Keluarga Birawa [Part 46]✔️

5.7K 669 54
                                    

Maaf, sedikit telat up-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf, sedikit telat up-nya.

Hp Buna kemaren koma di awal lebaran, sempat dirawat inap ke rumah sakit. Hanya saja takdir berkata lain, nyawanya sudah tidak tertolong. Inalillahi.

Jadi sekarang baru sempat buat ngetik dan update cerita.

Bdw Buna hari ini ultah, enggak ada yang mau ngucapin?

Siapa tau besok bisa up karena ucapan dari kalian hehe

***

"Arkhhh!"

Suara teriakan seorang pria terdengar pilu di sebuah ruangan, di mana di dalamnya berisi banyak sekali orang yang menyaksikan kejadian tersebut tanpa ada yang bisa menolong.

Seorang gadis yang baru saja tiba di ruangan menghembuskan ujung pistol yang ada di tangannya dengan sangat santai. Dialah dalang dari penembakan itu.

Niat hati Devan ingin melayangkan sebuah peluru ke arah Levitra agar gadis itu lenyap, untungnya seorang gadis datang tepat waktu. Sebelum peluru Devan melayang, peluru yang ada di pistol gadis itulah yang keluar duluan. Bukannya Levitra, malah Devan lah yang kini terluka.

"Tembakan yang bagus putriku," puji Dasya kala melihat sosok Yasmin berdiri di depan pintu. Ya! Ia lah yang memberitahu tentang hal ini ke Yasmin saat ia akan menuju ke tempat di mana Levitra di tahan.

Yasmin tersenyum tipis kala mendengar pujian dari Dasya. Ini pertama kalinya ia mendengar Dasya memanggilnya dengan sebutan putriku. Entah kenapa ada perasaan bahagia yang tidak bisa ia ungkapkan. "Terimakasih," ucap Yasmin tulus.

Dasya menggangguk kecil, darimana ia tau keberadaan Levitra? Tadi sewaktu Levitra memberitahunya jika gadis itu bersama orang asing. Ia sudah paham jika itu merupakan kode. Makanya ia dengan cepat melacak ponsel yang digunakan oleh Levitra untuk menelponnya.

Levitra yang melihat bagaimana Yasmin melumpuhkan lengan Devan lantas bertepuk tangan heboh.

"Kak Yasmin," sapanya dengan lambaian tangan. "Mana abang?"

Yasmin  sedikit menoleh kemudian tersenyum tipis. "Paling lagi sedih terus nyari-nyari kayak orang kurang waras," jawabnya santai.

"Pacar lo itu," ketus Dasya saat melihat jawaban Yasmin yang terdengar santai.

Yasmin yang baru saja ingin meletakkan bokongnya di atas tumpukan box kayu seketika menatap Dasya kesal. "Pacar-pacar gue,  bukan pacar lo."

Yah! Padahal mereka baru saja akur beberapa detik yang lalu. Memang sulit untuk melihat mereka akur dalam waktu yang lama.

Keluarga Birawa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang