Berbagi itu baik

0 0 0
                                    

TETANGGA GAK BOLEH JULID

Part 10

Bu Astri sedang melakukan aktifitas seperti biasanya. Memang biasa, biasa nyapu ngepel bersih bersih. Namanya ibu Rumah  tangga yang gak biasa tuh nyapunya sambil jungkir balik. 

"Assalamu'alaikum, Bu Astri, Bu Astri " Dia mendengar seseorang memanggilnya dari luar. 

"Wa'alaikum salam".Bu Astri segera meletakkan sapunya dan berlari ke depan. 

"Ada apa ya bu Muji pagi_pagi udah kesini? " Jawab Bu Astri. 

"Ehm anu bu, anu saya mau minta gula boleh, dikit aja rencana nya sih saya mau masak, mau bikin kolak sama mau buatin kopi buat Ayahnya anak_anak ".

Jawab bu Muji dengan gak tau malu memang dia nggak tau apa gula mahal semut aja ngirit, buktinya semut bawa gulanya satu_satu kalau semut boros pasti bawanya sekarung_sekarung.

" Ehm nggak papa masuk aja, aku ambilin dulu ya " Bu Astri yang nggak tegaan akhirnya kedalem mengambilkan gula. Siapa tahu dia bisa cepet_cepet pergi. 

Bu Muji masuk ke dalam rumah dia melihat_lihat rumah bu Astri tentu saja rumahnya rapi dan bersih. Bu Muji juga melihat foto foto Di dinding. 

"Ini bu gulanya ".Bu Astri menyerakan satu kantong kresek berisi gula. 

" Terima kasih ya Bu, Ini mah banyak banget".Bu Muji senyum senyum melihat beberapa plastik gula pasir di dalamnya. 

"Nggak papa kok bu sekalian sedekah pagi".ucap bu Astri mau melanjutkan pekerjaan nya. 

" Eh bu Astri kok dirumah aja, apa nggak mending Bu Astri kerja"ucap Bu Muji 

"Kenapa Bu,? " Tanya Bu Astri. 

" Oh itu ada foto wisuda kan sayang Bu ijazah nya " . kata Bu Muji emang gini nih kalau ngomong sama mulut yang gak pernah makan bangku sekolah. Ya iyalah bangku sekolah kan keras masak mau dimakan. 

"Oh katanya Bu Muji mau bikin kolak, sana saya juga mau masak nyiapin makanan buat anak_anak ". Usir Bu Astri halus. Bisa_bisa ntar Bu Muji gak cuma minta gula eh minta makan juga. Makan  ati. 

" Bh Astri kok ngusir saya sih? " Bu Muji malah sewot . 

Hedeh emang tetangga kurang se ons, Batin Bu Astri menahan jengkel tapi memang berurusan sama tetangga macam bu Muji harus ekstra sabar. 

"Ya sudah deh saya mau pulang dulu, Terima Kasih ya bu Astri". Ucap Bu Muji yang emang punya muka badak eh kurang tebel muka tembok. 

Kedatangan bu Muji seketika membuat mood Bu Astri hancur. Bukanya Bu Astri nggak mau sukses seperti teman temanya yang lain tapi suaminya memang melarang dia untuk bekerja agar bisa fokus mengurus rumah dan anak_anak.

"Assalamu'alaikum".

" Waalaikumsalam salam Bu Astri kembali ke depan. 

"Eh Bu Astri, ehm garam saya juga habis ternyata, boleh minta nggak? " Bu Muji muka badak balik lagi. 

"Ini ambil saja semua sama toples toplesnya" ucap bu Astri menyerahkan setoples plastik garam. 

"Eh bu Astri kok mukanya gitu sih kaya gak ikhlas, aku jadi nggak enak".Bu Muni pura pura malu malu padahal girang. 

" Iya ikhlas kok iklaassss bangeeett" ucap Bu Astri sambil memaksakan senyum.  

"Ya sudah Terima kasih lagi lo Bu Astri " ucap Bu Muji kemudian ngilang gitu aja kayak mantan yang pernah memberikan harapan tapi palsu. 

"Assalamu'alaikum".

" Waalaikum salam" By Astri jawabnya dengan jutek. Dia langsung ke depan membuka pintu dan melihat bu Aisyah disana. 

"Eh bu Aisyah, maaf bu saya kira siapa ".

Bu Astri memmpersilahkan Bu Aisyah masuk. 

" Ada apa ya bu".tanya bu Astri. 

Bu Astri melihat bu Aisyah membawa bungkusan.

"Oh ini bu pesanan kerudung nya " Bu Aisyah mengeluarkan kerudung warna paech pesanan bu Astri. 

"Wah iya ini buat dipaduin sama gamis yang aku beli kemarin" Bu Astri membukanya dan langsung memakainya. 

"Wah subhanallah cantik benget lo bu Astri".puji bu Aisyah. 

" Bu Aisyah enak ya bisa jualan, bisa juga ngajar mengaji bisa kemana_mana saya iri bu dengan teman_teman saya yang sudah sukses sudah punya karir, lha kayak saya cuma dirumah ngurus suami anak_anak pekerjaanya itu saja kayak nggak ada habisnya saya kadang juga pengen seperti wanita karir lainya bisa dandan bisa beli apa aja pakai duit sendiri ".Bu Astri sendu. 

" Astagfirullah hal adzim bu sebagai muslimah kita harus menyingkirkan perasaan perasaan iri di hati kita itu adalah salah satu tipu daya syetan. Bu kita harus mempertebal iman kita. Iri itu akan berdampak buruk. Kita harus selalu bersyukur bu punya suami yang baik dan bisa mencukupi semua kebutuhan kita dan juga kita sekali kali harus memandang orang yang di bawah kita, mungkin banyak diluar sana masih banyak yang kekurangan " ujar bu Aisyah panjang lebar . 

"Astaghfirullah, iya bu saya lebih punya banyak waktu untuk anak dan suami saya ". Bu Astri kembali berseri. 

" Iya wanita yang diluar sana juga hebat untuk itu kita juga harus mendoakan agar orang lain juga mendapat nikmat kebaikan ".tutup bu Aisyah. 

" Asalamualaikum, Bu Astri " Ada seseorang yang memanggil bu Astri. 

"Bentar ya bu ".Bu Astri meninggalkan bu Aisyah. 

Bu Astri ke depan dan mendapati bu Muji disana. 

" Bu Astri, ini lo saya bawakan kolak semoga semua suka ya ".Bu Muji menyerahkan satu mangkok kolak ke bu Astri. 

" Terima kasih ya bu Muji, ".Bu Astri menerima nya. 

" Iya kan tadi gulannya juga dari bu Astri. "  By Muji meninggal kan bu Astri. 

Bu Astri masih mematung melihat satu mangkok kecil kolak . Ada beberapa potongan pisang dan sedikit kacang ijo disana. Jangankan untuk sekeluarga dimakan bu Astri aja masih kurang. 

Bu Astri ngelus dada, ah iya harus mendoakan yang baik. 

Bersambung.... 

Tetangga gak boleh Julid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang