. 


"Oh belum bu, masih pencarian, tadi malam memang ada yang datang sama keluarganya, mau ta'aruf gitu istilahnya jadi ada seorang pemuda dan keluarganya datang".jelas bu Adi . 


" Lamaran gitu ya? "tanya bu Astri. 

" Oh belom belum sampai situ jadi InsyaAllah nanti semuanya saya serahkan ke Dinda biar dia Istikharah dulu. Lagian Dinda masih muda masih banyak waktu ucap bu Adi. 


"Maksudnya gimana sih bu belum paham? " Dasar mpok Zenap memang loading agak lama. 


"Silahkan ibu, ibu ini masih tehnya dan juga makanannya, monggo lo sambil nunggu ibu_ibu yang lain" Bu Aisyah datang lagi dengan satu nampan berisi teh dan beberapa piring jajanan lagi , maklum yang tadi hanya kelihatan piringnya bahkan sampek amblas se cabe cabenya. 


"Iya bu Aisyah gak udah repot_repot" 

ucap bu Muji yang langsung mencomot satu buah gorengan dan sebiji cabe. 


"Ngomong in apa nih ibu_ibu seru banget" tanya bu Astri. 


"Itu lo si Dinda katanya gak mau pacaran, terus dikira udah nikah kata ya belum, itu kata bu Adi tadi ada yang datang gitu apa istilah nya, " bu Muni menjelaskan. 


"Oh begitu memang dalam agama Islam tidak mengenal pacaran namun ada beberapa hal yang dilalui sebelum masuk ke jenjang pernikahan, yaitu jenjang ta'aruf disini  keduanya boleh melakukan pertemuan atau saling mengenal tapi harus sesuai syariat dan tidak boleh berkhalwat. Apabila sudah ta'aruf maka masing masing harus melakukan sholat istikharah apabila sudah mantap maka pihak laki laki akan mengkhitbah atau melamar calon istrinya. Dalam acara lamaran bisa juga kedua keluarga membicarakan tanggal pernikahan setelah itu baru ke jenjang pernikahan. Bu Aisyah menjelaskan panjang lebar. 

"Oh gitu ya bu" Bu Astri manggut manggut. 


"Wah selamat ya, Bu Adi bentar lagi punya mantu" ucap Bu Murti  sambil mencomot pisang goreng. 


"Iya doakan ya bu yang terbaik buat Dinda" ucap Bu Adi. Bu Adi celingak celinguk karena jajanan di piring yang diletakkan Bu Aisyah sudah raib. 


"Oh kalau gitu Maaf deh Bu Adi saya kira Dinda menikah diam diam".Bu Muji malu malu sambil berusaha menyembunyikan  tasnya yang menggembung. 


" Iya nggak papa kok Bu".ucap Bu Adi. Bu Adi lebih memilih menyeruput teh di depanya untung teh gak bisa dimasukkan ke dalam tas kalau nggak mungkin cuma bisa nelen ludah . 


Bersambung... 

Tetangga gak boleh Julid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang