CHAPTER 30

4.7K 392 11
                                    

"Shit!"

Zelena terus berlari mengejar orang itu tanpa tau dimana dirinya sekarang. Ia hanya mengikuti insting dan langkah kakinya yang gencar untuk menangkap orang mencurigakan tersebut. Kali ini Zelena tak ingin tinggal diam, harus bertindak sebelum semua diluar kendali.

Tanpa sadar kakinya membawa ke sebuah gedung tua yang tak berpenghuni, sejenak Zelena bimbang, apakah orang tadi masuk ke sana, selang beberapa menit ia mendapat jawaban setelah mendengar suara seperti barang terjatuh cukup keras.

Keputusannya sudah bulat, tidak mungkin kan ia kembali padahal sudah berlari jauh.

"Gedung ini apa ada penghuninya?"

Zelena masuk ke gedung itu, gelap, kotor, berdebu, dan tentunya bau. Sekelilingnya tampak gelap, ia hanya mengandalkan cahaya dari handphone. Gadis itu yakin betul orang tadi masuk kesini, tapi kearah mana?

Tak lama suara beberapa langkah kaki berjalan mendekat, mau tak mau Zelena harus bersembunyi dibalik tumpukan kursi dan meja tak terpakai.

"Dimana dia?" tanya salah satu dari mereka. Sulit untuk mengenali karena memakai masker. Zelena hanya tahu orang yang barusan bertanya itu berkepala plontos.

"Mana gue tahu," jawab teman disebelahnya sarkas. Rambutnya kribo terkesan memiliki aksen kebarat-baratan.

"Lo yakin 'kan dia bakal datang malam ini?"

"Yakin lah! Kalau enggak bisa habis kita ditangan bos."

"Merepotkan!"

Zelena mengendap-endap mengikuti dua orang itu, sejauh ini mereka tak merasa ada kehadiran dirinya, ia harus tahu siapa yang akan ditemui dua pria itu, bisa saja orang yang memata-matainya tadi.

"Kayaknya tu orang belum datang."

"Kata bos sepuluh menit lagi dia sampai."

"Kita ambil uangnya sedikit mungkin bos gak bakal curiga haha...."

"Silahkan kalau lo mau, tapi konsekuensi lo yang tanggung sendiri."

"Bangsa*! Gue belum mau mati sekarang asu!"

"Ya udh sono masuk, gue jaga depan."

"Sial!" Zelena berdecak, kalau begini ceritanya ia hanya bisa mengawasi dari kejauhan. Kenapa tidak masuk dua-duanya saja!?

Tuk

Tuk

Langkah kaki di sepanjang lorong gelap terdengar lagi mulai mendekat, Zelena menduga orang itu yang sedari tadi mereka perbincangkan dan benar dia memang berjalan ke arah dua orang pria tadi.

"Sorry gue lama."

Zelena sempat tertegun kala orang itu berbicara, dia ternyata wanita!

"Oh lo cewek? Bisa nih main-main bentar," jawab pria yang berjaga di depan tadi.

"Gue gak punya waktu! Cepet tunjukin jalannya."

Entah mengapa Zelena tak asing dari suara dan postur tubuh cewek tersebut. Ia mulai berfikir dan menolak keras bahwa cewek itu bukan sesuai tebakannya.

"Beruntung lo cewek, kalau cowok udah habis lo di tangan kami."

Cewek itu tak menyahut, memilih abai dan masuk ke dalam ruangan tempat barang-barang tak terpakai.

"Bos kalian mana?"

"Gak usah banyak tanya! Mana uangnya!?"

"Gue tanya dulu, mana bos kalian?" Cewek itu tetap bersikeras tak mau kalah.

Welcome to Antagonist! [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang