Benar saja bahwa mereka langsung melakukan penerbangan menuju Medan. Begitu sampai di bandara Kualanamu, keduanya langsung dijemput dengan mobil mewah, sebenarnya sudah lumrah, tapi cukup mengejutkan untuk Mentari mengingat sebelumnya Langit ngekos di tempat yang sebenarnya biasa saja. Mobil juga yang Langit pakai selama ini pemberian dari papa Mentari. Langit menjalani hari sangat biasa saja, Mentari malah berekspektasi bahwa setelah dari bandara mereka akan naik taksi, setelah itu naik bus menuju ke kampung.
"Jadi nggak bakal ke kampung."
"Kenapa?" tanya Mentari.
"Karena Bunda mutusin buat tinggal di sini, di Medan."
Mentari membuang pandang ke luar jendela, sama seperti kota besar pada umumnya di Indonesia, kalau lampu merah pasti macat. Bahkan saat sudah sejauh ini, saat Mentari bahkan tidak punya apa pun yang harus dirahasiakan dari Langit, Langit masih menjadi sosok yang misterius, dia masih tidak tahu apa yang ada di balik sosok Langit sebenarnya. Keluarga Langit kaya itu sudah pasti karena Langit kuliah di Universitas swasta dengan jurusan kedokteran, mungkin itu adalah jurusan dengan biaya tertinggi saat ini, mungkin Mentari juga tidak tahu sebenarnya.
Mentari menoleh ke arah Langit, dia kira dia hanya menikah dengan seorang remaja putra baru beranjak dewasa yang selengekan, ternyata tidak begitu, karena kalau Langit adalah orang biasa, sangat tidak mungkin sekarang mereka naik alphard.
Keduanya diantar ke sebuah hotel, iya hotel bukan rumah. Mentari kembali menoleh ke arah Langit, Langit tidak bilang kalau mereka akan di hotel dulu.
"Kita mau nikah lusa, di sini."
Mentari benar-benar menganga mendengar itu, maksudnya?
"Orang tua aku katanya mau bikin resepsi, di ballroom hotel ini."
Mentari menelan ludahnya dengan susah payah. Hotel ini juga tidak kalah mewah, meski Mentari tidak terlahir dari keluarga yang sangat kaya, tapi untuk tempat-tempat seperti ini ya dia pernah.
"Kamu nggak lagi bercanda kan Bang?" tanya Mentari, masa iya seorang Langit yang kelihatannya sangat gembel itu sekaya ini?
Langit bukan tidak tahu apa yang menjadi kebingungan Mentari, tapi dia masih enggan menjelaskan apa pun. Biarlah Mentari melihat sendiri apa yang bisa dia lihat, Langit akan terus berjuang dengan tangannya sendiri dan membuktikan pada Mentari bahwa dia akan bekerja keras.
Langit keluar duluan kemudian membukakan pintu untuk Mentari setelah itu mengulurkan tangannya, Mentari menyambut uluran tangan tersebut. Tanpa ragu Langit menggenggam tangan Mentari berjalan di lobby, setelah mendapatkan kunci kamar, dia langsung membawa Mentari naik lift, soal koper mereka supir yang mengurus.
Mentari masih bingung, masih butuh banyak penjelasan dan masih tidak mengerti. Dia kira setelah sejauh ini mereka akan saling mengerti, ternyata tidak, dia masih tidak tahu siapa Langit sebenarnya. Ya beberapa keluarga mereka memang kaya, apalagi opung Mentari, beliau saat masih hidup sering pindah-pindah, Jakarta dan kampung halaman.
***
Dari semua yang dia dapatkan di sana sebenarnya Mentari butuh penjelasan dari Langit, siapa sebenarnya Langit yang sebenarnya? Pria itu sudah tidur sejak mereka sampai di hotel hingga malam ini, kelihatannya kelelahan karena memang mereka melakukan perjalanan yang lumayan panjang. Mentari menatap wajah suaminya itu lamat-lamat, sebegitu misteriusnya sampai semua hal tidak tertebak seperti ini?
Mentari menghela napasnya, perlahan dia semakin mengerti bahwa sebuah hubungan adalah soal memahami seseorang, tapi sekuat apa pun dia berusaha memahami seorang Langit, tetap selalu ada hal baru dalam diri seorang Langit yang tidak dia mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentarinya Langit
Romance~Young Adult *** Bagaimana jika kedua orang tuamu menghadiri pernikahan sepupumu, tapi tiba-tiba kamu yang hadir secara virtual dinikahkan juga? Itulah yang dialami Mentari. Ketika orang tuanya sampai di rumah mereka sudah membawa menantu yang nota...