Keluarga Birawa [Part 12] ✔️

15.3K 1.8K 95
                                    

Ya, ya, dia ingat sekarang siapa sosok anak kecil yang ada di hadapannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, ya, dia ingat sekarang siapa sosok anak kecil yang ada di hadapannya saat ini. Aha, ia seketika memiliki sebuah ide yang cemerlang.

"Anak mama yang paling ganteng, jadi gini, mama kan capek-capek datang dari benua Antartika sana agar dapat tanda tangan papa kamu, tapi papa kamu enggak mau tanda tangan," eluh Levitra.

Rendra seketika menatap Reynald dengan mata yang disipitkan. "Kenapa gitu, Pa? Kasian mama capek-capek ke sini."

"Iya, mana mama enggak di suruh duduk, enggak dikasih minum dan makan," ungkap Levitra dengan nada sedihnya. Ia memudurkan tubuhnya dan berniat bersandar di diding yang ada di belakangnya.

Namun, siapa sangka ia salah perkiraan. Dinding itu masih cukup jauh dari jangkauannya. Alhasil ia terjatuh kebelakang.

Bruk!

Levitra menggerang pelan kala bokongnya terhempas ke lantai dengan astethic. Ia memegang ujung lemari yang cukup rendah yang berada di sisi kanannya guna menetralisir rasa sakit yang hinggap di bokongnya.

Sempat ngelek beberapa saat, Bapak dan anak itu segera berlari menuju Levitra dan menolong gadis itu.

"Ayo, kita ke rumah sakit," ajak Reynald, ia meraih tangan milik Levitra dan meletakkannya di bahunya. Agar ia bisa membopong gadis itu.

Levitra menggelengkan kepalanya pelan. "Mending, Om tanda tangan dulu," ucapnya dengan mata yang terpejam menahan nyeri.

Reynald menatap Levitra dengan binggung, masih sempat-sempatnya gadis itu memikirkan kerja sama itu di saat-saat seperti ini.

"Baik, tapi kita ke dokter dulu."

"Iya, nanti yang cek cewe kan, Om? Lev malu soalnya."

"Iya."

💸💸💸

Tidak ada luka serius yang di alami oleh Levitra. Ia hanya di beri beberapa obat guna mengurangi nyeri yang ada di bokongnya.

"Mama udah enggak papa?" tanya Rendra saat melihat Levitra masih memejamkan matanya.

Gadis itu membuka matanya dengan perlahan dan menoleh ke arah Rendra. Ia kemudian menggangguk kecil. "Panggil kakak aja, deh, cil. Serasa tua Lev."

Rendra menggagguk menyetujui. "Lendla pikil juga gitu. Soalnya kakak enggak cocok jadi mama lendla."

"Kok gitu?"

"Papa udah tua soalnya," ucapnya dengan polos.

Levitra menutup mulutnya agar ia tidak tertawa ketika mendengar ucapan itu keluar dari mulut Rendra. Bisa-bisanya ada anak yang menistai papanya sendiri.

Sepertinya Levitra tidak memiliki kaca di rumahnya. Apakah ia tidak melihat sifatnya itu bagaimana?

"Papa masih kelihatan muda, ya," tegur Reynald. Ia tidak terima di katakan tua oleh anaknya.

Keluarga Birawa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang