Jungkook sudah memeriksa waktu berulang kali di ponselnya, namun tak ada tanda-tanda dia akan beranjak bangun dari ranjang. Lebih dari apapun Jungkook merasa tidak tahu diri, sudah bertamu, meminta makan, sedang menumpang tidur. Dengan konyolnya hingga pukul delapan pagi dia masih bermalas-malasan di kamar taehyung.
Bukan apa-apa, Jungkook hanya merasa tak ada muka, rasanya malu luar biasa. Meskipun begitu, Jungkook tetap mempertahankan keputusan nya untuk tetap berdiam diri lebih lama di kamar ini. Semalam, Jungkook menyesali keputusannya untuk mengikuti taehyung ke apartemennya. Namun, daripada hanya menyulitkan diri sendiri dengan bolak balik dan bingung harus menginap dimana maka Jungkook memutuskan untuk tetap bertahan diapertemen taehyung.
"Jungkook, udah bangun?"
Jungkook buru-buru menenggelamkan kepalanya pada tumpukan bantal. Suara taehyung dari luar kamar membuat Jungkook ketar ketir. Sungguh, tindakannya ini seperti bocah saja.
"Jungkook? Serius, kamu masih tidur?"
"Hm..."
Jungkook terpaksa menjawab pelan. Berpura-pura kalau dia baru saja bangun tidur. Meskipun taehyung tidak bisa melihatnya langsung namun Jungkook tetap harus menjiwai perannya saat ini.
"Udah bangun?"
"He'em"
"Oke, kalau kamu mau lanjut tidur, gapapa. Tapi jangan lupa sarapan,ya."
"Hmm.."
"Aku berangkat sekarang,aku sudah telat."
"Hm... hati-hati"
Bola mata Jungkook seketika membulat, sebenarnya dia refleks mengatakan hati-hati. Namun, rasanya tetap saja malu, apalagi dia tidak sengaja mendengar suara taehyung terkekeh pelan, bisa-bisa lelaki itu besar kepala.
Untuk perhatian taehyung itu Jungkook merasa tidak berhak menerimanya. Kebaikan taehyung yang bersedia menerimanya menginap saja dia sudah sangat bersyukur. Apalagi semalam taehyung benar-benar menjalankan janjinya. Begitu sampai diapertemen, taehyung langsung menanyakan apakah Jungkook butuh ditemani atau tidak. Karena kalau tidak, taehyung akan tidur dirumah orang tuanya daripada membuat Jungkook merasa tidak nyaman. Dan, dengan polosnya Jungkook mengatakan tidak keberatan kalau taehyung mau menemaninya. Bukan, lebih tepatnya Jungkook kurang sopan membiarkan taehyung meninggalkan tempat tinggal nya sendiri. Dan, sejujurnya Jungkook merasa takut sendirian ditempat yang menurutnya asing.
"Bisa gila...." Gumam Jungkook
Sebaiknya Jungkook bergegas pergi dari apartemen taehyung. Rencananya dia akan pulang sebentar kerumah yoongi, barulah dia menuju rumah sakit. Sebenarnya Jungkook memiliki banyak waktu luang, karena dia bertugas di siang nanti.
Jungkook bukan tipe orang yang harus mandi dengan waktu yang lama. Mengingat kondisinya saat ini, mandi secukupnya pun jadi. Selesai dengan mandi, Jungkook menuju dapur. Ya, tujuannya adalah untuk sarapan.
"Kasian, dia udah repot-repot siapin sarapan. Sebagai tanda Terimakasih aku akan makan sarapan buatan dia."
Untuk sarapan pun Jungkook tergolong cepat. Dia memang buru-buru menyelesaikan sarapannya. Secepat mungkin dia harus meninggalkan apartemen taehyung. Setelah mencuci piring dan merapikan meja makan, Jungkook menyambar tasnya yang dia letakkan di sofa ruang tamu. Namun, gerakan tangannya terhenti. Saat melihat beberapa pigura berukuran sedang yang tersusun rapih di meja.
"Ganteng." Ungkapnya
Jungkook melihat banyak sekali Poto taehyung dengan seorang bayi. Di Poto itu terlihat jelas taehyung sangat gembira ketika dia memangku, bermain, dan tertidur dengan bayi yang berjenis kelamin laki-laki tersebut. Menurut Jungkook, taehyung sudah sangat cocok menjadi seorang ayah. Ketika asik memandang Poto-poto taehyung dan keponakannya, ponsel Jungkook bergetar dan panggilan masuk dari berasal dari yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My love
FanfictionPastikan dulu usia anda cukup.👉 Selama tiga tahun tak pernah bertemu, taehyung akui mantan kekasihnya telah berubah menjadi lelaki manis, cantik dan mempesona. Dulu hanya sebuah senyuman berhasil memperdaya taehyung, namun sekarang mendengar namany...