Keluarga Birawa [Part 9] ✔️

26.9K 2.2K 15
                                    

Seseorang menyesap kopi yang ada di tangannya dengan perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang menyesap kopi yang ada di tangannya dengan perlahan. Ia memejamkan matanya dan mencoba meresapi rasa kopi dan aromanya, agar ia bisa menemukan cara baru yang lebih bagus.

Dengan perlahan ia membuka kelopak matanya dan melirik muda-mudi yang secara bergantian keluar masuk kafe. Huft! Sepertinya tidak ada yang menarik di tempat ini.

Baru saja ia ingin mengambil ponselnya, seorang wanita yang baru saja memasuki kafe menarik perhatiannya. Ia tersenyum miring. Akh! Tidak sia-sia ia minum kopi, ia seketika mendapatkan sebuah ide yang cukup cemerlang.

Dengan cepat ia mengambil handphonenya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia harus menemui wanita itu secepatnya.

Pergerakannya terus saja di pantau oleh orang yang berada di ujung kafe. Ia tersenyum miring di balik buku menu yang sengaja ia jadikan wadah agar orang-orang tidak bisa melihat dirinya.

"Menarik."

💸💸💸

"Pa, Ma, kita main itu yok!" tunjuk Levitra ke arah sebuah permainan yang memacu adrenalin, di mana orang-orang berteriak kencang di atas sana. Malam ini keluarga mereka memang menghabiskan waktu untuk bersama.

"Mama sama Papa udah cukup berumur Lev, mana kuat mereka main kora-kora," sindir Arsya dan tentunya mendapatkan geplakan kasar di bahunya.

Siapa lagi yang melakukannya kalau bukan sang Mama. "Gimana kalau kita taruhan? Kita atau kalian yang bakalan teriak-teriak di sana," usul Anjani dan di balas anggukan setuju oleh Kenzie.

"Kalau kalian menang papa traktir makan malam kali ini di restoran pilihan kalian, kalau kalian kalah kalian yang traktir kami di restoran pilihan kami. Gimana?" sambung Kenzie.

Arsya dan Levitra seketika saling pandang. "Oke. Siapa takut," ucap mereka kompak.

💸💸💸

Permainan Kora-Kora dimulai dengan tempo kecepatan lambat.

"Ingat Abang jangan teriak! Lev masih sayang sama duit," ucap Levitra ke arah Arsya yang duduk di sebelahnya.

"Heh, curut! Seharusnya Abang yang bilang gitu!" tekan Arsya. Tidak berselang lama Kora-Kora yang mereka naiki semakin cepat melaju maju dan mundur.

Levitra dan Arsya kompak memegang besi pengaman yang ada di bagian atas paha mereka. Mereka mengusahakan agar mulut mereka tidak mengeluarkan teriakan ketika laju kora-kora semakin menggila. Karena, hampir semua pengunjung berteriak histeris, jangan sampai teriakan para pengunjung menular ke mereka.

Sedangkan Anjani dan Kenzie tampak diam dan menikmati wahana itu. Huh! Padahal dulu mereka berdua sudah sering menaiki wahana ini, jadi ini semua tidak ada apa-apanya bagi mereka.

"Abang! Dosa Lev masih banyak. Kalau Lev kebawa arus angin gimana!" Akhirnya suara gadis itu keluar juga setelah sekian lama. Tampak sepasang suami istri itu tersenyum penuh kemenangan.

Keluarga Birawa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang